Rabu, 06 Juli 2011

PERKOSAAN ALIDA (3)

Truk tentara yang kami gunakan menuju bumi perkemahan di Malang itu telah berhenti di pelataran parkir. Aku dibantu oleh Agung dan Anton menurunkan tas ranselku. Dari kejauhan aku melihat Topik sedang berbincang-bincang dengan kedua sopir truk itu. Dan entah apa itu perasaanku saja, tapi kedua sopir truk itu seolah melihat ke arahku.

Begitu selesai menurunkan barang, teman-teman segera menuju ke kapling perkemahan yang sudah disewa, kecuali Anton dan Topik yang sepertinya masih ada urusan dengan para sopir truk itu. Tidak lama kemudian Topik memanggilku, kontan saja perasaanku berubah jadi tidak enak. Benar saja, setelah mendekat, Anton langsung mengambil alih barang bawaanku dan bergegas pergi, sedangkan Topik bicara perlahan ke arahku.

“Bapak-bapak ini pingin make kamu Da, kamu naik ke dalam truk gih!”. Ujar Topik pelan.
Aku tahu benar, ini perintah bukan permintaan.

“Ini pak Basuki dan yang ini pak Aryo” ujar Topik sambil memperkenalkan aku kepada kedua sopir itu.

Keduanya berpostur tubuh bagus meski sudah berumur sekitar 40 tahunan. Itu karena mereka adalah supir truk marinir. Potongan keduanya cepak, hanya saja Pak Aryo berkulit gelap. Akhirnya akupun naik ke bangku depan truk, diapit Pak Basuki yang memegang kemudi dan pak Aryo. Topik sendiri tidak ikut. Aku jadi takut, selama ini aku belum pernah melayani laki-laki yang usianya jauh lebih tua dariku, apalagi aku tidak tahu mereka akan membawaku kemana.

“Kembali utuh lho pak…” pesan Topik ketika mesin truk sudah menyala dan mereka siap pergi.

Pak Basuki hanya tersenyum lebar. “Beres” ucapnya. “Utuh kok, paling cuman gak kuat jalan aja..”.
Mendengar kata-kata itu aku langsung dapat membayangkan kalau mereka akan membantaiku habis-habisan. Tapi aku tetap berusaha tenang. Tangan pak Basuki menggapai tuas persneling, tapi dia sengaja menyenggol selangkanganku yang tertutup rok tipis. Dia meremas kuat memekku, membuatku sedikit menggelinjang. Setelah itu, truk meninggalkan areal parkir. Baru beberapa menit dari bumi perkemahan, tangan Pak Aryo sudah menjelajah di tubuhku, mulai dari paha hingga tetekku, bahkan menyelusup ke balik jilbabku dan melepas kancing-kancing atasku. Lalu meremas-remas tetekku dari balik BH ku.

Pak Basuki sama saja, kendati memegang kemudi, tangannya membimbing tanganku untuk membuka resleting celananya dan memainkan kontolnya. Akupun menuruti kemauanya. Sampai akhirnya Pak Aryo menyingkap rokku ke atas, jarinya menelusup ke balik celana dalamku dan memainkan jarinya keluar masuk memekku. Aku sudah tidak berdaya. Dengan baju dan jilbab yang kusut dan rok yang tersingkap, aku Cuma bisa mengerang. Semakin cepat permainan jari Pak Aryo, semakin keras eranganku. Tubuhku kusandarkan lemas pada dada Pak Aryo yang semakin bernafsu memainkan memekku.

Akhirnya truk itu berhenti di sebuah jalanan sepi. Aku dan mereka berdua turun dan melanjutkan permainan ke bak belakang truk yang sebelumnya sudah ditutup. Tanpa segan mereka berdua melepas pakaiannya dan melucuti seluruh pakaianku, kecuali jilbab dan kaus kakiku. Aku ditelentangkan di lantai truk, Pak Basuki memasukkan kontolnya yang lumayan besar ke mulutku, akupun menghisapnya. Sedang Pak Aryo asyik meremas dan menjilat serta menggigit-gigit puting susuku. Mereka melakukannya bergantian.

Puas dengan mulutku, mereka mengambil posisi, Pak Basuki yang pertama, dia melebarkan selangkanganku dan menancapkan kontolnya sedikit demi sedikit. Ia seolah-olah sangat menikmati hal ini.

“Eghhhh…ehmmm..akkkkh…….” ceracauku. 

Pak Basuki tetap tenang dan mengerang pelan sampai seluruh kontolnya amblas ke dalam memekku. Lalu dia membiarkanku mengambil nafas. Tapi kemudian, dengan tiba-tiba dia menggenjotku dengan irama yang teratur dan cepat. Aku kesakitan, meringis dan menjerit, tapi genjotan Pak Basuki malah semakin menggila. Herannya, berapa menit kemudian aku mengalami orgasme. Ini adalah orgasme tercepatku, mungkin ini bedanya kalau disetubuhi oleh orang yang lebih tua dan berpengalaman. Dua puluh menit Pak Basuki menindihku, memekku benar-benar terasa perih dan panas.

“Ah…aukkkh…agh..agh…agh…auwww” aku hanya menjerit sambil menggeleng-gelengkan kepalaku menahan sakit.

Tubuhku benar-benar dihimpit dan memekku benar-benar dipacu dengan sangat kasar dan cepat.

“Sss…sssakit…agh….agh…auww…uhuhhh…” tanpa sadar aku mengeluarkan air mata. 

Pak Basuki tidak perduli. Waktu terasa sangat lama berjalan, rasa nikmat memang ada, tapi begitu juga rasa sakit. Akhirnya Pak Basuki menusukkan kontolnya dalam-dalam, aku yang menyadari kalau dia akan segera mengalami ejakulasi menyambutnya dengan erangan keras. Dan cairan hangat menyembur ke rahimku.
Tubuhku penuh dengan keringat, keringatku dan Pak Basuki. Pak Basuki sendiri terlihat sangat puas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar