Selasa, 05 Juli 2011

PERKOSAAN ALIDA (2)

Yuda masih menyodok memekku dalam posisi Doggy Style, desahan-desahan kecil keluar dari mulutku yang sudah lemas ini. Tak lama Yuda mempercepat goyangannya dan mencengkeram pinggangku sambil memasukkan kontolnya lebih dalam lagi ke memekku.


"Engggh...." erangku pelan saat merasakan cairan sperma Yuda yang hangat memenuhi lubang memekku.

Ini adalah pertama kalinya Yuda menyetubuhiku. Dengan ini, berarti semua pria di kelasku sudah pernah menyetubuhiku, menikmati tubuh yang sehari-harinya kubungkus dengan jilbab dan pakaian layaknya akhwat yang lainnya. Tubuhku tersungkur lemas di lantai kamar Yogi yang dilapisi karpet warna hijau, Yuda mengambil tissue dan membersihkan ceceran sperma yang menetes di karpet. Malam ini aku terpaksa kembali menginap di rumah Yogi. Orang tuanya sedang ke rumah neneknya, hingga dia hanya tinggal dengan adik laki-lakinya yang saat ini kelas 2 SMU. Yogi sendiri pernah mengajak adiknya menyetubuhiku bergantian.

Kupaksakan kaki yang masih lemas untuk mengenakan kembali pakaian dan jilbabku, lalu keluar ke kamar mandi untuk mencuci tubuh, seusai mandi aku meminum pil anti hamil, seperti malam-malam sebelumnya. Sebelum aku terlelap dalam tidur, Yogi sempat mengingatkan tentang camping bersama yang akan diadakan 2 hari dari sekarang, bersama anak-anak kelas C. Hanya 2 gadis dari kelas B yang diajak yaitu aku dan Yungky yang juga telah menjadi budak seks mereka. Aku tahu sekali kalau aku akan jadi bahan pertukaran antar kelas.

Catur membawakan tas punggungku dan menaruhnya ke dalam bak truk tentara yang akan menjadi sarana transportasi kita ke Malang. Sebenarnya tidak perlu menyewa truk, toh ini hanya camping biasa, bukan OSPEK. Anak-anak kelas C sibuk menaruh barang mereka di truk masing-masing, begitu pula kami. Siswa kelas C ada 55 orang, tapi yang saat ini ikut camping hanya sekitar 20 orang, 15 cowok dan 5 cewek. Sedangkan seluruh cowok kelas kami (kelas B) yang berjumlah 25 orang ikut semua, yang cewek hanya 4 orang, aku, Yungky, Adhelia dari kelas E dan Poppy dari kelas F. Entah bagaimana, tapi sepertinya Topik dan kawan-kawannya telah berhasil membuat mereka berdua menjadi budak seks juga.

Diantara pria kelas C ada seseorang yang bernama Agung, yang sering digosipkan menaruh hati padaku, setiap aku melewati kerumunan anak-anak kelas C pasti mereka menyebut nama Agung keras-keras. Dan sepertinya sebentar lagi dia akan ikut menikmati tubuhku.

"Oke Alida, Adhel ama Yungky ikut truk anak kelas C" komando Topik.

Aku sempat protes tapi mereka tidak peduli, sebagai gantinya, 4 cewek kelas C ikut truk kelas B. sepertinya mereka mau meraba-raba tubuh kami di sepanjang perjalanan nanti. Walhasil aku sekarang duduk diantara cowok-cowok kelas C yang saat membantuku naik ke truk tadi dengan sengaja menyentuh-nyentuh pantatku. Dan dengan sengaja juga mereka mendudukkanku di sebelah Agung sambil dari tadi menggodaku.

Truk berjalan, makan waktu 3 jam untuk sampai di lokasi camping di Malang, aku dan Agung hanya mengobrol saja. Lalu Agung mulai memberanikan diri memegang tanganku, aku diam saja, Agung terlihat sangat kikuk. Yang lain mulai menyoraki Agung agar bertindak lebih jauh, Agung semakin bingung dan salah tingkah. Tidak sabar melihat sikap Agung, Anton, ketua kelas C menghampiriku dan menarik tanganku sehingga aku berdiri.

"Begini loh Gung!" ujar Anton sambil mendekap tubuhku dari belakang, tangan kanannya meremas-remas tetekku yang masih tertutup pakaian terusan.
"Nih, terus diginiin" katanya sambil meletakkan tangan kirinya tepat di memekku, lalu mulai menggerak-gerakkan jarinya dari luar rokku.

Tak perlu waktu lama bagi libidoku untuk naik, aku memang paling tidak tahan bila daerah selangkangku dipermainkan. Apalagi saat itu semua mata di truk memandang ke arahku, secara refleks aku mengeluarkan desahan halus tanda kenikmatan.

Tiba-tiba Anton menghentikan aktifitasnya dan mendorongku jatuh ke pangkuan si Agung. "Tuh! Gituin! Cepetan! Yang lain juga pengin!" ujar Anton sambil kembali duduk di tempatnya.

Aku kini duduk di pangkuan Agung, kontolnya yang sudah tegang terasa sekali menonjol menyentuh pantatku. Tanpa banyak bicara dia meremas tetekku dari luar, akupun menjatuhkan tubuhku pasrah dipangkuannya. Tidak perlu waktu lama bagi tangannya untuk menyentuh dan membuka kancing depan bajuku dan dalam sebentar saja tangannya sudah menelusup ke balik BHku, meremas dan memain-mainkan putingku yang sudah dari tadi mengeras. Aku memalingkan wajahku ke belakang dan bibir kamipun berpagutan, kecupan-kecupan berubah menjadi hisapan-hisapan sebelum akhirnya menjadi sapuan-sapuan lidah yang sangat menggebu-gebu. Tangan kanannya masih aktif dengan tetek kiriku sedang entah sejak kapan, tangan kirinya telah bermain menusuk-nusuk memekku. Aku menjadi sangat horny, aku tidak tinggal diam, tangan kiriku meremas-remas tonjolan di celananya, tampaknya dia sangat menikmatinya. Aku sudah tidak tahan lagi, biasanya kalau sudah begini cowok di kelasku pasti sudah menyodorkan kontolnya untuk ku oral. Tapi Agung tampak sangat polos.

"Aku oral ya?" akhirnya aku tidak tahan untuk tidak memintanya.

Agung melepas pelukannya, aku berdiri lalu berlutut di dekat selangkangannya, dan mulai membuka resleting celananya. Di sisi lain truk terdengar desahan keras, begitu kutoleh ternyata Adhelia dan Yungky sudah mulai dipakai bersamaan. Aku jadi semakin horny, begitu kontol Agung yang lumayan panjang dan kurus itu keluar dari celananya. Aku segera mengocok dan memasukkannya ke dalam mulutku, kuhisap dan kukeluar-masukkan ke dalam mulutku dengan cepat, diiringi sapuan lidah dan ludaku. Agung mengerang keenakan sambil nafasnya terus memburu. Akhirnya setelah beberapa menit mengoral, Agung berdiri dan merebahkan tubuhku di kursi.

"Aku nggak tahan Da, aku entot kamu sekarang...ya" ujarnya dengan nafas tak teratur sambil tangannya menggulung rokku hingga ke pinggang, dan langsung melucuti celana dalamku.

Dia membuka celana dan celana dalamnya, lalu membimbing kontolnya ke memekku yang sudah lumayan basah. Dalam hitungan detik dia menusukkan kontolnya, tubuhku menggelinjang sambil mendesah keras. Detik berikutnya, dia mengeluar-masukkan kontolnya dengan berirama dan sangat cepat, membuat erangan dan desahanku semakin cepat juga.

"Akh akh ukh akh a...gung.. akh aaah... ssshh..." desahku mengimbangi goyangannya yang semakin cepat.
"Uuuh... Da... memekmu enak banget... ah... ah... nikmat..." ceracaunya sambil menggenjotku lebih kencang dan dalam.

Aku semakin menggeliat-geliat, desahanku jadi berubah menjadi sedikit berteriak. Luar biasa sekali, Agung mampu mempertahankan bahkan menambah kecepatan genjotannya dalam waktu cukup lama. Dalam 15 menit, biasanya cowok-cowok kelasku sudah mulai tidak teratur irama genjotannya. Agung meletakkan kedua tangannya ke tetekku yang berayun, menjadikan mereka daya tumpu genjotannya.

"Aw...akh akh akh uh akh ah ahaaa ahaa akh..." desahku semakin kencang, aku hampir saja orgasme ketika kurasa Agung menghentikan genjotannya dan melesakkan kontolnya lebih dalam.
"Ahhak...akh..." desisku saat kontolnya menancap sangat dalam dan memuntahkan cairan hangatnya di rahimku.

Sial pikirku, padahal aku hampir saja orgasme. Melihat Agung telah mencapai ejakulasi, Anton yang ternyata dari tadi memperhatikan bergegas menarik tubuh Agung ke belakang.

"Minggir loe! Lama amat dari tadi" katanya sambil menjauhkan Agung dariku.

Tanpa banyak kata Anton mendekatiku dan melepas celana serta celana jeansnya. Kontolnya yang kepalanya cukup besar di pegangnya dengan tangan kanan. Anton mengangkat kedua kakiku dan meregangkannya. Memekku yang sudah berlendir dan bercampur dengan sperma Agung terpampang jelas. Detik berikutnya aku mengerang saat kepala kontolnya mulai memasuki lubang memekku.

"Augghm... ehm..." desahku.

Anton menekan terus kontolnya hingga seluruh batangnya tertanam di memekku.

"Gila... bener-bener enak... hebat kamu Da" puji Anton sambil mulai menggenjotku.
"Aah...akh..akh ekhm..uukh..hhh...sshhh" ceracauku saat kontolnya keluar masuk dengan cepat. "Augh..ugh...ugh..." jeritanku semakin kencang, begitu pula genjotan Anton.

Tidak butuh waktu lama bagiku untuk kembali larut dalam permainan seks, karena tadi aku sudah hampir orgasme. Wawan dan Satria bergerak menghampiri tubuhku yang sedang digenjot oleh Anton. Di tengah-tengah desahanku, dengan santai mereka membantuku duduk dan melepaskan semua kancing baju depanku lalu melucutinya diikuti BHku. Sementara Anton tidak menghentikan aksinya sama sekali, membuat tubuhku sedikit terlonjak-lonjak.

"Jilbabnya biarin aja" ujar Satria. "Jadi lebih hot".

Tubuhku direbahkan kembali, aku hanya menurut karena tubuhku memang sudah terasa sangat lemas. Anton memasukkan kontolnya semakin dalam, membuatku mengeluarkan teriakan-teriakan kecil. Tidak lama kemudian Satria sudah menyodorkan kontolnya ke mulutku, dan memasukkannya. Sambil menikmati genjotan Anton, aku mengulum, menghisap, dan menyapu batang kontol Satria sampai Satria mengerang-erang kenikmatan.

"Hmph! Hmph slurp slurp ehkmm..." tubuhku mengejang keras.

Aku orgasme, Satria dan Anton menghentikan gerakan mereka ketika tahu aku mencapai orgasme. Setelah beberapa detik mengejang, aku kembali lemas. Anton mencabut kontolnya lalu memberi isyarat pada Satria agar minggir. Begitu Satria minggir, Anton membalikkan tubuhku yang benar-benar sudah lemas, dan menarik pantatku, aku tahu yang dia inginkan, doggy style...

Anton di belakang dan Satria di depan, dengan kedua tanganku bertumpu pada paha Satria, Anton mengobok-obok memekku lagi. Dipegangnya pinggulku dengan kencang, lalu digerak-gerakkannya dengan cepat, kembali jeritan-jeritan kecil keluar dari mulutku. Tapi jeritanku tidak lama, karena setelah itu, Satria yang kontolnya tepat di wajahku, menarik kepalaku dan mengarahkan kontolnya ke mulutku.

Anton menggoyangku maju-mundur, dan itu membuat kontol Satria terkocok oleh mulutku. Semakin kencang genjotannya, semakin cepat juga kontol satria terkcok. Benar saja, tidak sampai 2 menit kemudian, Satria mencengkeram kepalaku yang masih tertutup jilbab dan mengeluarkan spermanya ke dalam tenggorokanku. Aku mencoba menelan semuanya, tapi sebagian spermanya menetes ke jilbabku. Satria mencabut kontolnya dan duduk tidak jauh dengan wajah penuh kepuasan. Wawan menggantikan posisinya, sambil meremas-remas tetekku, dia memasukkan kontolnya ke mulutku.

Sementara di belakang, Anton mencengkeram dan menguatkan pegangannya pada pinggulku, membuat gerakannya semakin kencang dan dalam. Rintihan dan jeritanku tertahan oleh kontol Wawan. Memekku terasa perih bercampur nikmat, Anton menunggangiku dengan kasar sekali, sepertinya dia menumpahkan semua nafsu birahinya padaku. Sampai akhirnya tubuhnya mengejang, dibenamkannya kontolnya ke memekku sedalam dia mampu, dan dapat aku rasakan dia menyemburkan spermanya kedalam rahimku. Sesaat ketika Anton terdiam dan menikmati ejakulasinya, Wawan mendorong kepalaku hingga kontolnya terkocok mulutku. Aku menggunakan lidahku, dan tampaknya dia keenakan. Akhirnya Anton mencabut kontolnya.

"Dasar pelacur!" katanya sambil memukul pantatku, aku sudah tidak peduli lagi, kata-kata itu sudah sering aku dengar.

Wawan mencabut kontolnya, menekan pinggulku dan memasukkan kontolnya ke memekku, masih dalam doggy style. Aku sendiri sudah sangat lemas, tubuhku aku biarkan terkulai di bangku truk, sementara Wawan terus menunggangiku, mencari kenikmatannya sendiri. Desahan dan desisanku sudah sangat lemas, meski masih jelas terdengar. Wawan menumpahkan spermanya diwajahku. Bukan mulutku, tapi wajahku, sehingga jilbabku jadi belepotan terkena spermanya. Cairan kental itu berceceran di hidung, pipi dan mataku. Setelah mengeluarkan semua spermanya, dia menggesek-gesekkan kontolnya ke bibirku. Dan sebelum pergi, Wawan meremas tetekku kencang sekali sampai aku meringis kesakitan.

Aku lemas dan tebaring beberapa saat, sebelum akhirnya aku memaksakan diri mengambil tissue basah di tasku. Aku membersihkan sperma Wawan di wajahku, dan juga di memekku. Setelah itu, aku mengenakan pakaian lengkapku lagi.

Di sepanjang sisa perjalanan, aku diapit oleh tiga orang, Rio, Aris dan Nanang, Rio menarikku dipangkuannya dan menikmati tetekku dari luar, sampai pakaian yang aku kenakan jadi kusut. Sementara Aris dan Nanang bergantian memacu kontolnya dimulutku. Mereka tidak menunggangiku karena waktu yang tidak memungkinkan. Hanya Nanang yang sempat berejakulasi di dalam mulutku, Aris tidak. 

Setengah jam kemudian kami tiba di bumi perkemahan Malang, tempat pesta seks kami berikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar