Hampir dua minggu setelah Lis mendapatkan terapi yang pertama. Lagi2 di hari
jumat, jam 11:30 saat aku baru sampai di ruko si Mbah dan membantunya
membersihkan ruangan yang baru digunakan Mbah untuk menerima pasien langganannya.
Aku terkejut waktu melihat CCTV ternyata Lis datang! Singkat cerita setelah Lis
berada di dalam ruangan terapi aku pun keluar dan melihat ke CCTV apa yang
dilakukan Mbah pada Lis. Mbah membuka kimono Lis dan mulai memijat2 bagian kaki
betis dan paha Lis. Aku tak tau apa yang dibicarakan mereka karena hanya
terdengar sayup2 dari luar ruangan. Kalau aku nguping, aku gak bisa liat di tv.
Aku tak sabar menunggu Si Mbah membuka celdam Lis. Ternyata Mbah malam membuka
pengait BHnya terlebih dahulu sambil terus memijat Lis. Nampak Lis agak kaget
dengan perlakuan Mbah. Selesai memijat pada saat Mbah mempersiapkan jarum
akupunkturnya Lis berusaha mengenakan kembali BHnya. Mbah membiarkan saja Lis
melakukan itu.
Ahhhh Lis sepertinya jauh lebih baik dibandingkan dengan aku dan Regy batinku.
Pada saat Mbah menancapkan jarum akupunkturnya, dengan tenang Mbah memelorotkan
celdam Lis dan memasang jarum di pantatnya. Sementara celana Lis menggantung dip
aha. Hmmm sama saja cara si Mbah ini. Begitu juga pada saat menancapkan jarum
dipunggung Lis, Mbah pun membuka BH Lis dengan tenang juga. Tapi jika
dibandingkan dengan yang dilakukannya dengan aku kenapa Mbah tidak mencoba
merangsang Lis dengan sedikit meraba nakal di selangkangannya atau pura2 tidak
sengaja menyenggolkan penis dibalik sarungnya ke kepala Lis saat memijatnya dari
arah atas? Mbah lupa mungkin. Atau dia mendapat tanda seolah2 Lis tidak bisa
digauli. Aku gemas dan agak kecewa.
Ketika si Mbah keluar, sambil berbisik aku bertanya ?bagaimana susah ya?? Mbah
mengangguk dan sedikit cuwek. Ahhh apa dia tidak berselera lagi dengan Lis? Gak
tau kenapa aku penasaran sekali dengan Lis, terutama setelah kejadian dia
membeberkan aku yang quicky di mobil. Dan keanehan dia yang tidak pernah datang2
lagi setelah terapi pertama. Berbeda dengan Regy, yang sekarang akrab dengan aku.
Kami jadi sering bertukar cerita dengannya. Aku yang rajin datang pagi ke Si
Mbah, sedangkan dia datang siang setelah mengantrakan anaknya pulang. Hanya saja
yang aku tau perbedaan antara aku dan Regy, dia memang dibawah pengaruh sesuatu
yang si Mbah tanamkan. Ada beberapa pantangan makanan yang tidak boleh Regy
makan dan minum. Sedangkan aku tidak, tapi karena aku diet, aku jarang sekali
makan banyak. Dan yang lebih menggembirakan aku memang tubuhku sekarang lebih
berbentuk. Dadaku lebih kencang, pahaku walaupun belum mengecil dengan
significan tapi lebih kencang. Dan mukaku juga jauh lebih bersih. Wajah Regy
yang memang beramsalah dengan jerawat juga jauh lebih bersih. Mungkin karena
sekarang kami sering facial ala si Mbah yang senang sekali menyemprotkan
spermanya di wajah kami.
Aku sibuk dengan pikiranku walaupun seperti biasa Mbah sudah mulai melakukan
serangannya di kamar yang jauh berseberangan dengan kamar Lis. Aku tidak pernah
di kamar ini sebelumnya. Ketika Mbah mulai menghentakkan penisnya baru semua
pikiranku buyar. Mbah membuka kakiku lebar2 dan mengganjal pantatku dengan
bantal. Aduh luar biasa rasanya. Aku menahan semua eranganku dank arena sempat
sibuk dengan pikiranku aku jadi tidak terlalu enjoy. Namun tetap saja akunya
orgasme walaupun si Mbah tau aku kurang bersemangat. Si Mbah mengambil gelas air
minum, sambil berdiri disamping tempat tidur dia memintaku melakukan blow job.
Aku menurutinya dan tidak seperti biasanya 15 menit berlalu Mbah sudah klimaks.
Dan kali ini si Mbah sedikit menuangkan spermanya ke gelas yang tadi diminumnya.
Gelas yang sudah kosong itu kini sedikit terisi sperma. Aku pikir buat apa, tapi
ketika si Mbah member sedikit sirup jeruk, air, dan es aku sedikit menebak bahwa
itu akan diberikan ke Lis. Dan benar saja, setelah berpakaian si Mbah membawa
masuk gelas itu dan melalui CCTV aku melihat Lis yang sudah dicopoti jarum
dipunggungnya meminum sirup jeruk itu. Ha ha ha, Lis lo ga tau aja apa yang
masuk ke mulut lo batinku.
Sambil menonton CCTV dari ruangan Lis, pikiranku melayang pada apa yang sudah
terjadi padaku. Apa memang ya aku cewek keagtelan ya? Apa karena aktivitas sexku
biasa2 saja dengan suamiku. Kenapa aku berbeda dengan Lis, Regy, dan Priska yang
harus diguna2 dulu oleh si Mbah supaya bisa digaulinya? Aku juga berpikir. Si
Mbah dengan cara ini pasti memiliki pasien yang cukup banyak yang kembali lagi
padanya bukan saja untuk terapi tapi juga untuk melakukan plus plusnya. Memang
kasian juga si Mbah. Pasiennya belum terlalu banyak. Dari aku Regy paling dia
sebulan mendapat 2juta. Untung aku gratis. Kalau ada 10 orang seperti Regy pasti
dia dapat 20 jutaan, pasti belum cukup dengan seluruh biaya2 ini. Mungkin dari
pasien2 tidak tetap lainnya, kalau sekali datang 150 ribu???? ahh aku malas
berhitung.
Lagi-lagi aku kecewa dengan perkembangan yang ada di kamar Lis, setelah
menancapkan jarum dip aha, perut, Mbah tidak membuka BH Lis. Yah pasti buat apa
toh Lis tidak ada complain dengan dadanya. Hmmm tapi Mbah cukup berani membuka
celana Lis dan menancapkan jarum disekitar selangkangannya yang sedikit
ditumbuhi rambut itu. Tapi reaksi Lis biasa2 saja. Dan Mbahpun keluar ruangan.
Argh??.
Mbah kembali mengajakku ke ruangan pojok. Sesampainya di dalam kamar itu Mbah
bertanya, ?kok kamu kaya yang kecewa??. ?Yah aku pikir, Lis mau mbah, kalau Lis
gak mau, besok2 aku gak gratis lagi dong ke sininya? Memang ajiannya Mbah sudah
gak ada ya di badan Lis?. ?Adak ok, aku tau ada. Sapa bilang dia gak bisa?? Mbah
melanjutkan penjelasannya yang kira2 menurut dia mungkin Lis sudah memiliki PIL,
sehingga keinginan bersenggamanya dilampiaskan ke PILnya. Semua yang bisa Mbah
pake, adalah wanita2 yang kehidupan sexnya biasa saja begitu penjelasannya. Dan
atau perempuan2 yang belum menikah entah perawan atau tidak tapi harus yang
sudah pernah melihat asli penis, bukan melalui video atau gambar. Di luar itu
tidak. Mbah menjelaskan, pasien langganannya tadi yang juga cukup cantik yang
keturunan India walaupun cukup lama menjadi pasiennya sama sekali tidak bisa
dipengaruhi oleh Mbah. Tapi perbedaannya dengan Lis, Mbah tau Lis dengan
suaminya biasa2 saja, jadi pasti ada PIL. Aku bertanya bagaimana dengan Priska?
Priska menurut Mbah, sangat mudah dia pengaruhi karena pastinya dia waktu
pacaran sering memegang penis pacarnya, buktinya Priska sudah pandai melakukan
blow job, walaupun menurut Mbah, keperawanan Priska Mbah yang merenggutnya.
Debby teman Priska menurut Mbah sudah tidak perawan. Dalam kesempatan itu aku
mengaku pada Mbah bahwa aku sudah terlambat mens 3 minggu. Mbah tidak kaget, dia
menciumiku, dan menyuruhku untuk tidak menggugurkannya. Bahkan kalau aku mau,
aku dimintanya untuk cerai saja dari suamiku, dan hidup dengannya. Tapi aku
harus mengerti bahwa dia bisa bermain sex dengan siapa saja termasuk dengan
Priska. Mbah mengatakan bahwa sebetulnya Priska sudah pernah mengajaknya menikah,
tapi Mbah menolaknya. Dia bilang sudah gak perlu lagi cinta, Mbah cukup senang
dengan kondisinya sekarang. Mbah bilang kalau dengan aku dia juga nggak mau
formil dalam lembaga pernikahan hidup bersama saja katanya. Aku gak peduli
dengan kata2 si Mbah, aku cukup puas si Mbah tidak memintaku untuk menggugurkan
kandunganku.
Ketika Mbah keluar kamar aku pun bersiap2 ingin melihat aksinya kepada Lis.
Bener2 bisa apa nggak ya? Di layar TV aku melihat Mbah mulai membuka jarum dip
aha Lis, perut, dan ketika sudah mencabut jarum di daerah segi tiga Lis, tiba2
tangan si Mbah langsung masuk ke selangkangan Lis. Nampak Lis kaget dan
berteriak. Namun Mbah diam saja bahkan tangan satunya langsung menelusup ke dada
Lis mempermainkan salah satu susunya. Lis sempat berteriak jangan, namun waktu
jari si Mbah menekan lebih dalam Lis yang tadinya tangannya mencoba menarik
tangan si Mbah keluar dari selangkangannya menjadi meregang dan sambil mengerang2.
Ini adalah cerita terakhir dengan si Mbah, yang terjadi antara Mbah dan Lis
benar2 diluar dugaan. Walau awalnya berjalan baik2 saja saat Mbah bisa menggauli
Lis, dan Lis mengikutinya dengan suka rela. Aku sudah tidak mengikuti lagi di
layar CCTV apa yg terjadi karena aku pikir tak jauh beda dengan yang terjadi
padaku dan Regy. Sambil membaca majalah aku mendengarkan erangan2 Lis serta
teriakan2 kecilnya. Namun tiba2 aku dikagetkan oleh lolongan panjang Lis.
Lolongan itu tidak berhenti2.
Maaf aku tidak bisa menceritakannya, yg jelas Mbah mencoba melakukan anal sex
pada Lis. Untung aku sempat menolongnya. Dan begitulah akhirnya, tak ada lagi
hubungan kami dengan si Mbah.
Kamis, 19 April 2012
Dengan Si Mbah (3)
"Gila loe, quicky dimana kemaren?" Aku cuma mesam mesem aja menanggapi seruan
Lis. Sementara teman2 yg lain bersorak menanggapi kata2 Lis. "Kok lu tau Lis?"
Ruth bertanya penasaran. "Woooy udaaah..." Aku coba memotong pembicaraan, "ah ya
tau lah, underware di mana2 sama mulutnya masih cemot!" Gila! Aku malu abis,
pembicaraanpun meluncur dari yang menjurus sampe bener2 jorok. Ahh tiba2 aku
berpikir, tunggu aja kalau mulutmu yang kebobolan, aku gak jadi marah, malah
menimpali semua omongan yg sudah benar2 jorok itu. Akhirnya setelah bel sekolah
berbunyi dan sebagian ibu2 berangkat pergi, akupun beranjak hendak pulang, Lis
menghampiriku, "Mil, anterin ke situ dong akupunktur"
"Aku pikir lo ga mau Lis"
"Mau cuma gw malu kalau ketauan, nih perut gw besar". Oh pantesan dia selalu pk
baju longgar selama ini. Lis tidak terlalu tinggi, hanya 160 cm. Rambutnya
panjang dibawah bahu, berkaca mata tipis, putih mirip cina. Sebetulnya dia biasa
saja, cuma bibirnya agak sensual, dan wajahnya cukup manis. Badan biasa dan
memang benar si mbah dadanya gak terlalu besar. Sepertinya 32A saja. Tapi
pantatnya memang bohai, walaupun itu tidak pernah benar2 keliatan karena dia
selalu berbaju longgar dan celana panjang.
Satu hal yang aku tau belakangan kulitnya putih mulus dan bentuk paha dan
betisnya cukup indah.
Setelah berdiskusi apa yg ia ingin lakukan akhirnya kami semobil dengan mobil
Lis menuju ruko si Mbah, walaupun aku sempat ke toilet untuk melepas semua
underwareku. Lis ingin mengecilkan perutnya yg agak membesar dan ingin bertanya
apakah akupunktur bisa membantu kesuburannya. Aku dan Lis sama2 baru memiliki
anak satu dan sulit mendapatkan lagi. Walaupun entah mengapa aku mulai yakin aku
sekarang benar2 telat mens dan mungkin sudah mulai hamil oleh si Mbah.
Singkat cerita sesampainya di ruko si Mbah, dia menerima kami dengan gembira.
Setelah merawat Lis, si Mbah pun melayani aku dengan buasnya di kamar lain. Dia
mengatakan semua bagaimana indahnya tubuh Lis. Seperti biasa dia merawat bagian
belakang tubuh Lis dulu dan setelah semua jarum tertancap dia menggarapku di
ruang sebelah. Dan itu ronde pertama. Ronde ke dua dilanjutkan setelah si Mbah
membalikkan tubuh Lis dan menancapkan jarum akupunktur di bagian atas tubuh Lis.
Si Mbah bercerita bahwa dia tidak membuka semua underware Lis, dan mengatakan
bahwa sekarang bukan waktunya menggauli Lis. Hingga akulah yg menjadi
pelampiasan si Mbah, dan aku seperti biasa menikmatinya walau aku tak bebas
berteriak2 keenakkan merasakan permainan si Mbah.
Setelah selesai semuanya aku cepat2 menunggu Lis di ruang tunggu. Dan aku yakin
memang si Mbah tidak mengeksekusi Lis hari itu.
Dalam hatiku aku cukup puas, dan apa yang aku peroleh mulai hari itu resmi
gratisss. Horeee.
Keesokan harinya seperti biasa, kami para ibu2 berkumpul di dekat halaman parker
sekolah, begitu kulihat Lis berangkat pergi, cepat2 akupun berangkat menuju ruko
Si Mbah. Sesampainya di sana aku tidak menjumpai Lis, bahkan ketika aku masukpun
tidak ada. Bahkan belum ada satu pasienpun karena masih belum jam 8 pagi. Sambil
menunggu akupun membantu si Mbah menyiapkan seluruh ruangan terapi. Rupanya si
Mbah ini cukup rajin, seluruh lantai sudah di sapu dan dip el dari sejak tadi
pagi dia bangun. Dan dia pun sudah rapih dan mandi. Aku Cuma membantu
membereskan tempat tidur sementara si Mbah menyiapkan semua jarum akupunkturnya.
Jam 8:30 semua sudah siap, akhirnya aku pun di rawat oleh si Mbah, dan diakhiri
dengan hal yang selalu aku nanti nantikan he he he.
Jam 9:30 aku sudah siap2 berangkat kembali ke sekolah, aneh kemana si Lis.
Ketika aku pamitan dan turun pulang di ruang pasien tidak ada juga si Lis. Yang
ada hanya 2 orang pasien satu laki2 gemuk dan perempuan muda yang aku yakin
bukan type yang Mbah suka.
Kejadian itu berlangsung terus hingga akhir minggu, Lis tak datang ke si Mbah
dan aku sekarang jadi rajin datang ke ruko Mbah pagi2 untuk membantu Mbah dan
menunggu Lis datang. Mbah pun bertanya2 mengapa Lis tak datang2. Namun efek
baiknya dari hal ini, aku sekarang diberi akses untuk masuk ke dalam tanpa harus
memencet bel dulu. Mbah memberikan PIN code pintunya, sehingga aku bisa masuk
dengan leluasa. Pada hari Jumat dimana sekolah pulang lebih pagi, dan setelah
mengantarkan anakku pulang aku sempatkan mengunjungi si Mbah. Ketika sudah
parker dan hendak turun aku melihat Regy berjalan terseok2 ke arah ruko si Mbah.
Wajahnya memerah kepanasan dan keringat bercucuran. Hmmm nampaknya dia baru
mengambil uang di Mall kelapa gading dan pastinya ada gulungan sirih di
vaginanya.
Begitu dia masuk dan setelah yakin Regy sudah berada di atas aku pun masuk ke
dalam. Ruang tunggu pasien Nampak kosong sepi. Memang hari jumat biasanya ramai
tapi rata2 setelah jam 2 atau jam 3. Akupun bergegas masuk ke atas dan benar
saja dari salah satu ruangan aku mendengar suara2 yang pastinya itu si Mbah
dengan Regy sedang ML. Ahh si Mbah yang katanya gak suka ternyata Regy di embat
juga. Aku mendengarkan semua erangan Regy dan teriakan2nya yang ternyata lebih
keras dari aku. Dan tak jarang Regy menyumpah-nyumpahi si Mbah dengan kata-kata
jorok. Sedangkan si Mbah yang terdengar hanya lenguhannya saja, atau perintah si
Mbah seperti ? ayo kamu nungging!? halahhh ini pasti si Mbah akan menunjukkan
kemampuannya dan benar saja tak lama kemudian Regy pun berteriak teriak dan
melolong-lolong dengan kerasnya.
Aku mendengarkan saja apa yang terjadi di ruangan itu hingga suatu saat setelah
Regy berteriak panjang dan ruangan menjadi sepi, si Mbah tiba2 keluar dengan
kondisi masih telanjang bulat. Dia kaget melihat aku duduk di ruang tengah. Aku
hanya tersenyum. Si mbah pun diam saja sambil menisyaratkan agar aku juga diam.
Si mbah mengaambil air minum sambil mengambil sebatang rokok. Dia menghidupkan
tv dan ternyata itu caranya dia mengecek ada tamu atau tidak di ruangan depan.
Ahhh kenapa selama ini aku tidak diberi tahu, aku pikir itu tv biasa, dan tidak
ada program CCTVnya. Setelah melihat tidak ada siapapun di ruangan depan si Mbah
memindahkan chanel dan ternyata ruangan tempat Regy beradapun ada kameranya.
Tampak Regy tidur tertelungkup kelelahan.
Aku yang gemas melihat penis si Mbah dari tadi berdiri menantang, mencoba
meraihnya untuk membersihkannya. Si Mbah melarangnya, dia menuju ke kulkas dan
mengambil 3 buah ice cube. Es batu itu digenggamnya sekaligus membalur pennisnya.
Penis yang pasti kepanasan itu membuat semua ice cube itu meleleh terkena barang
panas he he he. Aku makin gemas dan aku rebut butiran e situ dan mulai aku gosok2an
ke penis Mbah. Batang itu makin mengeras dan membusung sehingga aku tak tahan
untuk tidak mengulumnya. Aku tau Batang yang masih kuat itu tak akan meledak
dimulutku. Aku berdiri dan mengajaknya ke salah satu ruangan, yah aku minta
jatah. Aku buang 3 es batu yang tadinya aku genggam ke salah satu sudut ruangan,
dan segera aku peluk dan cium dengan erat si Mbah. Mulutnya yang masih bau rokok
itu menyambut ciumanku dengan buas. Sementara tangannya menyingkap rok panjangku
serta memainkan vaginaku yang memang sesuai peraturan mbah tidak menggunakan
apapun. Setelah merebahkan aku di tempat tidur dan melucuti rok ku si Mbah
menindihku dan menciumi aku dengan kuat. Tiba2 aku merasakan ada rasa dingin di
selangkanganku. Aku pikir itu penis Mbah ternyata tangan Mbah memasukkan satu
buah es batu ke vaginaku, aku yang sempat hendak menjerit tertahan dengan bibir
si Mbah yang masih mencium aku dengan kuatnya hingga nafasku sesak dibuatnya.
Sementara aku mengelinjang2 akibat kemasukan es batu yang dingin di vaginaku
apalagi jari2 si Mbah menusuk2 vaginaku hingga es itupun makin masuk ke dalam.
Si Mbah bangkit sedikit dan diarahkannya penis ke vagina ku, bagitu masuk akupun
tak kuasa untuk tidak menjerit2. Apalagi saat si Mbah memompa2 vaginaku, aku pun
berteriak2 merasakan sensasi yang ada.
Tanganku mencengkeram punggung si Mbah sebagai pelampiasan atas apa yang terjadi
di diriku. Si Mbah tiba2 berhenti bergerak, rupanya dia ingin membuka kaos
lengan panjang yang masih aku kenakan. Tapi kaos itu tak dibuka dengan sempurna,
ketika aku berusaha melepaskan kaos dilenganku, si Mbah menahannya. Tanganku
berada di atas kepalaku terjerat oleh kaosku sendiri dan tertahan oleh tangan si
Mbah. Ini membuat dadaku membusung sehingga membuat si Mbah dengan lapar
menciumi dan menggigit2 kecil payudaraku. Aku berteriak2 lagi, dan sudah tak
peduli kalau ada Regy di ruangan sebelah. Mbah menggenjotku dengan makin hebat.
Karenanya es yang ada di dalam vaginaku terdesak2 hingga keujung rahimku, aku
tak kuat lagi hingga akhirnya orgasmekupun datang. Tapi si Mbah bukannya
berhenti malah menggenjot aku habis2an. Mataku terbelalak aku mengerang2
berteriak memintanya berhenti. Berkali2 aku berteriak memanggil namanya dan
akhirnya seperti halnya Regy akupun menyumpahi si Mbah. Tiba2 kepalaku pusing
dan orgasm eke dua dalam hitungan sekejap dari yang pertama tadi tak ter bending
aku mengelepar merasakan akibatnya. Mbah menciumi ketiakku yang terlentang
menganga.
Dia menyingkapkan jilbabku, dan kali ini membiarkan ku membuka kaos lengan
panjang yang tadi di tahannya. Tapi ketika aku hendak sedikit menarik pinggulku
Si Mbah malah menghentakkannya membuatku ngilu. Dia menciumiku dan leherku
sementara aku masih mengerang merasakan sodokan yang dalam di vaginaku sementara
tanganya memeras2 dadaku. Sedikit2 Mbah mulai memompaku. Aku sudah memintanya
untuk stop dulu malah membuat si Mbah memompanya makin hebat. Aku rasa tak
sampai 1 menitpun aku jebol lagi. Mulutku pun dibuatnya melongo saat dengan
teganya dia memompa dengan lebih kuat lagi, aku pun hanya kuat mengejang sekali
dan meronta2 dengan memukul dada si Mbah sebentar sesudah itu aku lemas nyraris
tak sadarkan diri. Aku Cuma merasa lega ketika si Mbah menarik keluar penisnya
dan berlalu dari ruangan.
Tak lama si Mbah pun kembali, dia ternyata mengajak Regy masuk. Mereka
berbincang2 dan nampaknya memang Regy sudah mengira kalau aku yg ada di ruangan
ini karena terdengar jelas tadi. Aku sudah tidak perduli lagi. Aku benar2 lemas.
Mereka berciuman sambil berdiri. Regy mengusap2 penis si Mbah yang sudah tak
sekeras tadi. Si Mbah sepertinya sudah merencanakan ini. Setelah merebahkan Regy
di sampingku, mereka berciuman dengan mesra sekali. Tapi itu tak lama, Regy
mengalami hal yang sama. Si Mbah mengambil es batu yang tersisa tadi walaupun
tinggal 2 butiran kecil tapi pastinya membuat Regy bergetar2 dan berteriak2
seperti aku. Bahkan setelah KO yang pertama si Mbah membalikkan tubuh Regy dan
di doggy style. Aku mulai agak sadar dan melihat penderitaan Regy. Wajahnya yg
tak jauh dari wajahku terlihat berkeringat dan hanya bisa memejamkan mata sambil
sesekali mulutnya menjadi monyong dan berteriak menahan apa yang dia rasakan.
Tangannya akhirnya tak bisa menopang tubuh lemasnya. Regy tersungkur lemas namun
masih menungging karena pinggangnya yang ditahan oleh si Mbah.
?Mila sini? perintah si Mbah. Aku menghampirinya dan si Mbahpun menciumi bibirku.
Aku pun balas menciuminya sambil memeluknya. Sementara si Mbah juga masih
memompa Regy. ?Ambilin Es lagi?, aku pun berlalu keluar ruangan sementara Regy
berteriak ?Jangaaan aku sudah gak kuaaat?.
Ketika aku sedang mengambil es batu aku pikir satu saja cukup, aku gak tega
melihat Regy, walaupun sejujurnya sekarang kalau aku mengingat2 bagaimana
rasanya tadi kayanya enak sekali. Belum sampai masuk kamar terdengar Regy
berteriak keras ?Ampun Mbaaaaaah???? Ketika aku membuka pintu Nampak Regy
tersungkur dan telah lepas dari sodokan si Mbah. Aku menghampiri si Mbah, ku
berikan es batu itu. Ternyata Mbah mengambilnya dan memasukkan kemulutnya.
?Mau minum Mbah? Mbah menggelengkan kepalanya. ?Nggak Kamu aja? Aku keluar
mengambil segelas air putih, meminumnya dan setelah mengisinya lagi aku
membawanya ke kamar. Mbah Cuma meminumnya sedikit. Dia sedang mengusap2kan e
situ kini ke kontolnya. Aduh itu dari tadi belum juga meledak. Diambilnya
jilbabku dan elapnya penisnya dengan jilbabku hingga bersih dan sekali lagi
dibalurnya penis itu dengan es batu.
?Sepong dong? perintah singkat itu ditujukan ke Regy. Regy yang lemas tapi masih
bisa menuruti si Mbah. Sedangkan aku di gamitnya dan kamipun berciuman sambil
berdiri, sementara Regy mengulum penis si Mbah. ?temanmu ternyata ok juga? Kata
si Mbah sambil tangan kirinya mencengkeram kepala Regy dari belakang. Mbah
melepaskan pelukannya kemudian memerintah Regy nungging lagi. Regy menuruti
semua perintah si Mbah dan kembali lagi si Mbah memasukkan es ke liang vagina si
Regy, walaupun Regy sempat meronta2 namun tenaga Mbah masih lebih kuat. Setelah
Regy mengalami orgasmenya lagi, si Mbah memintaku nungging juga. Begitu terus
dilakukan bergantian antara aku dan Regy. This is my first 3 some.
Sampai akhirnya si Mbah menuntaskannya kepada Regy. Semburan pertamanya di dalam
vagina regy. Namun tak lama Regy pun disuruh Si Mbah untuk menyepongnya hingga
sisa2 spermanya habis. Aku melihatnya dengan terkulai lemas setelah tidak tau
sudah berapa kali aku orgasme.
Ketika Mbah keluar ruangan untuk mandi. Aku dan Regy hanya saling berpandangan.
Aku agak lega waktu Regy tersenyum ?Gila tuh orang? sahutnya. Kami sempat
berbincang2 sedikit tapi tak lama terdiam karena nampaknya si Mbah sedang
mempersilahkan seorang pasien di ruang sebelah. Aku terdiam dan tanpa aku sadari
aku tertidur.
Ketika aku bangun, aku tak tau sudah jam berapa. Regy yang ternyata juga
tertidur aku bangunkan. Aku segera berpakaian. Regy meminta aku mengambilkan
baju di ruangannya. Setelah kami sama2 berpakaian dan rapih kamipun beranjak
hendak pulang. Ketika kami berpamitan kepada si Mbah nampaknya dia sedang sibuk
dengan pasiennya entah siapa. Begitu kami turun di ruang tunggu pasien aku
sempat melihat ada 4 orang pasien yang sedang menunggu. Begitu di luar kami baru
sadar bahwa hari sudah gelap. ?Mil sudah jam 7 malem!? aku meraih HPku di tas
aduuuuh ada 4 miscall dari suamiku. ?Gy bantuin aku tunggu jangan pulang dulu?
aku pun segera menelepon suamiku. Sebisa mungkin aku waktu itu beralasan dengan
suamiku bahwa aku dan Regy setelah terapi melakukan fitness, spa dan sauna.
Untungnya suamiku tidak terlalu marah apalagi dia juga mendengar bantuan
alasanku saat dia berbicara dengan Regy. Aku juga gentian membantu Regy. Selesai
saling membantu kami saling tertawa.
?Gy lain kali yang lebih seru ya??
?Oh ya dong, gimana kalau nanti gentian kita yg ngerjain si Mbah??. ?Wah ide
bagus tuh, cariin caranya ya?. Kamipun larut dalam pembicaraan dan saling
menimpali member komentar atas permainan si Mbah tadi.
Dalam perjalanan pulang aku puas, dengan yang terjadi tadi. Walau ada 2 hal yang
masih mengganjal. Mabh belum tau aku hamil, dan kemana si Lis?
Lis. Sementara teman2 yg lain bersorak menanggapi kata2 Lis. "Kok lu tau Lis?"
Ruth bertanya penasaran. "Woooy udaaah..." Aku coba memotong pembicaraan, "ah ya
tau lah, underware di mana2 sama mulutnya masih cemot!" Gila! Aku malu abis,
pembicaraanpun meluncur dari yang menjurus sampe bener2 jorok. Ahh tiba2 aku
berpikir, tunggu aja kalau mulutmu yang kebobolan, aku gak jadi marah, malah
menimpali semua omongan yg sudah benar2 jorok itu. Akhirnya setelah bel sekolah
berbunyi dan sebagian ibu2 berangkat pergi, akupun beranjak hendak pulang, Lis
menghampiriku, "Mil, anterin ke situ dong akupunktur"
"Aku pikir lo ga mau Lis"
"Mau cuma gw malu kalau ketauan, nih perut gw besar". Oh pantesan dia selalu pk
baju longgar selama ini. Lis tidak terlalu tinggi, hanya 160 cm. Rambutnya
panjang dibawah bahu, berkaca mata tipis, putih mirip cina. Sebetulnya dia biasa
saja, cuma bibirnya agak sensual, dan wajahnya cukup manis. Badan biasa dan
memang benar si mbah dadanya gak terlalu besar. Sepertinya 32A saja. Tapi
pantatnya memang bohai, walaupun itu tidak pernah benar2 keliatan karena dia
selalu berbaju longgar dan celana panjang.
Satu hal yang aku tau belakangan kulitnya putih mulus dan bentuk paha dan
betisnya cukup indah.
Setelah berdiskusi apa yg ia ingin lakukan akhirnya kami semobil dengan mobil
Lis menuju ruko si Mbah, walaupun aku sempat ke toilet untuk melepas semua
underwareku. Lis ingin mengecilkan perutnya yg agak membesar dan ingin bertanya
apakah akupunktur bisa membantu kesuburannya. Aku dan Lis sama2 baru memiliki
anak satu dan sulit mendapatkan lagi. Walaupun entah mengapa aku mulai yakin aku
sekarang benar2 telat mens dan mungkin sudah mulai hamil oleh si Mbah.
Singkat cerita sesampainya di ruko si Mbah, dia menerima kami dengan gembira.
Setelah merawat Lis, si Mbah pun melayani aku dengan buasnya di kamar lain. Dia
mengatakan semua bagaimana indahnya tubuh Lis. Seperti biasa dia merawat bagian
belakang tubuh Lis dulu dan setelah semua jarum tertancap dia menggarapku di
ruang sebelah. Dan itu ronde pertama. Ronde ke dua dilanjutkan setelah si Mbah
membalikkan tubuh Lis dan menancapkan jarum akupunktur di bagian atas tubuh Lis.
Si Mbah bercerita bahwa dia tidak membuka semua underware Lis, dan mengatakan
bahwa sekarang bukan waktunya menggauli Lis. Hingga akulah yg menjadi
pelampiasan si Mbah, dan aku seperti biasa menikmatinya walau aku tak bebas
berteriak2 keenakkan merasakan permainan si Mbah.
Setelah selesai semuanya aku cepat2 menunggu Lis di ruang tunggu. Dan aku yakin
memang si Mbah tidak mengeksekusi Lis hari itu.
Dalam hatiku aku cukup puas, dan apa yang aku peroleh mulai hari itu resmi
gratisss. Horeee.
Keesokan harinya seperti biasa, kami para ibu2 berkumpul di dekat halaman parker
sekolah, begitu kulihat Lis berangkat pergi, cepat2 akupun berangkat menuju ruko
Si Mbah. Sesampainya di sana aku tidak menjumpai Lis, bahkan ketika aku masukpun
tidak ada. Bahkan belum ada satu pasienpun karena masih belum jam 8 pagi. Sambil
menunggu akupun membantu si Mbah menyiapkan seluruh ruangan terapi. Rupanya si
Mbah ini cukup rajin, seluruh lantai sudah di sapu dan dip el dari sejak tadi
pagi dia bangun. Dan dia pun sudah rapih dan mandi. Aku Cuma membantu
membereskan tempat tidur sementara si Mbah menyiapkan semua jarum akupunkturnya.
Jam 8:30 semua sudah siap, akhirnya aku pun di rawat oleh si Mbah, dan diakhiri
dengan hal yang selalu aku nanti nantikan he he he.
Jam 9:30 aku sudah siap2 berangkat kembali ke sekolah, aneh kemana si Lis.
Ketika aku pamitan dan turun pulang di ruang pasien tidak ada juga si Lis. Yang
ada hanya 2 orang pasien satu laki2 gemuk dan perempuan muda yang aku yakin
bukan type yang Mbah suka.
Kejadian itu berlangsung terus hingga akhir minggu, Lis tak datang ke si Mbah
dan aku sekarang jadi rajin datang ke ruko Mbah pagi2 untuk membantu Mbah dan
menunggu Lis datang. Mbah pun bertanya2 mengapa Lis tak datang2. Namun efek
baiknya dari hal ini, aku sekarang diberi akses untuk masuk ke dalam tanpa harus
memencet bel dulu. Mbah memberikan PIN code pintunya, sehingga aku bisa masuk
dengan leluasa. Pada hari Jumat dimana sekolah pulang lebih pagi, dan setelah
mengantarkan anakku pulang aku sempatkan mengunjungi si Mbah. Ketika sudah
parker dan hendak turun aku melihat Regy berjalan terseok2 ke arah ruko si Mbah.
Wajahnya memerah kepanasan dan keringat bercucuran. Hmmm nampaknya dia baru
mengambil uang di Mall kelapa gading dan pastinya ada gulungan sirih di
vaginanya.
Begitu dia masuk dan setelah yakin Regy sudah berada di atas aku pun masuk ke
dalam. Ruang tunggu pasien Nampak kosong sepi. Memang hari jumat biasanya ramai
tapi rata2 setelah jam 2 atau jam 3. Akupun bergegas masuk ke atas dan benar
saja dari salah satu ruangan aku mendengar suara2 yang pastinya itu si Mbah
dengan Regy sedang ML. Ahh si Mbah yang katanya gak suka ternyata Regy di embat
juga. Aku mendengarkan semua erangan Regy dan teriakan2nya yang ternyata lebih
keras dari aku. Dan tak jarang Regy menyumpah-nyumpahi si Mbah dengan kata-kata
jorok. Sedangkan si Mbah yang terdengar hanya lenguhannya saja, atau perintah si
Mbah seperti ? ayo kamu nungging!? halahhh ini pasti si Mbah akan menunjukkan
kemampuannya dan benar saja tak lama kemudian Regy pun berteriak teriak dan
melolong-lolong dengan kerasnya.
Aku mendengarkan saja apa yang terjadi di ruangan itu hingga suatu saat setelah
Regy berteriak panjang dan ruangan menjadi sepi, si Mbah tiba2 keluar dengan
kondisi masih telanjang bulat. Dia kaget melihat aku duduk di ruang tengah. Aku
hanya tersenyum. Si mbah pun diam saja sambil menisyaratkan agar aku juga diam.
Si mbah mengaambil air minum sambil mengambil sebatang rokok. Dia menghidupkan
tv dan ternyata itu caranya dia mengecek ada tamu atau tidak di ruangan depan.
Ahhh kenapa selama ini aku tidak diberi tahu, aku pikir itu tv biasa, dan tidak
ada program CCTVnya. Setelah melihat tidak ada siapapun di ruangan depan si Mbah
memindahkan chanel dan ternyata ruangan tempat Regy beradapun ada kameranya.
Tampak Regy tidur tertelungkup kelelahan.
Aku yang gemas melihat penis si Mbah dari tadi berdiri menantang, mencoba
meraihnya untuk membersihkannya. Si Mbah melarangnya, dia menuju ke kulkas dan
mengambil 3 buah ice cube. Es batu itu digenggamnya sekaligus membalur pennisnya.
Penis yang pasti kepanasan itu membuat semua ice cube itu meleleh terkena barang
panas he he he. Aku makin gemas dan aku rebut butiran e situ dan mulai aku gosok2an
ke penis Mbah. Batang itu makin mengeras dan membusung sehingga aku tak tahan
untuk tidak mengulumnya. Aku tau Batang yang masih kuat itu tak akan meledak
dimulutku. Aku berdiri dan mengajaknya ke salah satu ruangan, yah aku minta
jatah. Aku buang 3 es batu yang tadinya aku genggam ke salah satu sudut ruangan,
dan segera aku peluk dan cium dengan erat si Mbah. Mulutnya yang masih bau rokok
itu menyambut ciumanku dengan buas. Sementara tangannya menyingkap rok panjangku
serta memainkan vaginaku yang memang sesuai peraturan mbah tidak menggunakan
apapun. Setelah merebahkan aku di tempat tidur dan melucuti rok ku si Mbah
menindihku dan menciumi aku dengan kuat. Tiba2 aku merasakan ada rasa dingin di
selangkanganku. Aku pikir itu penis Mbah ternyata tangan Mbah memasukkan satu
buah es batu ke vaginaku, aku yang sempat hendak menjerit tertahan dengan bibir
si Mbah yang masih mencium aku dengan kuatnya hingga nafasku sesak dibuatnya.
Sementara aku mengelinjang2 akibat kemasukan es batu yang dingin di vaginaku
apalagi jari2 si Mbah menusuk2 vaginaku hingga es itupun makin masuk ke dalam.
Si Mbah bangkit sedikit dan diarahkannya penis ke vagina ku, bagitu masuk akupun
tak kuasa untuk tidak menjerit2. Apalagi saat si Mbah memompa2 vaginaku, aku pun
berteriak2 merasakan sensasi yang ada.
Tanganku mencengkeram punggung si Mbah sebagai pelampiasan atas apa yang terjadi
di diriku. Si Mbah tiba2 berhenti bergerak, rupanya dia ingin membuka kaos
lengan panjang yang masih aku kenakan. Tapi kaos itu tak dibuka dengan sempurna,
ketika aku berusaha melepaskan kaos dilenganku, si Mbah menahannya. Tanganku
berada di atas kepalaku terjerat oleh kaosku sendiri dan tertahan oleh tangan si
Mbah. Ini membuat dadaku membusung sehingga membuat si Mbah dengan lapar
menciumi dan menggigit2 kecil payudaraku. Aku berteriak2 lagi, dan sudah tak
peduli kalau ada Regy di ruangan sebelah. Mbah menggenjotku dengan makin hebat.
Karenanya es yang ada di dalam vaginaku terdesak2 hingga keujung rahimku, aku
tak kuat lagi hingga akhirnya orgasmekupun datang. Tapi si Mbah bukannya
berhenti malah menggenjot aku habis2an. Mataku terbelalak aku mengerang2
berteriak memintanya berhenti. Berkali2 aku berteriak memanggil namanya dan
akhirnya seperti halnya Regy akupun menyumpahi si Mbah. Tiba2 kepalaku pusing
dan orgasm eke dua dalam hitungan sekejap dari yang pertama tadi tak ter bending
aku mengelepar merasakan akibatnya. Mbah menciumi ketiakku yang terlentang
menganga.
Dia menyingkapkan jilbabku, dan kali ini membiarkan ku membuka kaos lengan
panjang yang tadi di tahannya. Tapi ketika aku hendak sedikit menarik pinggulku
Si Mbah malah menghentakkannya membuatku ngilu. Dia menciumiku dan leherku
sementara aku masih mengerang merasakan sodokan yang dalam di vaginaku sementara
tanganya memeras2 dadaku. Sedikit2 Mbah mulai memompaku. Aku sudah memintanya
untuk stop dulu malah membuat si Mbah memompanya makin hebat. Aku rasa tak
sampai 1 menitpun aku jebol lagi. Mulutku pun dibuatnya melongo saat dengan
teganya dia memompa dengan lebih kuat lagi, aku pun hanya kuat mengejang sekali
dan meronta2 dengan memukul dada si Mbah sebentar sesudah itu aku lemas nyraris
tak sadarkan diri. Aku Cuma merasa lega ketika si Mbah menarik keluar penisnya
dan berlalu dari ruangan.
Tak lama si Mbah pun kembali, dia ternyata mengajak Regy masuk. Mereka
berbincang2 dan nampaknya memang Regy sudah mengira kalau aku yg ada di ruangan
ini karena terdengar jelas tadi. Aku sudah tidak perduli lagi. Aku benar2 lemas.
Mereka berciuman sambil berdiri. Regy mengusap2 penis si Mbah yang sudah tak
sekeras tadi. Si Mbah sepertinya sudah merencanakan ini. Setelah merebahkan Regy
di sampingku, mereka berciuman dengan mesra sekali. Tapi itu tak lama, Regy
mengalami hal yang sama. Si Mbah mengambil es batu yang tersisa tadi walaupun
tinggal 2 butiran kecil tapi pastinya membuat Regy bergetar2 dan berteriak2
seperti aku. Bahkan setelah KO yang pertama si Mbah membalikkan tubuh Regy dan
di doggy style. Aku mulai agak sadar dan melihat penderitaan Regy. Wajahnya yg
tak jauh dari wajahku terlihat berkeringat dan hanya bisa memejamkan mata sambil
sesekali mulutnya menjadi monyong dan berteriak menahan apa yang dia rasakan.
Tangannya akhirnya tak bisa menopang tubuh lemasnya. Regy tersungkur lemas namun
masih menungging karena pinggangnya yang ditahan oleh si Mbah.
?Mila sini? perintah si Mbah. Aku menghampirinya dan si Mbahpun menciumi bibirku.
Aku pun balas menciuminya sambil memeluknya. Sementara si Mbah juga masih
memompa Regy. ?Ambilin Es lagi?, aku pun berlalu keluar ruangan sementara Regy
berteriak ?Jangaaan aku sudah gak kuaaat?.
Ketika aku sedang mengambil es batu aku pikir satu saja cukup, aku gak tega
melihat Regy, walaupun sejujurnya sekarang kalau aku mengingat2 bagaimana
rasanya tadi kayanya enak sekali. Belum sampai masuk kamar terdengar Regy
berteriak keras ?Ampun Mbaaaaaah???? Ketika aku membuka pintu Nampak Regy
tersungkur dan telah lepas dari sodokan si Mbah. Aku menghampiri si Mbah, ku
berikan es batu itu. Ternyata Mbah mengambilnya dan memasukkan kemulutnya.
?Mau minum Mbah? Mbah menggelengkan kepalanya. ?Nggak Kamu aja? Aku keluar
mengambil segelas air putih, meminumnya dan setelah mengisinya lagi aku
membawanya ke kamar. Mbah Cuma meminumnya sedikit. Dia sedang mengusap2kan e
situ kini ke kontolnya. Aduh itu dari tadi belum juga meledak. Diambilnya
jilbabku dan elapnya penisnya dengan jilbabku hingga bersih dan sekali lagi
dibalurnya penis itu dengan es batu.
?Sepong dong? perintah singkat itu ditujukan ke Regy. Regy yang lemas tapi masih
bisa menuruti si Mbah. Sedangkan aku di gamitnya dan kamipun berciuman sambil
berdiri, sementara Regy mengulum penis si Mbah. ?temanmu ternyata ok juga? Kata
si Mbah sambil tangan kirinya mencengkeram kepala Regy dari belakang. Mbah
melepaskan pelukannya kemudian memerintah Regy nungging lagi. Regy menuruti
semua perintah si Mbah dan kembali lagi si Mbah memasukkan es ke liang vagina si
Regy, walaupun Regy sempat meronta2 namun tenaga Mbah masih lebih kuat. Setelah
Regy mengalami orgasmenya lagi, si Mbah memintaku nungging juga. Begitu terus
dilakukan bergantian antara aku dan Regy. This is my first 3 some.
Sampai akhirnya si Mbah menuntaskannya kepada Regy. Semburan pertamanya di dalam
vagina regy. Namun tak lama Regy pun disuruh Si Mbah untuk menyepongnya hingga
sisa2 spermanya habis. Aku melihatnya dengan terkulai lemas setelah tidak tau
sudah berapa kali aku orgasme.
Ketika Mbah keluar ruangan untuk mandi. Aku dan Regy hanya saling berpandangan.
Aku agak lega waktu Regy tersenyum ?Gila tuh orang? sahutnya. Kami sempat
berbincang2 sedikit tapi tak lama terdiam karena nampaknya si Mbah sedang
mempersilahkan seorang pasien di ruang sebelah. Aku terdiam dan tanpa aku sadari
aku tertidur.
Ketika aku bangun, aku tak tau sudah jam berapa. Regy yang ternyata juga
tertidur aku bangunkan. Aku segera berpakaian. Regy meminta aku mengambilkan
baju di ruangannya. Setelah kami sama2 berpakaian dan rapih kamipun beranjak
hendak pulang. Ketika kami berpamitan kepada si Mbah nampaknya dia sedang sibuk
dengan pasiennya entah siapa. Begitu kami turun di ruang tunggu pasien aku
sempat melihat ada 4 orang pasien yang sedang menunggu. Begitu di luar kami baru
sadar bahwa hari sudah gelap. ?Mil sudah jam 7 malem!? aku meraih HPku di tas
aduuuuh ada 4 miscall dari suamiku. ?Gy bantuin aku tunggu jangan pulang dulu?
aku pun segera menelepon suamiku. Sebisa mungkin aku waktu itu beralasan dengan
suamiku bahwa aku dan Regy setelah terapi melakukan fitness, spa dan sauna.
Untungnya suamiku tidak terlalu marah apalagi dia juga mendengar bantuan
alasanku saat dia berbicara dengan Regy. Aku juga gentian membantu Regy. Selesai
saling membantu kami saling tertawa.
?Gy lain kali yang lebih seru ya??
?Oh ya dong, gimana kalau nanti gentian kita yg ngerjain si Mbah??. ?Wah ide
bagus tuh, cariin caranya ya?. Kamipun larut dalam pembicaraan dan saling
menimpali member komentar atas permainan si Mbah tadi.
Dalam perjalanan pulang aku puas, dengan yang terjadi tadi. Walau ada 2 hal yang
masih mengganjal. Mabh belum tau aku hamil, dan kemana si Lis?
Dengan Si Mbah (2)
Begitulah pengalaman pertamaku dengan si Mbah. Setelah itu aku memang selalu
merasa bersalah, dan tidak pernah membahasnya dengan Priska. Hubungan kami
sebagai kakak adik selalu canggung, dan tidak pernah bertatap mata dengan
langsung.
Walaupun begitu, setiap malam atau pagi pagi sekali, aku selalu ingin ke sana,
tapi bagaimana, aku tak punya uang yang cukup. Aku kadang kadang iri dengan
Priska yg berpenghasilan sendiri dan bisa 2 minggu sekali ke sana.
Sampai akhirnya setelah 3 minggu tidak kesana suamiku bertanya bagaimana
perkembangan terapiku. Aku keceplosan menjawab bahwa biayanya sangat tinggi.
Suamiku tanpa diduga duga mendorongku ke sana lagi terutama untuk terapi
keputihanku.
Akhirnya berbekal dengan uang dan ijin suamiku akupun berangkat. Dan hari itu
aku melakukannya lagi dengan si Mbah, aku bagaikan orang kelaparan tidak saja
diam pasrah menunggu perlakuan si Mbah, aku aktif melakukan apa saja yang aku
bayangkan.
Apalagi sesuai dengan syarat si Mbah, aku harus datang tanpa underware.
Seperjalanan aku tak henti2nya merasa kegelian dan sudah turn on tingkat tinggi
begitu aku sampai dihadapannya. Sehingga hari itu saya memaksanya untuk
melakukannya baru terapi.
Setelah puas, akhirnya aku di terapi juga. Kali ini sudah tentu tanpa minuman
jamu khususnya itu. Selama aku menunggu punggungku di akupunktur. Aku mendengar
si Mbah menerima pasien di kamar sebelah. Tapi sepertinya tidak terjadi apa2.Ketika
dia kembali ke kamarku dan mencabut semua jarum di punggungku, sempat aku
bertanya.
?Pasiennya ga cantik ya Mbah? Kok ga di apa2in?
?Cantik kok. Cuma kayanya gak bisa atau belum bisa. Lagian masa semua pasien aku
kerjain. Kamu dulu kan gak mau aku gituin.?
?Kok gak bisa? Memangnya ada pantangannya ya Mbah??
Dia diam saja tidak menjawab. Dan menyuruhku berbalik untuk memijit bagian atas
ku. Aku sekearang tidur terlentang dan tidak lagi telungkup, dan yah tanpa
busana sedikit pun kecuali jilbab yang memang tidak diijinkan untuk dilepas.
Setelah dia memijit-mijit baik kaki perut dada, ?..uh I love it. Dia mulai
memasanga jarum2 akupunkturnya. Ingin sekali aku memintanya sekali lagi, tapi
aku tidak ingin terkesan murahan kali ini. Aku mencoba menahan sekuat tenaga
setiap dia memegang payudaraku dan vagina ku.
Setelah selesai memasangnya dia pun keluar. Aku pun berkaca di cermin yang
menempel di atap ruangan ini. Gila posisiku menantang sekali. Si Mbah menerima
pasien lagi, dan yang aku tau lagi lagi tidak terjadi apa2. Setelah semua jarum
di badanku dicabut, dia memintaku untuk berbilas membersihkan diri di kamar
mandi. Sedangkan dia kembali menerima pasien. Setelah mandi dengan air hangat
aku pun keluar dari kamar mandi dan sempat bertemu dengan si Mbah yang baru
keluar dari kamar pasien bersama sang pasien. Sang pasien yang wanita muda dan
kira kira memiliki problem berat badan juga member salam pada si Mbah dan
berlalu dengan senyum ramah kepadaku. Si Mbah mengantarnya turun dan aku kembali
ke kamarku. Ketika si Mbah masuk lagi2 aku bertanya:
?Yang tadi cantik juga, kok nggak di?..?
?Kan aku sudah bilang, nggak semuanya aku tidurin. Memang yang tadi oke, tapi
belum waktunya.?
?Kok belum waktunya Mbah? Memang biar mau, Mbah pake kaya pellet gitu ya? Dan
sekarang belum bereaksi??
Si Mbah, diam. Aku jadi ngeri karena takut salah ngomong dan lancing.
?Iya memang lah pake. Mana mau kalau gak di gituin dulu, apalagi perawan kaya
tadi, aku harus tau dia sudah pernah liat burungnya cowok apa belum?
Kaget aku mendapat jawaban dari Si Mbah, jadi semua cewek korban dia pasti
dikasih pellet, tapi kok dia bilang ke aku?
?Oh jadi pake pellet ya Mbah??
?Ya iya lah, aku yang akupunktur ya aku masukin semuanya ke badannya? Jawabnya
tenang.
?Tapi kok? harus nunggu dulu yang sekarang? Kalau aku kok cepet reaksinya??
?Kamu mah ga aku kasih apa2. Kamu beda. Adikmu iya aku kasih pellet pengasih
gitu, kalau kamu sama sekali nggak? Aku bener2 kaget dengan jawaban si Mbah yang
tenang apa adanya tapi benar menampar.
?Jadi?.. aku kaya cewe murahan yang kegatelan ya Mbah??
?Ha ha ha? si Mbah menyeringai bengis. ?Aku memang membuatmu terangsanga habis
kemaren, karena aku tau kamu memang mau dientot. Dan yang aku suka?? Mbah
mendekati aku sambil menarik tali kimono ku hingga telanjang. Sambil tangannya
merengkuh vagina ku dia berbisik di telingaku ?Kamu enak, vaginamu empot2? Aku
ingat sekali perkataan itu. Perkataan yang membuatku jijik dengan diriku sendiri.
Setelah itu si Mbah melampiaskan semua nafsunya kepadaku. Dan berbeda dengan
yang tadi pagi dia melakukannya dengan sangat beringas dan dia mulai menciumku.
Sesuatu yang tidak pernah dilakukannya. Aku hanya melihat apa yang terjadi
melalui cermin. Bagaimana tubuhku disetubuhi oleh si Mbah berkali-kali. Semua
perkataan si Mbah tadi terngiang2 di otakku walau tak berlangsung lama, karena
setelahnya aku terlalu sibuk dengan permainan si Mbah.
Kami baru selesai jam 3 sore. Aku capek lapar walaupun mulutku sempat disuruhnya
mengulum bersih penis si Mbah. Seperti biasa aku dilarang mandi dan disuruh
pulang langsung.
?Mbah, kalau aku beda, kenapa aku masih tetap harus bayar??
?Kan biaya terapinya sudah aku potong?Jawab si Mbah dengan kurang ajarnya.?
Kenapa nggak gratis?? Tanyaku. ?Bawa cewek lain. Kalau kamu bisa aku gratisin.
Priska juga bawa temannya Debby sama Nine?
Ohhh ngerti aku sekarang. ?jadi aku juga bawaannya Priska dong Mbah??
?Aku sudah bilang, kamu beda kamu gak Cuma bonus. Nggak percaya? Ayo kamu
nungging!?
Akhirnya pun si Mbah melakukannya lagi kepadaku. Kali ini aku masih menggunakan
baju yang baru saja aku pake. Hari ini aku menggunakan baju muslim terusan dari
atas ke bawah. Begitu aku nungging, di singkapnya bajuku dan sedikit dia
memintaku mengulum penisnya dulu agar kembali siap tempur. Tidaak sampai 15
menit kali ini kami menyudahinya bersama-sama. Si Mbah tidak mencopot penisnya,
justru ditekannya dalam dalam sehingga orgasme ku luar biasa sekali apalagi aku
melihatnya dari cermin, aku benar-benar merasakan puas saat itu. Sambil
memelukku dari belakang si Mbah berkata? Kalau kamu hamil bilang saja aku yang
tanggung jawab. Kali ini entah mengapa aku yang menciuminya berkali kali,
memeluknya erat2. Ketika dia bangunpun aku mengulum penisnya untuk
membersihkannya dengan penuh semangat hingga si Mbah sempat kelojotan dibuatnya.
?Aku punya temen Mbah, sesame ibu-ibu yang nunggu anaknya pulang sekolah TK.
Nanti aku tawarin ke mereka?
Si Mbah memelukku dengan mesra, Dan akhirnya dia pun setuju dengan ideku itu.
Seminggu setelah kejadian itu, ketika aku sedang memarkirkan kendaraanku di
lapangan kosong dekat sekolah anakku. Jendela mobilku ada yang mengetuk. Si Mbah!
Aku pun mempersilahkan dia masuk. Untung anakku sudah turun tadi. ?Ada apa Mbah??
?Mana yang katanya mau kamu kasih ke aku??
?Oh aku sudah tawar2in ke mereka Mbah?sahutku terbata-bata. Aku benar-benar
kaget.
?Iya tapi yang mana? Aku gak mau yang sembarangan?
?Itu mereka duduk di dekat mobil van itu sambil jajan dan ngobrol?
?Kok nggak ada yang keren?
?Yahh beberapa yg agak gemuk kan lumayan Mbah buat pasien biasa?
?Hmmmm?.? Si Mbah Nampak tidak puas, dan aku benar2 masih kaget dan ketakutan
kalau ada yang lihat si Mbah masuk. Walaupun kaca mobilku cukup gelap pasti tadi
ada yang liat si Mbah disamping mobilku. ?Yang itu kan cantik Mbah, namanya Lis,
dan yang itu Regy juga ok kan?
?Jangan nunjuk2 nanti keliatan? ujar si Mbah. ?Kalau di dalam Mobil nggak
keliatan kok, kaca mobilnya ini gelap apa lagi pohonnya kan rindang ini Mbah? ?Hmmmm,
coba kamu turun, ngobrol sama mereka terus kamu tunjukkin mana yang Lis mana
yang Regy. Yang apke jilbab itu nggak kan??
?Oh Itu Rita, dia yang paling tajir mbah, dia cantik kok. Masa nggak mau? Dia
punya rumah banyak lo Mbah?. ?Aku nggak Suka! Kamu turun idupin HPnya kamu
telpon ini nomerku dan jangan di matiin biar aku denger, Oh ya buka semua baju
dalammu, aku nggak suka ketemu kamu, kamunya pake kutang dan celdam?
Aku menurutinya, aku lepas semuanya untung aku belum mens, padahal sudah hamper
waktunya. Apa aku hamil ya? Aku pun turun dan aku segera menghampiri ibu-ibu itu.
Kami ngobrol cukup lama. Tak lama kemuadian HPku berbunyi dan aku tau si Mbah
memanggilku. Mungkin dia kepanasan di mobil. Aku pun pamitan ke ibu-ibu itu, dan
sebagian dari merekapun pamitan termasuk Lis dan Regy. Kumpulan ibu-ibu itu pun
bubar. Begitu sampe di Mobil aku melihat kaca depanku sudah tertutup lembaran
Koran. ?Kok ditutupin si Mbah? Tadi gak liat si Lis sama Regy dong??
?Liat kok, aku udah tau yang mana, aku gak suka Regy, apalagi Rita? Regy itu
badannya bagus lo mbah, Rita apalagi dia sudah mau ikutan, dia mau besok katanya?.
?iya aku dengar, aku gak suka? ?Ya terserah Mbah sih, ini korannya aku lepas ya.
Dari luar juga gak keliatan kok. Kalau mau aku cium juga boleh tapi gak usah
pake Koran gini? Aku melepas Koran itu sambil menciumnya. Dia diam saja. ?kalau
itu siapa yang pake baju kuning Rambutnya panjang??
?Ya itu Lis, cantikkan?? ?Iya Cuma kok gak ada toketnya, Regi yang baju coklat
kan? Sama juga aku gak suka mangkanya sama Regy. Kalau Lis boleh deh?
?Ohhh ya deh, ada lagi sih Mbah mungkin belum liat, Cuma dia datengnya pagi.
Namanya Ida, tapi dia nganter ponakannya, terus langsung pulang. Oh ini liat di
HP aku aja? Aku tunjukkan foto Ida dari hp ku. Nampaknya dia suka. ?Yah ini
lumayan, kayanya toketnya OK? ?Duh si Mbah, dia mah lebih gede dari aku? sahutku.
Aku menciumnya lagi kali ini dia membalas. Kami berciuman cukup lama. Akhirnya
dia membuka kancing baju hem putih ku, menciumi buah dadaku. Dia tiba2 berpindah
ke jok belakang sambil melepas celananya. ?Di sini Mbah?? Tanyaku dari jok depan.
Dia tidak menjawab. Aku pun dengan terpaksa berpindah ke belakang membuka hemku
yang separuh terbuka dan melepas rok panjangku, sedangkan dia masih menggunakan
hem lengen pendeknya. Aku menaikki pahanya dan perlahan-lahan kubimbing penisnya
yang sudah tegang ke vaginaku. Blesss disentakkannya penis itu begitu kepalanya
telah bearada dibibir vaginaku. Mataku terbeliak dan sedikit berkunang-kunang,
belum pulih dari efek itu dia pun memompanya dari bawah, kali ini aku tidak
kuasa untuk tidak berteriak-teriak. Selangkanganku serasa penuh, dan dia pun
bergerak liar sambil menciumi leherku, aku memang sudah turn on sejak tadi tak
ber underware jalan2 ke mana2. Gila, tak lama aku pun lemas. Direbahkannya aku
menyamping di jok belakang, sedang kakiku dibukanya lebar2, dia pun memasukkan
lagi penisnya, dan menggenjotnya dalam2. Mulutku melongo tak mampu bersuara, aku
maunya teriak2 karena orgasmeku belum tuntas tadi, tapi si Mbah sudah mendorong2
dengan kuat dan dalam.
Aku pun dapat lagi. Dia pun gak lama kemudian keluar. Cukup deras terasa di
vaginaku. Sebagian dia keluarkan di perut dan dadaku. Akhirnya pun aku masih
harus membersihkan dengan mulutku. Badan kami basah kuyup oleh keringat.
?Cepat pergi dari sini, aku belum tuntas? Disuruhnya aku menggunakan baju dan
celana, padahal aku masih lemas. Ketika mobil baru bergerak jalan aku pun masih
belum bisa berkonsentrasi. Sehingga aku biarkan saja lambaian tangan ibu2 yang
masih tersisa di situ.
Mbah mengajakku ke sebuah motel kecil yang tak jauh dari situ. Yang aku tau,
motel ini seperti ada cottage2nya dan ada garasi yang tertutup rolling door.
Para penjaga hotelnya berlarian menghampiriku dan menawarkan ruangan. Ketika aku
membuka jendela mereka kaget karena ternyata aku wanita dan berjilbab. Kami
memasuki salah satu cottage dan setelah membayar sebesar 250 ribu si petugas
memberikan kunci dan menutup garasi. Masih jam Sembilan pagi waktu itu. Dan
kamipun melakukannya hingga jam 10 saja. Itupun aku harus bergegas kembali ke
sekolah.
Waktu pulang, si Mbah yang nyetir, sementara aku sepanjang perjalanan masih
harus melakukan blow job. Si Mbah baru tuntas waktu sampai di depan sekolah. Si
Mbah memarkirkan mobil agak jauh, baru setelah mobil terparkir dan berhenti, Si
Mbah memeganga erat kepalaku dari belakang dan berejakulasi. Semua spermanya
memenuhi mulutku dan kutelan habis. Aku sudah terbiasa dengan rasanya yang terus
terang nggak enak.
Aku cepat2 membersihkan mulutku dan merapihkan bajuku. ?Mbah aku sudah telat,
anakku paling sudah nunggu? ?Yah gak apa2? Si Mbah mengerti dan cepat2 dia
merapihkan diri dan keluar dari mobil. Setelah yakin dia pergi jauh, baru aku
keluar. Baru saja aku keluar ternyata Lis dan anaknya beserta anakku sedang
berjalan kea rah mobilku. ?Hey kok telat, ke mana dulu sih mama nih? Kata si Lis.
Setelah aku berbasa basi sedikit dan berterimakasih dengan si Lis. ?Ayo cepet
berangkat, kan anak2 mau sempoa? ujar si Lis. Aku dan Lis sama2 meleskan anaknya
untuk sempoa.?Hey Mil, bersihin tuh mulut? ujar Lis mengaget kan aku. Aku
gelagapan dan membersihkan mulutku dengan lengan bajuku. ?He he he, ini lho??
Ujar si Lis sambil memungut seuatu dari pipiku. ?Ihhh punya siapa nih? aduh
ternyata ada bulunya si Mbah di pipiku. Lis tertawa terbahak2, ?ohhh ketemu
papanya ya? Anakku ribut bertanya2 apa lagi dipikirnya papanya ada. Aku
kebingungan. ?ya deh cepet berangkat yuk, ngaca tuh di mobil di deket dagu lu
ada apa?? Ujar Lis lagi. Aku otomatis kaget lagi. Cepat2 di mobil aku mengaca di
spion. Yakin sudah bersih dari semua rambut2, aku pun berangkat mengikuti mobil
si Lis ke tempat sempoa.
Ternyata sesampai di tempat sempoa, kekagetanku belum usai. Setelah turun dan
mengantarkan anakku masuk kelas, Lis menghampiriku dengan menawarkan tissue dan
menunjukkan cermin compact powdernya. ?Liat nih, muncrat ke mana2? Aduh aku malu
ternyata di bawah daguku ada bekas sperma si Mbah. Lis pun tertawa dan
menyuruhku pulang.
Sesampai di rumah, mobil kubiarkan di luar dan aku segera masuk. Siti pembantuku
bertanya2 kenapa tak aku hiraukan.
Ketika aku sedang membersihkan wajahku Tutik mengetuk pintu. ?Ibu ada tamu?
Aduh belum aku mandi udah ada tamu. Ketika aku keluar, aku pucat?.. Si Mbah! Dia
sudah menungguku di teras. AKu bingung. ?Mbah aduh kok kesini?? Kataku setengah
berbisik.
?Sudah lama aku mau tau, di mana rumah mu dan Priska? Aku pun diam menahan rasa
bingung dan sedikit marah. ?Sebentar Mbah?. Aku memanggil siti dank u suruh dia
berangkat dengan ojek menjemput anakku. Ahhh pokoknya harus tidak ada siapa2 di
rumah ini, jangan sampai aku berantem sama si Mbah, Siti tau. ?Cepet berangkat
Tik, aku ada tamu ya?
Setelah yakin Siti jauh, aku pun mengajak si Mbah masuk, Si Mbah menutup pintu
dan menyergapku. Di Bukanya seluruh bajuku, dan kali ini jilbabku juga hingga
aku benar2 telanjang bulat diruang tamuku. Aku sempat menolak dan memintanya
menghentikan apa yang dilakukannya namun ketika dia sudah membuka semua bajunya
dan mencengkeram vaginaku aku gak bisa apa2 lagi.
Di karpet depan TVku aku diterjangnya habis habisan dari belakang. Yup doggy
style yang tadi terlewatkan. Ketika aku mendapat peluang untuk lepas, aku
meronta dan memintanya berhenti sebentar. Aku membuka kamar tamu yang biasanya
digunakan oleh Priska kalau datang, dan mengajak si Mbah ke dalam. Kuhidupkan AC
dan tanpa diminta aku bersiap2 nungging di atas tempat tidur. Kalau di karpet
dengkulku sakit. Dan lagi kalau di sini aku bisa berteriak. Akhirnya aku di
hajar habis di situ.
Si Mbah mengakhiri permainannya dengan memposisikan aku dengan gaya misionaris.
Lehernya penuh dengan cupanganku. Aku juga begitu. Gila nih Si Mbah. Tadi keluar
di mobil 2 kali, waktu pagi dan kembali dari motel waktu aku blow job, sekarang
di rumahku. Sudah 3 kali. Sedangkan aku sudah gak tau berapa kali.
Setelah selesai, aku minta si Mbah pergi, karena takut anakku pulang. Aku nggak
tau berapa lama kita main tadi. Dan benar saja. Gak sampai ½ jam anak ku sudah
pulang. Lis mengantarkan Siti dan anakku. Di depan pagar Lis memintaku mengambil
kunci mobil. ?Mit, mainan anakku tadi kebawa sama anakmu di mobil kayanya?. Aku
mengambil kunci dan membuka pintu mobil mencari mainan anak Lis. Sementara anak2
kami sudah berhambur ke dalam rumah bersama pembantuku. Waktu aku mencari mainan
anak Lis, Lis menemukan BH dan celana dalamku, lagi2 dia mentertawakanku.
Hari ini memang gila. Tapi masih tak seberapa, dalam hatiku, tunggu saja sampai
hal ini menimpamu juga Lis.
merasa bersalah, dan tidak pernah membahasnya dengan Priska. Hubungan kami
sebagai kakak adik selalu canggung, dan tidak pernah bertatap mata dengan
langsung.
Walaupun begitu, setiap malam atau pagi pagi sekali, aku selalu ingin ke sana,
tapi bagaimana, aku tak punya uang yang cukup. Aku kadang kadang iri dengan
Priska yg berpenghasilan sendiri dan bisa 2 minggu sekali ke sana.
Sampai akhirnya setelah 3 minggu tidak kesana suamiku bertanya bagaimana
perkembangan terapiku. Aku keceplosan menjawab bahwa biayanya sangat tinggi.
Suamiku tanpa diduga duga mendorongku ke sana lagi terutama untuk terapi
keputihanku.
Akhirnya berbekal dengan uang dan ijin suamiku akupun berangkat. Dan hari itu
aku melakukannya lagi dengan si Mbah, aku bagaikan orang kelaparan tidak saja
diam pasrah menunggu perlakuan si Mbah, aku aktif melakukan apa saja yang aku
bayangkan.
Apalagi sesuai dengan syarat si Mbah, aku harus datang tanpa underware.
Seperjalanan aku tak henti2nya merasa kegelian dan sudah turn on tingkat tinggi
begitu aku sampai dihadapannya. Sehingga hari itu saya memaksanya untuk
melakukannya baru terapi.
Setelah puas, akhirnya aku di terapi juga. Kali ini sudah tentu tanpa minuman
jamu khususnya itu. Selama aku menunggu punggungku di akupunktur. Aku mendengar
si Mbah menerima pasien di kamar sebelah. Tapi sepertinya tidak terjadi apa2.Ketika
dia kembali ke kamarku dan mencabut semua jarum di punggungku, sempat aku
bertanya.
?Pasiennya ga cantik ya Mbah? Kok ga di apa2in?
?Cantik kok. Cuma kayanya gak bisa atau belum bisa. Lagian masa semua pasien aku
kerjain. Kamu dulu kan gak mau aku gituin.?
?Kok gak bisa? Memangnya ada pantangannya ya Mbah??
Dia diam saja tidak menjawab. Dan menyuruhku berbalik untuk memijit bagian atas
ku. Aku sekearang tidur terlentang dan tidak lagi telungkup, dan yah tanpa
busana sedikit pun kecuali jilbab yang memang tidak diijinkan untuk dilepas.
Setelah dia memijit-mijit baik kaki perut dada, ?..uh I love it. Dia mulai
memasanga jarum2 akupunkturnya. Ingin sekali aku memintanya sekali lagi, tapi
aku tidak ingin terkesan murahan kali ini. Aku mencoba menahan sekuat tenaga
setiap dia memegang payudaraku dan vagina ku.
Setelah selesai memasangnya dia pun keluar. Aku pun berkaca di cermin yang
menempel di atap ruangan ini. Gila posisiku menantang sekali. Si Mbah menerima
pasien lagi, dan yang aku tau lagi lagi tidak terjadi apa2. Setelah semua jarum
di badanku dicabut, dia memintaku untuk berbilas membersihkan diri di kamar
mandi. Sedangkan dia kembali menerima pasien. Setelah mandi dengan air hangat
aku pun keluar dari kamar mandi dan sempat bertemu dengan si Mbah yang baru
keluar dari kamar pasien bersama sang pasien. Sang pasien yang wanita muda dan
kira kira memiliki problem berat badan juga member salam pada si Mbah dan
berlalu dengan senyum ramah kepadaku. Si Mbah mengantarnya turun dan aku kembali
ke kamarku. Ketika si Mbah masuk lagi2 aku bertanya:
?Yang tadi cantik juga, kok nggak di?..?
?Kan aku sudah bilang, nggak semuanya aku tidurin. Memang yang tadi oke, tapi
belum waktunya.?
?Kok belum waktunya Mbah? Memang biar mau, Mbah pake kaya pellet gitu ya? Dan
sekarang belum bereaksi??
Si Mbah, diam. Aku jadi ngeri karena takut salah ngomong dan lancing.
?Iya memang lah pake. Mana mau kalau gak di gituin dulu, apalagi perawan kaya
tadi, aku harus tau dia sudah pernah liat burungnya cowok apa belum?
Kaget aku mendapat jawaban dari Si Mbah, jadi semua cewek korban dia pasti
dikasih pellet, tapi kok dia bilang ke aku?
?Oh jadi pake pellet ya Mbah??
?Ya iya lah, aku yang akupunktur ya aku masukin semuanya ke badannya? Jawabnya
tenang.
?Tapi kok? harus nunggu dulu yang sekarang? Kalau aku kok cepet reaksinya??
?Kamu mah ga aku kasih apa2. Kamu beda. Adikmu iya aku kasih pellet pengasih
gitu, kalau kamu sama sekali nggak? Aku bener2 kaget dengan jawaban si Mbah yang
tenang apa adanya tapi benar menampar.
?Jadi?.. aku kaya cewe murahan yang kegatelan ya Mbah??
?Ha ha ha? si Mbah menyeringai bengis. ?Aku memang membuatmu terangsanga habis
kemaren, karena aku tau kamu memang mau dientot. Dan yang aku suka?? Mbah
mendekati aku sambil menarik tali kimono ku hingga telanjang. Sambil tangannya
merengkuh vagina ku dia berbisik di telingaku ?Kamu enak, vaginamu empot2? Aku
ingat sekali perkataan itu. Perkataan yang membuatku jijik dengan diriku sendiri.
Setelah itu si Mbah melampiaskan semua nafsunya kepadaku. Dan berbeda dengan
yang tadi pagi dia melakukannya dengan sangat beringas dan dia mulai menciumku.
Sesuatu yang tidak pernah dilakukannya. Aku hanya melihat apa yang terjadi
melalui cermin. Bagaimana tubuhku disetubuhi oleh si Mbah berkali-kali. Semua
perkataan si Mbah tadi terngiang2 di otakku walau tak berlangsung lama, karena
setelahnya aku terlalu sibuk dengan permainan si Mbah.
Kami baru selesai jam 3 sore. Aku capek lapar walaupun mulutku sempat disuruhnya
mengulum bersih penis si Mbah. Seperti biasa aku dilarang mandi dan disuruh
pulang langsung.
?Mbah, kalau aku beda, kenapa aku masih tetap harus bayar??
?Kan biaya terapinya sudah aku potong?Jawab si Mbah dengan kurang ajarnya.?
Kenapa nggak gratis?? Tanyaku. ?Bawa cewek lain. Kalau kamu bisa aku gratisin.
Priska juga bawa temannya Debby sama Nine?
Ohhh ngerti aku sekarang. ?jadi aku juga bawaannya Priska dong Mbah??
?Aku sudah bilang, kamu beda kamu gak Cuma bonus. Nggak percaya? Ayo kamu
nungging!?
Akhirnya pun si Mbah melakukannya lagi kepadaku. Kali ini aku masih menggunakan
baju yang baru saja aku pake. Hari ini aku menggunakan baju muslim terusan dari
atas ke bawah. Begitu aku nungging, di singkapnya bajuku dan sedikit dia
memintaku mengulum penisnya dulu agar kembali siap tempur. Tidaak sampai 15
menit kali ini kami menyudahinya bersama-sama. Si Mbah tidak mencopot penisnya,
justru ditekannya dalam dalam sehingga orgasme ku luar biasa sekali apalagi aku
melihatnya dari cermin, aku benar-benar merasakan puas saat itu. Sambil
memelukku dari belakang si Mbah berkata? Kalau kamu hamil bilang saja aku yang
tanggung jawab. Kali ini entah mengapa aku yang menciuminya berkali kali,
memeluknya erat2. Ketika dia bangunpun aku mengulum penisnya untuk
membersihkannya dengan penuh semangat hingga si Mbah sempat kelojotan dibuatnya.
?Aku punya temen Mbah, sesame ibu-ibu yang nunggu anaknya pulang sekolah TK.
Nanti aku tawarin ke mereka?
Si Mbah memelukku dengan mesra, Dan akhirnya dia pun setuju dengan ideku itu.
Seminggu setelah kejadian itu, ketika aku sedang memarkirkan kendaraanku di
lapangan kosong dekat sekolah anakku. Jendela mobilku ada yang mengetuk. Si Mbah!
Aku pun mempersilahkan dia masuk. Untung anakku sudah turun tadi. ?Ada apa Mbah??
?Mana yang katanya mau kamu kasih ke aku??
?Oh aku sudah tawar2in ke mereka Mbah?sahutku terbata-bata. Aku benar-benar
kaget.
?Iya tapi yang mana? Aku gak mau yang sembarangan?
?Itu mereka duduk di dekat mobil van itu sambil jajan dan ngobrol?
?Kok nggak ada yang keren?
?Yahh beberapa yg agak gemuk kan lumayan Mbah buat pasien biasa?
?Hmmmm?.? Si Mbah Nampak tidak puas, dan aku benar2 masih kaget dan ketakutan
kalau ada yang lihat si Mbah masuk. Walaupun kaca mobilku cukup gelap pasti tadi
ada yang liat si Mbah disamping mobilku. ?Yang itu kan cantik Mbah, namanya Lis,
dan yang itu Regy juga ok kan?
?Jangan nunjuk2 nanti keliatan? ujar si Mbah. ?Kalau di dalam Mobil nggak
keliatan kok, kaca mobilnya ini gelap apa lagi pohonnya kan rindang ini Mbah? ?Hmmmm,
coba kamu turun, ngobrol sama mereka terus kamu tunjukkin mana yang Lis mana
yang Regy. Yang apke jilbab itu nggak kan??
?Oh Itu Rita, dia yang paling tajir mbah, dia cantik kok. Masa nggak mau? Dia
punya rumah banyak lo Mbah?. ?Aku nggak Suka! Kamu turun idupin HPnya kamu
telpon ini nomerku dan jangan di matiin biar aku denger, Oh ya buka semua baju
dalammu, aku nggak suka ketemu kamu, kamunya pake kutang dan celdam?
Aku menurutinya, aku lepas semuanya untung aku belum mens, padahal sudah hamper
waktunya. Apa aku hamil ya? Aku pun turun dan aku segera menghampiri ibu-ibu itu.
Kami ngobrol cukup lama. Tak lama kemuadian HPku berbunyi dan aku tau si Mbah
memanggilku. Mungkin dia kepanasan di mobil. Aku pun pamitan ke ibu-ibu itu, dan
sebagian dari merekapun pamitan termasuk Lis dan Regy. Kumpulan ibu-ibu itu pun
bubar. Begitu sampe di Mobil aku melihat kaca depanku sudah tertutup lembaran
Koran. ?Kok ditutupin si Mbah? Tadi gak liat si Lis sama Regy dong??
?Liat kok, aku udah tau yang mana, aku gak suka Regy, apalagi Rita? Regy itu
badannya bagus lo mbah, Rita apalagi dia sudah mau ikutan, dia mau besok katanya?.
?iya aku dengar, aku gak suka? ?Ya terserah Mbah sih, ini korannya aku lepas ya.
Dari luar juga gak keliatan kok. Kalau mau aku cium juga boleh tapi gak usah
pake Koran gini? Aku melepas Koran itu sambil menciumnya. Dia diam saja. ?kalau
itu siapa yang pake baju kuning Rambutnya panjang??
?Ya itu Lis, cantikkan?? ?Iya Cuma kok gak ada toketnya, Regi yang baju coklat
kan? Sama juga aku gak suka mangkanya sama Regy. Kalau Lis boleh deh?
?Ohhh ya deh, ada lagi sih Mbah mungkin belum liat, Cuma dia datengnya pagi.
Namanya Ida, tapi dia nganter ponakannya, terus langsung pulang. Oh ini liat di
HP aku aja? Aku tunjukkan foto Ida dari hp ku. Nampaknya dia suka. ?Yah ini
lumayan, kayanya toketnya OK? ?Duh si Mbah, dia mah lebih gede dari aku? sahutku.
Aku menciumnya lagi kali ini dia membalas. Kami berciuman cukup lama. Akhirnya
dia membuka kancing baju hem putih ku, menciumi buah dadaku. Dia tiba2 berpindah
ke jok belakang sambil melepas celananya. ?Di sini Mbah?? Tanyaku dari jok depan.
Dia tidak menjawab. Aku pun dengan terpaksa berpindah ke belakang membuka hemku
yang separuh terbuka dan melepas rok panjangku, sedangkan dia masih menggunakan
hem lengen pendeknya. Aku menaikki pahanya dan perlahan-lahan kubimbing penisnya
yang sudah tegang ke vaginaku. Blesss disentakkannya penis itu begitu kepalanya
telah bearada dibibir vaginaku. Mataku terbeliak dan sedikit berkunang-kunang,
belum pulih dari efek itu dia pun memompanya dari bawah, kali ini aku tidak
kuasa untuk tidak berteriak-teriak. Selangkanganku serasa penuh, dan dia pun
bergerak liar sambil menciumi leherku, aku memang sudah turn on sejak tadi tak
ber underware jalan2 ke mana2. Gila, tak lama aku pun lemas. Direbahkannya aku
menyamping di jok belakang, sedang kakiku dibukanya lebar2, dia pun memasukkan
lagi penisnya, dan menggenjotnya dalam2. Mulutku melongo tak mampu bersuara, aku
maunya teriak2 karena orgasmeku belum tuntas tadi, tapi si Mbah sudah mendorong2
dengan kuat dan dalam.
Aku pun dapat lagi. Dia pun gak lama kemudian keluar. Cukup deras terasa di
vaginaku. Sebagian dia keluarkan di perut dan dadaku. Akhirnya pun aku masih
harus membersihkan dengan mulutku. Badan kami basah kuyup oleh keringat.
?Cepat pergi dari sini, aku belum tuntas? Disuruhnya aku menggunakan baju dan
celana, padahal aku masih lemas. Ketika mobil baru bergerak jalan aku pun masih
belum bisa berkonsentrasi. Sehingga aku biarkan saja lambaian tangan ibu2 yang
masih tersisa di situ.
Mbah mengajakku ke sebuah motel kecil yang tak jauh dari situ. Yang aku tau,
motel ini seperti ada cottage2nya dan ada garasi yang tertutup rolling door.
Para penjaga hotelnya berlarian menghampiriku dan menawarkan ruangan. Ketika aku
membuka jendela mereka kaget karena ternyata aku wanita dan berjilbab. Kami
memasuki salah satu cottage dan setelah membayar sebesar 250 ribu si petugas
memberikan kunci dan menutup garasi. Masih jam Sembilan pagi waktu itu. Dan
kamipun melakukannya hingga jam 10 saja. Itupun aku harus bergegas kembali ke
sekolah.
Waktu pulang, si Mbah yang nyetir, sementara aku sepanjang perjalanan masih
harus melakukan blow job. Si Mbah baru tuntas waktu sampai di depan sekolah. Si
Mbah memarkirkan mobil agak jauh, baru setelah mobil terparkir dan berhenti, Si
Mbah memeganga erat kepalaku dari belakang dan berejakulasi. Semua spermanya
memenuhi mulutku dan kutelan habis. Aku sudah terbiasa dengan rasanya yang terus
terang nggak enak.
Aku cepat2 membersihkan mulutku dan merapihkan bajuku. ?Mbah aku sudah telat,
anakku paling sudah nunggu? ?Yah gak apa2? Si Mbah mengerti dan cepat2 dia
merapihkan diri dan keluar dari mobil. Setelah yakin dia pergi jauh, baru aku
keluar. Baru saja aku keluar ternyata Lis dan anaknya beserta anakku sedang
berjalan kea rah mobilku. ?Hey kok telat, ke mana dulu sih mama nih? Kata si Lis.
Setelah aku berbasa basi sedikit dan berterimakasih dengan si Lis. ?Ayo cepet
berangkat, kan anak2 mau sempoa? ujar si Lis. Aku dan Lis sama2 meleskan anaknya
untuk sempoa.?Hey Mil, bersihin tuh mulut? ujar Lis mengaget kan aku. Aku
gelagapan dan membersihkan mulutku dengan lengan bajuku. ?He he he, ini lho??
Ujar si Lis sambil memungut seuatu dari pipiku. ?Ihhh punya siapa nih? aduh
ternyata ada bulunya si Mbah di pipiku. Lis tertawa terbahak2, ?ohhh ketemu
papanya ya? Anakku ribut bertanya2 apa lagi dipikirnya papanya ada. Aku
kebingungan. ?ya deh cepet berangkat yuk, ngaca tuh di mobil di deket dagu lu
ada apa?? Ujar Lis lagi. Aku otomatis kaget lagi. Cepat2 di mobil aku mengaca di
spion. Yakin sudah bersih dari semua rambut2, aku pun berangkat mengikuti mobil
si Lis ke tempat sempoa.
Ternyata sesampai di tempat sempoa, kekagetanku belum usai. Setelah turun dan
mengantarkan anakku masuk kelas, Lis menghampiriku dengan menawarkan tissue dan
menunjukkan cermin compact powdernya. ?Liat nih, muncrat ke mana2? Aduh aku malu
ternyata di bawah daguku ada bekas sperma si Mbah. Lis pun tertawa dan
menyuruhku pulang.
Sesampai di rumah, mobil kubiarkan di luar dan aku segera masuk. Siti pembantuku
bertanya2 kenapa tak aku hiraukan.
Ketika aku sedang membersihkan wajahku Tutik mengetuk pintu. ?Ibu ada tamu?
Aduh belum aku mandi udah ada tamu. Ketika aku keluar, aku pucat?.. Si Mbah! Dia
sudah menungguku di teras. AKu bingung. ?Mbah aduh kok kesini?? Kataku setengah
berbisik.
?Sudah lama aku mau tau, di mana rumah mu dan Priska? Aku pun diam menahan rasa
bingung dan sedikit marah. ?Sebentar Mbah?. Aku memanggil siti dank u suruh dia
berangkat dengan ojek menjemput anakku. Ahhh pokoknya harus tidak ada siapa2 di
rumah ini, jangan sampai aku berantem sama si Mbah, Siti tau. ?Cepet berangkat
Tik, aku ada tamu ya?
Setelah yakin Siti jauh, aku pun mengajak si Mbah masuk, Si Mbah menutup pintu
dan menyergapku. Di Bukanya seluruh bajuku, dan kali ini jilbabku juga hingga
aku benar2 telanjang bulat diruang tamuku. Aku sempat menolak dan memintanya
menghentikan apa yang dilakukannya namun ketika dia sudah membuka semua bajunya
dan mencengkeram vaginaku aku gak bisa apa2 lagi.
Di karpet depan TVku aku diterjangnya habis habisan dari belakang. Yup doggy
style yang tadi terlewatkan. Ketika aku mendapat peluang untuk lepas, aku
meronta dan memintanya berhenti sebentar. Aku membuka kamar tamu yang biasanya
digunakan oleh Priska kalau datang, dan mengajak si Mbah ke dalam. Kuhidupkan AC
dan tanpa diminta aku bersiap2 nungging di atas tempat tidur. Kalau di karpet
dengkulku sakit. Dan lagi kalau di sini aku bisa berteriak. Akhirnya aku di
hajar habis di situ.
Si Mbah mengakhiri permainannya dengan memposisikan aku dengan gaya misionaris.
Lehernya penuh dengan cupanganku. Aku juga begitu. Gila nih Si Mbah. Tadi keluar
di mobil 2 kali, waktu pagi dan kembali dari motel waktu aku blow job, sekarang
di rumahku. Sudah 3 kali. Sedangkan aku sudah gak tau berapa kali.
Setelah selesai, aku minta si Mbah pergi, karena takut anakku pulang. Aku nggak
tau berapa lama kita main tadi. Dan benar saja. Gak sampai ½ jam anak ku sudah
pulang. Lis mengantarkan Siti dan anakku. Di depan pagar Lis memintaku mengambil
kunci mobil. ?Mit, mainan anakku tadi kebawa sama anakmu di mobil kayanya?. Aku
mengambil kunci dan membuka pintu mobil mencari mainan anak Lis. Sementara anak2
kami sudah berhambur ke dalam rumah bersama pembantuku. Waktu aku mencari mainan
anak Lis, Lis menemukan BH dan celana dalamku, lagi2 dia mentertawakanku.
Hari ini memang gila. Tapi masih tak seberapa, dalam hatiku, tunggu saja sampai
hal ini menimpamu juga Lis.
DENGAN SI MBAH PART 1
Nama saya Mila, saya seorang ibu dengan satu anak, dan sudah 5 tahun ini aku menggunakan jilbab. Sebagai ibu rumah tangga, tidak banyak yang saya lakukan, aktivitas saya hanya antar jemput anak saya yang masih TK dan mengurus rumah dan suami.
Dua tahun yang lalu saya menjalani terapi akupunktur dengan seorang "mbah" akupunktur di kawasan Kelapa Gading sebelum tempat ini menjadi terkenal seperti sekarang ini. Saya menjadi pelanggan klinik ini atas saran adik saya Priska. Saya tau dia selama ini menjalani terapi akupunktur, namun bagaimana dan di mana kliniknya saya tidak pernah tahu. Hingga akhirnya pada minggu malam setelah aku memaksanya untuk memberikan alamat kliniknya dia memberikannya.
Saya tidak pernah membahas mengapa dia begitu berat memberikan alamat ini dan tidak pernah mau mengantar aku ke tempat ini. Akhirnya pada keesokan harinya setelah menitipkan semua urusan rumah tangga ke adikku ini aku berangkat ke klinik akupunktur ini. Adikku sebenarnya tidak menetap di rumahku. Dia tinggal bersama orang tuaku di Bandung. Mulai Senin itu anakku satu-satunya libur dan dia seperti biasa berlibur bersama orang tuaku di Bandung.
Priska memang rutin ke Jakarta selain untuk kegiatan bisnis baju muslimnya dan pastinya seperti yang aku tahu, pada hari Sabtu Minggu itu dia baru saja menjalani terapi akupunktur.
Dua tahun yang lalu saya menjalani terapi akupunktur dengan seorang "mbah" akupunktur di kawasan Kelapa Gading sebelum tempat ini menjadi terkenal seperti sekarang ini. Saya menjadi pelanggan klinik ini atas saran adik saya Priska. Saya tau dia selama ini menjalani terapi akupunktur, namun bagaimana dan di mana kliniknya saya tidak pernah tahu. Hingga akhirnya pada minggu malam setelah aku memaksanya untuk memberikan alamat kliniknya dia memberikannya.
Saya tidak pernah membahas mengapa dia begitu berat memberikan alamat ini dan tidak pernah mau mengantar aku ke tempat ini. Akhirnya pada keesokan harinya setelah menitipkan semua urusan rumah tangga ke adikku ini aku berangkat ke klinik akupunktur ini. Adikku sebenarnya tidak menetap di rumahku. Dia tinggal bersama orang tuaku di Bandung. Mulai Senin itu anakku satu-satunya libur dan dia seperti biasa berlibur bersama orang tuaku di Bandung.
Priska memang rutin ke Jakarta selain untuk kegiatan bisnis baju muslimnya dan pastinya seperti yang aku tahu, pada hari Sabtu Minggu itu dia baru saja menjalani terapi akupunktur.
Setelah mengantarkan Priska dan anakku ke biro travel, aku segera memacu mobilku
ke alamat yang diberikan Priska. Priska tidak memberiku banyak informasi, namun
aku bisa mencarinya dengan mudah. Priska juga tidak mengatakan padaku berapa
biaya perawatan akupunktur disini. ?Tiap2 orang beda-beda kok mbak, tergantung
perawatannya bagaimana?. Begitu katanya, dan aku percaya dan tidak mungkin akan
mahal, sebab aku tau bagaimana kemampuan keuangan Priska. Apalagi aku tau dia
terapi lebih dari sebulan sekali ke klinik ini. Dan hasilnya menurutku cukup
baik.
Jam 9.30 aku sudah berada di klinik itu. Ruang tunggunya sepi. Tidak ada siapa-siapa,
yang aku bingung tak ada petugas administrasi pencatat antrian pasien dan disitu
disebutkan kalau hari Minggu tutup. Dalam hatiku berpikir mungkin kalau Minggu
Priska pura-pura saja berobat di sini tapi aslinya dia pacaran, memang dia masih
belum menikah, tapi dengan siapa dia dekat saat ini aku tidak pernah tau.
Tiba-tiba terdenngar suara dari intercom ?ibu mau akupunktur?? saya yang tidak
tau pengoperasian akupunktur pertamanya bingung bagaimana menjawabnya. Akhirnya
stelah tau harus bagaimana aku menjawab ?iya pak, saya Mita kakaknya Priska?.
Lama sekali tidak ada jawaban. Namun tak lama kemudian pintu yang bertuliskan
ruang perawatan terbuka. Seorang laki-laki berusia 40an tahun, mempersilahkan
aku masuk. Dia menggunakan safari putih namun dibawahnya menggunakan sarung
berwarana hijau. ?panggil saja saya mbah? begitu katanya saat kami berjabat
tangan.
Dibalik pintu itu ternyata bukan ruang perawatan dokter, namun lorong panjang
yang berujung pada tangga menuju lantai dua. Saya dipersilahkan naik dan dia
mengikutiku dari belakang. Agak risi juga, apalagi pada saat itu aku menggunakan
celana panjang berbahan kaos yang pastinya cukup bisa memperilahatkan bokongku
yang sudah melebar. Di lantai 2 terdapat beberapa ruangan, dan nampaknya aku
pasien pertamanya hari itu. Di depan kamar2 tersebut ada seperti ruang tunggu
yang dilengkapi TV. Kami duduk di situ. Mbah memberiku sebuah minuman the hijau
hangat yang lumayan enak menurutku. Dia bertanya apa keluhan ku. Aku menjelaskan
? Mbah saya mau melangsingkan badan, Berat saya sudah 58 ? 59, paha saya besar
dan maaf Mbah, pantat saya juga melar sejak melahirkan? Saya agak gugup pada
saat itu. Apalagi Mbah waktu itu hanya diam saja. Saya juga bertanya2, mengaapa
orang seumur ini dipanggil Mbah. Dan dia juga bukan dukun. Dia Nampak ragu2.
?Kamu kakaknya Priska??
?Iya Mbah, selama ini kalau dia mau terapi selalu kerumah saya dulu?. Dia
terdiam cukup lama, dan ini semakin membuat saya bingung. ?Coba ke sini? katanya
sambil melambaikan tangan agar aku mendekat. Aku berdiri menuju kearahnya yang
sedang duduk di kursi. Begitu di dekatnya di suruhnya aku membalikkan badan. Dan
tanpa ba bi bu dia memegang pantatku dengan kedua tangannya. Kemudian pahaku
juga dipegangnya. Walaupun kaget tapi mencoba untuk tenang, karena kupikir ini
sebagian dari pemeriksaan sebagaimana layaknya dokter.
?Ada keluhan lain, selain pantat dan paha? sahutnya lagi sambil tetap memegang
pantatku. ?Perut saya, Mbah, dan?? belum selesai saya bicara dia sudah menyela ?Pantatnya
normal kok?. Pahanya juga gak terlalu besar. Agak kecewa karena seolah2 ditolak
saya menjelaskan ? Dulu celana saya ukuran 29 Mbah. Sekarang 30-31?. ?ya sudah
ibu-ibu itu wajar? sahutnya lagi. ?Tapi saya sekarang gak berani pake celana
jeans lagi mbah. Apalagi perut saya? mmmm lingkar pinggang saya sudah melar Mbah?
lanjut saya sambil mengambil tangan kanan si Mbah yg sedang memegang pantat saya
ke perutku. ?Ohhhh?? Si Mbah bergumam. Puas dengan reaksinya aku pun mulai
sedikit tenang ?lengan saya juga mulai besar Mbah. Dan maaf ya Mbah payu dara
saya agak turun?. Mbah melepaskan tangannya dari perut dan pahaku. Dia duduk
bersandar sambil menengadahkan kepalanya ke arahku.
?Sebetulnya masih wajar Mila, mungkin?? belum selesai dia bicara, kali ini saya
yang memotong perkataan si Mbah. Tapi saya gemuk dan berat badan saya naik 5 kg
Mbah, dan ini agak kendor.? Kataku sambil memegang buah dadaku. Begitu si Mbah
berdiri aku agak menyesal dengan kata-kataku, pasti dia akan memegangnya batinku.
?Jarang olah raga ya?? katanya sambil memegang lenganku. Tak seperti yang
kubayangkan dia beranjak ke lemari yang berada di dinding ruangan dan mengambil
kimono dari sana. ? Tolong Tasnya? sahutnya sambil memintaku menyerahkan tas.
Task u di masukkan dalam lemari, dan aku dipersilahkan masuk ke ruangan untuk
berganti baju. Akhirnya aku lega, mau juga orang ini melayani aku. Aku sudah
hamper menelepon Priska dan complain kok ada therapist menolak pasien. Di dalam
ruangan itu terdapat sebuah tempat tidur pasien layaknya tempat tidur yang ada
di dokter. Dan di sisi kiri ruangan hanya terdapat cermin besar yang ditempel di
dinding. Setelah melepas semua bajuku dan menggunakan kimono, aku merebahkan
badanku. Si Mbah membuka pintu, ?duduk diluar dulu mbak, belum mulai kok?. Agak
malu aku pun keluar ruangan. Aku duduk di sofa yang tadi dan si mbah memberiku
secangkir the hangat lagi. Kali ini rasa dan baunya agak aneh. Warnanya agak
kuning, dan baunya agak strong. Waktu aku minum aku agak tersedak, si mbah
memberiku sepotong biscuit. ?Ini biar gak eneg, Kalau minum sekali teguk saja?
Belum aku minum di menuangkan sesuatu dari poci kecil yang aku pikir dari
kentalnya itu gula. ? ya sudah minum ya?. Sekali teguk saja? katanya.
Aku minum, yahkkk jamu apa ini, dan pastinya tadi bukan gula. Agak muak dengan
rasa the yang anyir akupun melahap biscuit dan menerima air putih yang
disodorkan si Mbah. ?itu untuk merontokkan lemak? kata si Mbah dengan dingin.
Ekspresinya masih membuatku agak jengkel. ?Ada keluhan lain??. ?ada mbah, saya
agak keputihan.? Si Mbah melepaskan kacamata tebalnya. Hmm agak lumayan
tampangnya kalau begini batinku. ?Sering pakai panty liner ya??. Aku mengangguk.
?Mulai sekarang jangan di pakai ya?. Aku mengangguk lagi. ?Punya pohon sirih??
aku menggelengkan kepala, lumayan bersuara nih si Mbah sekarang. ?Ya sudah, ayo
masuk? perintahnya. Di dalam aku disuruhnya tengkurap. Bajuku yang kutaruh ada
di atas tempat tidur diambil kemudian dia taruh diluar. Entah di laci yang sama
dengan tasku atau dimana entahlah.
Pengalamanku ini bermula dari sini. Dari ruangan ini dan dimulai dari sejak
tangan-tangan si Mbah memijitku. Maaf buat pembaca pria mungkin aku kurang
pandai bercerita.
Si Mbah mulai melakukan pijitan refleksinya di ke dua telapak kakiku. Namun
tidak membuatku terlalu kesakitan seperti pemijat2 refleksi lainnya, namun cukup
lama dan dia melakukannya dengan sangat teliti. Satu persatu, dan sama sekali
tidak berbicara. Beberapa kali aku bertanya sekedar memecahkan suasana. Tapi dia
diam saja. Terakhir aku bertanya lagi ?Mbah, minggu kan tutup, tapi kemarin
Priska ke sini ya??. Dia pertamanya diam. Namun dengan sedikit menekan jempol
kaki kiriku dia menjawab ?Minggu dia gak terapi kok. Ini gak sakit ya?. ?Nggak
Mbah?.? Berarti kemana tuh anak tiap minggu batinku. Soalnya kalau minggu dia
berangkat pagi sampai di rumah paling jam 6 atau jam 7 malam.
Selesai dengan refleksi. Dia mulai memijit betisku. Ohh pake pijit toh batinku.
Dia mengoleskan minyak yang cukup harum ke betisku dan mulai memijatnya. Dia
membalurkan minyak itu sampai ke dua paha ku. Dan secara tidak sengaja ketika
aku menggerakkan telapak kakiku, aku menyentuh selangkangannya. Hahh sepertinya
si Mbah gak pake CD batinku. ?Maaf mbah?.? Ujarku canggung. ?Jangan banyak asin-asin
sama pedes2 dulu ya untuk sementara waktu, sama jangan pake sepatu tinggi. Kan
sudah tinggi kamu? Aku melirik ke cermin di dinding kiri, Nampak dia menunjukkan
keloid yg ada di pahaku. Ohh itu toh fungsinya kaca ini batinku. Dan dia juga
gak membahas insiden tadi sama sekali. Kimonoku disibakkan lagi. Dari kaca aku
melihat tangannya mulai memijit2 kearah pantatku dan bagian bawah kimono ini
sudah tersingkap hingga dipinggangku. Kalau begini kenapa Priska gak bilang ya.
Mestinya aku kan ditemani suamiku atau paling tidak Priska sendiri. Aku kan
berjilbab. Tapi nampaknya si Mbah cukup professional, selama dia gak kurang ajar
mungkin aku diam saja. Dan lagipun sepertinya dia gak aneh2 dengan Priska selama
ini. Begitu pijitannya di pantatku, dia lagi2 tanpa babibu, langsung membuka
celana dalamku. Aku yang agak kaget dan hendak protes jadi diam karena dia
langsung sigap memijit pantatku hingga pinggang.
?Nah ini kalau kamu rajin ngepel setiap hari pasti kenceng kok? Sambil kedua
jempolnya menekan dia tulang panggulku. ?Aduh ngilu Mbah?. ?Coba agak nungging?
Aku menurut saja, sambil melihat apa yang dilakukan si Mbah lewat kaca cermin.
Ketika aku nungging dengan bertumpu di atas dengkul, si Mbah mengurut bagian
samping pantat dan pahaku. Dan kurang ajarnya celdamku diturunkan hingga ke
dengkul. Tapi pijatannya membuatku kesakitan hingga tak bisa protes. ?Kamu harus
sering-sering olah raga, dan ini panty liner jangan di pake lagi? Ujarnya sambil
memungut panty linerku dan membuangnya. Aku hanya diam saja. ?Sudah tengkurap
lagi? perintahnya. Ditariknya kimonoku hingga pantat yang tak tertutup celana
itu tertutup kimono. ?Mbah celananya saya pake dulu?? Belum selesai aku bicara,
?Ga usah nanti juga ditusuk jarum, buka dulu kimononya? Aku gak bisa protes dan
nurut saja membuka lengan kimononya. Kimonoku diturunkan untuk menutupi area
pinggang dan bawahku. Dia mulai memijit punggungku. Dan aku diam saja ketika dia
membuka bra ku dari belakang. Dia mulai memijit dan mengurut punggungku. Ku akui
pijitannya lumayan enak. Dan kali ini dia tidak banyak bicara, nampaknya dia
sangat berkonsentrasi. Dia pun membiarkan saja waktu kimono yang menutupi
pantatku secara tidak sengaja jatuh ke lantai. Sementara aku melihat diriku di
kaca agak bingung mengatakannya dan membayangkannya. Aku berjilbab tapi boleh
dibilang di bawah sana benar-benar telanjang. Celana dalamku melingkar di
dengkul ku, sedangkan bra ku sudah tidak benar2 terpasang dengan sempurna. Waktu
si Mbah memijat leherku, aku pun bertanya, ?Apa kerudungku di buka saja Mbah??.
?Nggak usah? bisa kok?. Wah di liuar dugaan. Berarti dia benar2 professional.
Aku pun berpikir. Di ruangan ini Cuma berdua, dan aku telanjang. Ahhh bukan Cuma
diruangan ini. Di ruko ini tidak ada siapa2.
Si Mbah Nampak tenang-tenang saja. Lengannya Nampak mulai berkeringat. Dia
mengambil remote AC dan mengatur suhu ruangan agar aku tidak terlalu kedinginan.
Diambilnya lagi kimono yang di lantai dan mulai ditutupkan ke punggungku. Dia
berpindah ke atas kepalaku, dan memijat pundakku dari atas. Otomatis ?anunya?
berada tepat diatas kepalaku. Dia terus mengurut pundakku, dan aku melihatnya
dari cermin. Sesekali ?anunya? tentu menyentuh kepalaku. Aku agak geli melihat
apa yang terjadi lewat cermin. Tapi si Mbah dengan tenang dan dingin meneruskan
pekerjaannya. Selesai melakukan pijitan. Si Mbah mengambil jarum2 akupunktur
yang berada di ujung ruangan.
?Semuanya masih baru ya Pris?. ?Mila Mbah?? sahutku mengoreksi. ?Oh ya maaf?.
Jawabnya
?Priska sudah berapa lama Mbah ke sini??
?Oh Lama juga, hamper sejak buka?
?Bukannya sekarang dia sudah langsing Mbah??
?Kalian sama, manja? jarang olah raga?
Bah jawabannya selalu sepotong2. Tiba-tiba perhatianku mengarah ke sarungnya.
Hmmm ?anunya? ternyata bereaksi juga. Aku agak geli, apalagi kalau dipikir2,
lagi2 seperti tadi. Aku telanjang dan Cuma berdua dengannya, dan lagi2 kulihat ?anunya?
yang bangun dari balik sarung. Tapi sejauh ini, tidak ada tanda2 si Mbah kurang
ajar denganku.
Ketika semua jarum di pasang di betis, paha, pantat, pinggang dan punggung, dia
mengambil celana dalamku. ?Ini saya cuci terus jemur ya?. ?Iya Mbah, maaf ya?
agak basah?. ?Gak apa2. Sudah lama??, ?Sudah Mbah?. Si Mbah sekarang mematikan
AC, dan keluar ruangan. Tak lama kemudian dia kembali, dan hendak memasang jarum
di belikat dan pundakku. ?Sudah terpasang semua, nanti tidur saja.? ?Boleh saya
telpon MBah?? ?sebetulnya ga boleh ada HP di ruang rawat?. ?Anak saya ke Bandung
sama Priska Mbah?.
Si Mbah keluar dan kembali membawa HP. Saya menelepon Priska. ?Ka sudah sampe
mana?? ? Masih di Tol mbak, memang belum di terapi ya?. ?Sudah ini sudah
dipakein jarum?. ?Lho kok boleh telpon?, ?Iya aku minta ijin?. ?Anakmu tidur
Mbak?. ?Ya sudah deh nanti sms ya kalau sudah sampe? ?Ya Mbak, sudah minum jamu
mbak??. ?Sudah tadi 2 gelas tadi waktu sebelum dipijit?. ?Gelas? Kok pake gelas??.
?Ya gak tau deh, ya sudah ya Ka?. ?Ya Mbak?
Aku tutup HPnya. Tadinya aku mau telpon suami tapi ya sudah nggak enak. HPnya
pun aku switch off ku berikan HPnya pada Si Mbah. Si Mbah pun berlalu. Selama
aku sendiri, aku merasa tusukan2 jarum ini membuatku sedikit merinding,
terbayang bagaimana tadinya jarum ini satu persatu dipasang di badanku. Waktu
tangan si Mbah memegang semua seluk beluk tubuhku. Terus terang itu saja yang
aku pikirkan terutama ?anunya? si Mbah yang berdiri. Aku juga kepikiran apa yang
dilakukan dengan Priska, apa dia tegang juga, dan Priska yang jauh masih muda,
langsing dan putih apa tidak membuat si Mbah tergoda. Apalagi reaksi Priska yang
merahasiakan tempat ini. Aku melirik ke kaca lagi. Hmmm pantatku terlihat
membumbung dengan jarum2 berasap di atasnya. Hmmm tadi si Mbah sempat mengintip
miss V ku dong. Apa yang dipikirannya hingga dia ngaceng seperti tadi ya?
Mungkin dia ingin melakukannya dari belakang, he he he aku agak geli
memikirkannya. Ahhh tapi aku belum pernah di begitukan oleh suamiku. Tapi
dipikir2 dia professional juga ya. Oh ya bagaimana keputihanku ya? Aduh jangan2
keluar deh. Kok tadi belum diterapi ya? Aku terus memikirkan yang tidak2 hingga
aku tertidur, begitu terbangun Si Mbah sudah berada di ruangan lagi. Dan aku
makin merinding ketika tangannya mulai mencabuti jarum2 tadi. ?Mbah, keputihan
saya bagaimana?? ?Iya satu2 dong?. ?Maaf saya takut keluar tadi?. Tiba2
tangannya memegang area itu dan aku benar2 kaget ketika dia pun mengusap2nya.
Aku yang benar2 kaget tapi tidak marah atau bagaimana. Malah melihatnya dari
kaca cermin. Ohh pemandangan itu makin membuatku sesak. Apalagi jari2 tangan itu
mulai membelai liang miss V, dan aku diam. ?Coba nungging lagi?? Aku pun
menuruti perintah itu sambil melihat di cermin bagaimana erotisnya posisiku.
Dipegangnya lagi miss V ku, dan terus terang aku terangsang. ?Coba sekarang
terlentang?. OK sekarang aku benar2 bugil di depannya, dan aku diam saja
menurutinya.
Dia mengambil jarum lagi dan menusukkan di sekitar miss V ku. Lalu diambilnya
minyak lagi dan dibalur di perut dan akhirnya payudaraku pun mendapatkan
jatahnya. Aku melihatnya di cermin, bagaimana aku kini benar2 telanjang dan
hanya menggunakan jilbab. Aku tau putingku berdiri saat dia membalurku. Aku malu
tapi diam saja malah menikmati pemandangan di cermin. ?Gak terlalu kendor, apa
ukurannya mau dikecilin?? Ujar si Mbah sambil membalurkan minyaknya. Aku diam,
bahkan mungkin tidak sadar kalau si Mbah sedang bertanya. ?Memang dari dulu
segitu MBah, Cuma takut kendor? aku tau putingku sekarang benar2 tegak, dan
ketika si mbah menyentuhnya aku benar2 gak bisa menahan rasa geli yang
sepertinya nyambung dengan tusukan jarum di sekitar vaginaku. Tanganku pun tanpa
sadar melingkar di pinggangnya, napasku menderu, dan aku sedikit melenguh. Si
Mbahpun memainkan jempolnya diputingku. Aku tidak berani menatapnya, hanya
melihat cermin dari balik tubuhnya. Reaksinya masih dingin2 saja. Sementara itu
tangan yang satunya pun berpindah kea rah miss V ku. Di putar2nya jarum itu dan
aku pun mengelinjang dibuatnya. Satu per satu dicabutnya dan setelah tak ada
satu jarum di tubuhnya aku pun membalikkan tubuh ke arahnya.
Membiarkan tangan kirinya bermain di putingku dan kanannya di vaginaku.
Vaginaku membasah apalagi saat jari yang ke 2 berada di dalamnya. Aku
menggelinjang gak karuan, Si Mbah menarik kedua tangannya, aku agak kaget dan
kecewa mungkin (aku agak lupa), tapi ternyata dia hanya membuka sarungnya, dan
benar saja. Ternyata tak ada celana dalam dibaliknya. Dan Mr Happy yang
berukuran sedang tak jauh beda dengan milik suamiku itu tegak terpampang
dihadapanku. ?Ayo?.? Ujar si Mbah. ?Aku belum pernah begini mbah sama?? Tangan
si Mbah lebih cepat bergerak mendorong kepalaku dan mulutku pun bungkam oleh ?anunya?.
Aku yang tidur menyamping menghadap cermin bisa melihat si Mbah bottomless
dengan tangan kirinya memainkan payudaraku dan tangan kanannya memainkan
vaginaku. Sementara mulutku penuh dengan anunya.
Tangan si Mbah di vaginaku benar2 luar biasa, tidak sampai 5 manit aku pun
kelojotan dibuatnya. Tak lama setelah aku meregang, tangan si Mbah mulai masuk
lagi dan aku terbeliak saat tiga jarinya kini masuk. Akupun tidak kuasa menahan
teriakan kecilku. Dan apalagi sepertinya salah satu jarinya menyentuh sesuatu
yang bener2 membuatku kelojotan. Itukah G Spotku? Si
Mbah mengurangi satu jarinya, hingga aku sedikit bisa bernafas sedangkan tangan
kirinya memegang kepalaku. Kali ini anunya yang tadi terlepas dibenamkan ke
tenggorokanku. Dengan posisi miring begini benar2 membuat mulutku penuh. Dan
kini si Mbah mulai menggenjotku. Aku lupa detailnya bagimana, tapi tak lama
kemudian yg aku tau aku pun orgasme lagi. Tapi si Mbah tetap saja tidak
mengeluarkan tangan dan anunya dari tubuhku. Mataku sudah berkali2 terbelalak2.
Karena tidak kuat dengan apa yang terjadi aku sedikit mendorong tubuh si mbah.
Tapi itu Cuma bisa membuat anunya keluar dari mulutku. Tangannya tetap bermain
di anuku. Aku menggelinjang gak karuan hingga aku meregang dan akhirnya setengah
terduduk menahan rasa di vaginaku. ?Mbaaaaaaaaaaaaaaaah stop?. Tanganku meraih
tangan kanannya meminta untuk mencabut dari vaginaku namun sekali lagi mungkin
karena dia sudah tau di mana G Spotku, si mbah menekannya kuat-kuat dan
menggosokkannya lagi. Akupun kelojotan lagi sambil menahan tangan kanan si Mbah
agar keluar dari vaginaku. Sementara tangan kiriku mencakar pundaknya. Tapi
upayaku sia2 walaupun aku sudah meminta2 agar si Mbah menudahinya tetap saja
tangan kanannya menggosok2 vaginaku. Akhirnya setelah orgasme lagi akupun
terkencing2 dibuatnya. Aku sudah gak tahan lagi.
Aku yang lemas lunglai tergeletak masih harus menerima hujaman anunya si mbah.
Walaupun agak lama juga, akhirnya keluar semua sperma si Mbah di mulutku. Aku
diharuskannya meminum semuanya, sementara sisanya masih meletup2 mengenai
wajahku. Aku tidak boleh memuntahkan spermanya, atau membersihkan wajahku. ?aku
belum pernah begitu mbah?. ?begitu apa??.?Oral? Sahutku. ?aku nggak ngerti
istilah oral?. ?aku nggak pernah cium anunya suamiku sendiri mbah?. Si mbah
mendekatkan wajahnya ke wajahku ?Apa itu namanya??. ?Iya mbah nyepong mbah?. Si
mbah member aba2 agar aku membersihkan anunya. Akupun menuruti dengan
menjilatinya hingga bersih. ? Yang bersih ya, mungkin sebentar lagi ada pasien
lain yang datang? Kata si Mbah dengan dingin.
Setelah bersih si mbah mengenakan sarungnya lagi. Dia mengambil sebuah gulungan
daun sirih. ?Ini obat supaya gak keputihan? Dimasukkanya gulungan sirih itu ke
vaginaku. Dan ikatannya yang dari seutas benang kasur diikatkan ke pinggangku. ?Jangan
sampe lepas? Katanya. Aku pun berdiri ketika si mbah meraih kain sprei yang
basah oleh kencingku atau apalah tadi itu aku gak tau. ?Bajumu diluar? ujar si
mbah dengan dingin. Sebetulnya aku ingin di peluk olehnya tapi aku gak berani.
Sekejap aku melirik ke cermin. Ada sedikit sisa air maninya menggantung dari
kening ke hidungku, dan aku tidak berani membersihkannya. Aku melihat ikat
pinggang dari benang kasur dan aku pun berjalan dengan sangat hati2 agar
gulungan daun sirih ini tidak lepas. Tapi sebetulnya ukurannya cukup besar dan
layaknya tampon semestinya tidak usah diikat begini.
Sesampai di luar yang ada hanya celana panjang dan bajuku saja. ?Aku simpan
semua bh dan celana dalam pasienku? ujar si mbah. Aku pun diam saja. Setelah
berpakaian aku pun bertanya ? Semua berapa Mbah??. ?700 ribu? sahut si Mbah. ?Mbah
mahal sekali??. ?Memang Priska nggak bilang? Ya memang segitu, mestinya satu
juta, tapi kamu tadi nyepongnya lumayan, jadi 700 ribu?. Aku bingung dengan
jawaban itu. Aku tersinggung tapi gak bisa marah. ?Cuma ada 300 Mbah?. ?Di ruko
seberang ada ATM Center. Saya tunggu ya? Si mbah masuk ke kamar mandi.
Saya pun bergegas turun. Saat di anak tangga, pengaruh dari daun sirih di
vaginaku mulai bereaksi. Aku geliii sekali. Apa lagi ketika aku harus nyeberang
jalan. Di bawah terik sinar matahari jalan ramai, mulai terpikir oleh aku. Di
balik bajuku ini aku tidak menggunakan underwear. Di depan ruko ini Mall Kelapa
Gading. Aduh aku lupa di mana ATM mandiri. Aku bingung bagaimana kalau ada
temanku. Karena biarpun atasan ini berlengan panjang dan berleher penuh tertutup
tapi bahan kaos ini cukup bisa memperlihatkan payudaraku yg tanpa BH, atau
celanaku yg juga dari bahan kaos. Duuuuh gimana kalau ada yg notice. Setelah
bertanya ke satpam aku pun menuju atm center. Bekas sperma si Mbah mulai
mongering di wajahku. Baunya sedikit menggangu, tapi aku takut. Aku jadi takut
kalau ketemu saudara teman atau apalah. Karena tidak tenang aku berjalan agak
cepat tapi, gesekan terhadap daun sirih itu membuatku benar geli. Tak lama efek
daun sirih yg memberikan rasa isis mulai menyiksaku. Vaginaku terasa hangat
sekaligus dingin terkena desiran angin. Daun sirih yang tadinya kering terkena
cairan vaginaku yang keluar karena geli mulai mengembang. Dan akupun mulai sulit
berjalan. Setelah mengambil uang aku pun berjalan kembali. Setelah berada di
halaman Mall rasa di vaginaku mulai menghebat terutama setelah terkena terpaan
angin yang mengenai tubuhku dan vaginaku yang makin ISIS. Tapi aku tahan setelah
menyeberang dan berjalan kea rah ruko si mbah aku mulai tidak tahan, aku merasa
vaginaku makin basah. Untungnya aku masih kuat masuk ke ruko si Mbah. Di dalam
aku mulai tertatih tatih terutama ketika menaikki tangga. Sesampainya aku di lt
2 aku sangat terengah2. ?Mbah, sirihnya aku lepas saja ya? Aku gak kuat? Si Mbah
yang sedang duduk di sofa membuka sarungnya, ?Ini dulu dong? tangannya
menunjukkan anunya yang sedikit tegang. Aku bersimpuh di depannya menuruti
perintahnya. Mulai kumasukkan batang kamaluannya yang belum bereaksi itu ke
mulutku. Si mbah menarik baju kaosku hingga akupun topless. Begitu terbuka
dimainkannya payudaraku. ?Masih bagus? berapa ukurannya?? ?34 C Mbah, tapi
agghhh? aku disumpal lagi dengan anunya yang tak lama kemudian membesar dengan
tegang. Aku disuruhnya berdiri dan dibukanya celanaku dan dibuka ikat pinggang
daun sirih itu. ?Hmmmm sudah basah?. ?kayaknya? seperti tadi saja mbah?.
Maksudku mengatakan itu adalah untuk menolak berhubungan badan dan melakukan
oral saja, tapi si Mbah mulai menjilati vaginaku dan permainan lidah dan jarinya
membuatku gelid an tak tahan lagi. Dan akupun menurunkan tubuhku, kupegang
kemaluannya, ku arahkan ke vaginaku dan blesss. Vaginaku yang sudah basah penuh
itu melahap habis anunya si mbah. Aku memejamkan mataku, aku sedikit malu.
Ketika aku mulai bergerak naik turun putingku sedikit sakit tergesek dengan
safari si Mbah yg masih terpasang. ?Mbah curang, kok aku aja yang telanjang?. Si
Mbah menepak pantatku, aku pun mencabut vaginaku dari anunya. Di berjalan menuju
satu kamar. Di kamar ini tempat tidurnya benar2 tempat tidur, tapi seluruh
ruangan dilapisi cermin. Dalam keadaan berdiri aku disuruhnya membukakan bajunya.
Kini dia telanjang. Tubuhnya biasa2 saja. Dia merebahkan badannya, dimintanya
aku menjilati anunya agar kembali mengeras. Saat aku menyepongnya HPku berbunyi
tanda SMS masuk. ?Ambil? ujar si Mbah. Aku mengambilnya, ketika kembali ku lihat
si Mbah sedang berbaring sambil mengusap2 anunya yang makin tegang. ? Sinih??
Aku menuruti dan memang sudah tak sabar. Aku melihat di cermin bagaimana aku
berada di atas tubuh si Mbah, meraih anunya, dan memasukkannya. Ohhh luar biasa,
lagi2 aku memejamkan mataku.
Aku mulai bergerak seperti penunggang kuda, payudaraku mulai berayun2. Si Mbah
memainkan payudaraku. Dibandingkan dengan Priska payudaraku jauh lebih besar.
Dia hanya 34 A. Tapi Priska tinggi semampai dan putih seperti ayahku. Sedangkan
aku hitam manis. ?Vaginamu enak Mil, ayo goyang? ujar si Mbah sambil menepuk
pantatku. Dia pun aktif menyodok2 dari bawah. Tak lama aku pun kecapekan di atas.
? Belum keluar kan??. Aku tidak menjawabnya. Dia kini di atas dan aku dibawah.
Aku melihat dari kaca. Yg ada di plafon. Ya ampun init oh fungsinya kaca-kaca
ini. Dan aku melihat bagaimana dia menarik kakiku hingga mengkangkang. Menaruh
bantal di pantatku dan menghujamkan anunya. Apa yang aku lihat dan aku rasakan
benar2 membuat aku melayang. Walaupun gaya misionaris biasa aku tetap melihat
apa yg terjadi di cermin, sungguh2 luar biasa? melihat Si Mbah menyetubuhiku.
Inikah yang dilakukan si Mbah pada Priska, dan juga pasien2 lainnya. Si Mbah tak
kan menciumku aku tahu itu karena seluruh wajahku masih belum bersih sehingga
selama ini dia berkonsentrasi dengan genjotannya saja. Tiba-tiba dia meminta aku
menungging seperti tadi, ahhh aku belum pernah melakukannya. Saat aku nungging
aku masih bisa melihat kaca di depan dan samping apa yg si Mbah lakukan. ?Siapa
namamu?. ?Mila Mbah?. ?Mila siapa??. ?Mila Mastiti?. ?Ini Apa??bentaknya. ?Ini
anunya mbah?, ?Apppppaaaa anu?. Blessss dihujamkan anunya kuat2 ke vagina ku yg
sedang nungging dari tadi. ?uhhhhhhhh? aku melenguhhhh panjang?.?Apa namanya
sayang??.?Kontol Mbah?, ?Bagus, berarti kamu sedang diapain?.?Dientot Mbah?.
Aku ingat benar dialog itu. Akhirnya itu benar2 terjadi, dan aku juga ingat
bagaimana kontolnya menghujamku tanpa ampun walaupun aku baru saja orgasme.
Dalam posisi doggy style memang memungkinkan si Mbah menyentuh GSpotku. Aku
habis orgasme 2 kali. Dalam kondisi lemas. Akhirnya si Mbah mengalungkan kakiku
di pundaknya. ?Sorry, di dalam ya?.? Dia pun menggenjotku penuh nafsu, Dia pun
meracau habis2an, dan itupun terjadi diapun berejakulasi di vaginaku. Aku sudah
terlalu lemas, karena 2 kali orgasme waktu doggy style tadi. Posisi ini memnag
tidak membuatku orgasme. Tapi itu tidak penting karena ini giliran si Mbah. Dan
ini memang moment yang paling kuingat ketika tubuh si Mbah mengejang di atas
tubuhku, dan aku melihatnya melalui cermin, bagaimana tanganku mencengkeram kuat
pantat si Mbah yang sedang menghujamkan kontolnya ke vaginaku. Dan semburan
sperma itu begitu keras dan deras rasanya. Aku menciumi pipi si Mbah dan bahunya.
Si Mbah mencabut torpedonya, sisa spermanya masih ada disemprotkan ke payudaraku,
dadaku, dan aku pun mengerti untuk menjilatinya hingga bersih.
Sekitar ½ jam kami berbaring lemas, bel tanda pasien datang berbunyi. Si Mbah
bangkit, ?Tunggu 1 jam lagi ya? Ujarnya. Dia ke kamar mandi, dan aku tau di
segera mandi. Saat dia mandi aku melihat diriku yang telanjang di cermin yang
terletak di atap ruangan kamar ini. Tubuhku benar2 bugil, aku memegang
selangkanganku yang masih terasa panas. Aku tersenyum melihat diriku sendiri.
Apalagi mengingat apa yg baru saja terjadi. Selangkangan, perut, dada, leher dan
wajah masih berbekas semprotan spermanya. Si Mbah memang gila batinku, aku benar2
dilecehkan. Tapi aku benar2 tidak menyesal.
Tak lama setelah dia keluar, aku pun hendak mandi. Tapi dilarangnya. ?Gak usah
gitu aja? Aku pun menurutinya. ?Mbah besok aku boleh ke sini terapi lagi?
tanyaku. ?Boleh, jangan lupa bawa uang yg cukup ya biar gak usah ke ATM. 700
ribu ya.? Aku pun ingat dengan uang yg aku ambil tadi, lalu menyerahkan ke si
Mbah. Sialan dia sudah pake aku seenaknya sekarang tetap saja aku harus bayar.
?Mbah, memang gak ada diskon buat aku? Mana cukup uangku Mbah? Priska kok bisa??.
?Dia juga bayar kok, yah kalau bisa bawain langganan baru yang ok boleh kok?
Ekspresinya masih saja dingin. Aku akhirnya bersiap siap menggunakan baju ku.
Melihat si Mbah sudah rapih aku tau kalau sudah waktunya aku pergi.? Tunggu dulu
di sini ya?. Si Mbah turun menghampiri pasiennya dan dari suara yang ada aku pun
tau, pasiennya perempuan lagi. Tak lama suara mereka hilang dari pendengaranku.
Sepertinya mereka berdua memasuki sebuah kamar lain. Tapi tak lama kemudian si
Mbah yg masih rapih berada di kamarku lagi. ?Cantik ya Mbah??. ?Nggak biasa aja,
ibu2 muda juga?. Ahhhh mbah pasti bohong. Akupun bersiap2 pulang. ?Tunggu dulu,
semua baju dalamnya buat aku. Cepat buka! ? Aku menuruti perintah mbah membuka
bra dan celana dalamku dan kuberikan padanya.
Setelah itu Mbah mengantarkan aku turun hingga ke parkiran. Ketika aku sudah di
mobil, mbah mengetuk jendela kacaku. Setelah ku buka kaca mobil kepalanya
menjulur ke dalam ?Kamu enak juga? tangannya meremas2 dadaku. Sambil menyeringai
dia berkata padaku ?kamu buka rok mu!? aku menuruti perintahnya. Gila! Apa dia
mau grepe2 aku dalam kondisi begini ya? Atau dia masih mau main lagi? Ternyata
tidak rok ku diambilnya ?sekarang kamu pulang, terserah gimana ya?? setelah
berkata begitu dia mundur dan melambaikan tangannya. Aku berkali2 protes namun
tidak di dengar dia malah berbalik masuk ke dalam ruang prakteknya.
Aku kebingungan karena tidak mungkin turun, belum lagi aku malu oleh beberapa
orang yg sempat melihat ke arahku. Akhirnya aku pulang juga. Sepanjang
perjalanan aku menutupi bawahanku hanya dengan tas. Berkali2 aku mengumpat ulah
si Mbah. Aku benar2 dilecehkan. Sesampai di depan rumah aku menelepon pembantuku
agar membuka pintu pagar dan garasi. Di dalam garasi aku tidak langsung turun,
aku menunggu siti membawakan sarung untukku.
Selasa, 10 April 2012
Kompilasi Model Jilbab Bugil #01
Langganan:
Postingan (Atom)