Alida Isnaini namaku, mahasiswi 20 tahun di salah satu universitas di Surabaya. Aku berjilbab, tapi bukan jilbab biasa, aku adalah seorang akhwat yang juga menjadi pengurus di masjid kampusku. Namun aku cenderung supel, senang tersenyum, periang dan aktif. Seperti akhwat-akhwat lainnya, aku sangat menjaga pakaianku, meski cukup sulit menemukan pakaian terusan yang tidak menonjolkan tetekku yang berukuran 36B. Kesalahanku adalah aku terlalu supel dan cepat dekat dengan laki-laki tanpa memikirkan bahwa mungkin saja mereka memiliki niat jahat. dan itulah yang terjadi...
Siang itu Topik teman akrab sekelasku yang sudah kuanggap sebagai kakak sendiri mampir ke kostku. Seperti biasanya, saat siang keadaan kostku sangatlah sepi. Saat itu aku sedang tidak ada kuliah, jadi aku sendiri di kost. Topik mengucapkan salam dan akupun membalasnya. Lalu kami ngobrol di ruang tamu yang letaknya tidak jauhdari kamarku (kamarku paling depan). Setelah duduk, Topik menyerahkan bungkusan yang ternyata berisi juice alpukat, kesukaanku.
"Tumben bawa ginian?" tanyaku. "Ada acara apa nih?"
"Nggak, cuman tadi abis ke warung juice sama Yogi dan Faruk" jawabnya santai.
Akupun membuka minuman itu dan meminumnya. Topik lantas mengeluarkan buku pelajaran dan duduk di sampingku sambil memintaku mengajarinya. Beberapa menit kemudian aku merasa agak gerah, langsung saja kuhabiskan es juice pemberian Mas Topik.
"Panas ya?" kata mas Topik, aku cuma mengangguk.
Rasa gerah itu lama-lama berubah menjadi sebuah perasaan yang aneh, Tiba-tiba saja jantungku berpacu kencang.
"Da... kamu dah putus sama si Wildan ya?" tanya mas Topik. aku hanya mengangguk pelan sambil berusaha memfokuskan pikiran.
Tiba-tiba tangan mas Topik menyentuh pundakku dan menarikku ke pundaknya. Entah apa yang aku pikirkan tapi badanku sangat lemas dan tidak bisa bergerak. Belum habis heranku, tiba-tiba terasa gatal di sekitar memekku, Memekku terasa panas, dan aku dapat merasakan putingku mengeras.
"Kenapa Da?" tanyanya lagi.
Belum sempat aku menjawab, mas Topik sudah mencium pipiku dan lalu semakin mendekat ke bibirku hingga akhirnya dia mencium bibirku. Aku tidak bisa bergerak aku hanya memalingkan wajah begitu mas Topik menghentikan cumbuannya. Tanpa banyak kata tangan Mas Topik turun ke tetekku yang masih terbungkus pakaianku dan mulai meremasnya.
"Jangan..." kataku lemas... memekku terasa semakin panas dan gatal, sedang putingku semakin mengeras. aku mencoba menggerakkan diriku tapi tidak mampu. Mas Topik meneruskan remasannya sambil tangan satunya mencopoti kancing depan baju terusanku. Dalam hitungan menit, tangannya menyelusup ke dalam bajuku dan terus ke dalam BH-ku. Kini Mas Topik menyentuh tetekku secara langsung. Tanpa sadar aku mendesah lirih dan badanku terangkat saat Mas Topik menyentuh dan mulai meremas tetekku. Ciumannya di bibirku semakin ganas, dan aku terbawa, aku membalas ciumannya, melupakan ke akhwatanku selama ini.
Jari-jemarinya memilin-milin kecil putingku hingga aku benar-benar terangsang. Tiba-tiba dia menarik tangannya keluar dari BH-ku dan mulai masuk ke dalam rok panjangku dari arah bawah. Sekali lagi aku tak mampu melawannya, ciuman panas di bibirnya dan sentuhannya di memekku yang terbalut celana dalam membuatku semakin melayang. Di bawah sana, aku sudah sangat basah.
Perlahan tapi pasti Mas Topik menarik Celana Dalamku hingga benar-benar lepas, kini tangannya bermain-main di permukaan bibir memekku, sesekali menyentuh klitorisku, membuatku tanpa sadar mendesah.
"Jangan disini" ujar Mas Topik tiba-tiba. "Nanti kelihatan orang, kita ke kamarmu saja"
Tanpa basa-basi lagi Mas Topik menuntunku yang sudah sangat lemas dan terangsang ke dalam kamarku. Kamarku tidak memiliki daun pintu, hanya ditutup kain seprei, itu kamar paling depan dan akses ke ruang tamu paling cepat, itu sebabnya aku memilih kamar itu, meski tidak ada pintunya. soalnya teman-temanku sering datang kemari.
Di kamar, Mas Topik tidak menunggu lama, dia merebahkanku di ranjang dan mulai menggulung rok-ku ke atas, hingga dia dapat melihat dengan jelas memekku yang sudah basah. Bajuku di singkap dan BHku dinaikkan sehingga tetekku juga terlihat, dia mengecup dan memainkan lidahnya di tetekku, menghisap-hisap putingku hingga aku lebih sering lagi mendesah. Beberapa menit melakukan itu, dia melepas celana panjangnya berikut celana dalamnya. dan inilah pertama kalinya aku menyaksikan kontol laki-laki. Dia memegangkan tanganku ke kontolnya dan memintaku mengocoknya. Aku belum tahu harus bagaiman jadi yang aku lakukan malah meremas-remasnya. Tak lama kemudian Mas Topik membuka kedua kakiku dan menggesek-gesekkan kontolnya ke memekku, aku merasa sangat nikmat, detik berikutnya dia mulai mencari lubang memekku dan melakukan penetrasi.
Aku tersentak karena sakit yang luar biasa! Tiba-tiba kesadaranku pulih! Aku mendorong tubuh Mas Topik yang menindihku, tapi dia malah menekankan tubuhnya.
"Sakit!!" ujarku sambil meringis menahan sakit, "Jangan!! sakit!! Sudah mas! Jangan!" pintaku.
Tapi satu hentakan berikutnya terasa sangat menyakitkan, Mas Topik terus menekan-nekan kontolnya hingga benar-benar amblas. Aku menangis meringis menahan sakit, tanpa banyak kata, Mas Topik mulai menarik kembali kontolnya dan membenamkannya lebih dalam lagi. aku kembali tersentak.
"Hmmmpphh" desahku menahan sakit. Mas Topik melakukannya berulang-ulang sambil terus menahan tubuhku yang berontak, dia menggejotku semakin cepat dan cepat, tiba-tiba tirai pintu kamarku terbuka, dan aku dapat melihat Yogi dan Faruk masuk ke kamarku.
"Bisa juga ternyata Alida dientot" komentar Yogi sambil tersenyum melihat Topik yang menggenjotku makin keras.
"Hebat kamu pik, akhwat juga bisa kamu entot" tambah Faruk.
Aku meronta tapi tak ada tenaga, Topik mempercepat gerakannya lalu tiba-tiba mencabut kontolnya dan mengeluarkan spermanya di atas perutku. Aku berusaha bangkit tapi Yogi dan faruk yang ternyata sudah bertelanjang menekan tubuhku kembali berbaring.
"Jangan.... jangan... Yog.... sudah..." ucapku lemas.
Tubuhku sudah sangat lemas dan entah mengapa rasanya libidoku masih tinggi, tanpa perlawanan berarti yogi menancapkan kontolnya ke memekku dan memompanya.
"Habis kamu perawani" ucap Yogi sembari menggenjotku, "tapi masih sempit".
"Jangan dibuang didalam" ujar Topik yang sudah kembali berpakaian "Siapa tau dia dalam kondisi subur" tambahnya sambil pergi keluar kamar.
Faruk yang dari tadi meremas-remas tetekku mulai melepas bajuku diikuti rok.
"Sekarang kita lihat rambutmu Da.." ujar Faruk sambil melucuti jilbabku.
Aku tak berdaya, Yogi menggenjotku makin kencang, kontolnya keluar masuk dengan cepat. Setelah melihat rambutku yang sebahu, Faruk menempelkan kontolnya ke bibirku dan memaksaku mengoralnya. Aku menolak, tapi dia menekan terus, hingga akhirnya kontolnya berhasil memasuki mulutku. Dia menggoyangkan kontolnya keluar dan masuk, lalu memintaku memakai lidah, terpaksa aku menurutinya. Yogi mencabut kontolnya dan memberi isyarat pada Faruk, segera Faruk melesakkan kontolnya ke memekku, saat keperawananku direnggut, aku digilir tiga orang sekaligus!!.
Yogi mendekatkan kontolnya ke mulutku dan menekannya masuk, begitu kontolnya didalam, dia menekan kepalaku dan mengeluarkan spermanya di mulutku. Dia tidak segera mencabutnya, sehingga terpaksa aku menelan spermanya. 20 menit Faruk memakaiku, hingga akhirnya dia mengeluarkan spermanya juga di dalam mulutku. Kejadian itu, direkam oleh Yogi lewat HPnya. Setelah insiden itu, mereka mengancam akan mengedarkan rekaman itu, dan aku harus siap untuk dipakai mereka lagi. Yang paling aku sesalkan adalah jumlah mereka terus bertambah dan berganti-ganti saat memakaiku, aku jadi budak seks mereka. aku tidak bisa melepas jilbab karena keluargaku adalah keluarga Islam yang terpandang. Ternyata bukan hanya aku korban mereka, satu sahabat baikku Yungky yang merupakan pacar Topik sendiri juga diperawani dan digarap oleh cowok satu kelas saat berlibur di Villa Malang dulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar