Rabu, 03 Agustus 2011

CERITA SI CANTIK CADAR NUSHAIBAH (1)

Akad pernikahan baru saja berakhir. Seorang gadis bercadar hitam dengan gamis lebar berwarna hitam pula, dengan jilbab panjang yang juga berwarna hitam menjadi mempelai wanitanya. Ia bernama Ummu Nushaibah. Ia baru saja menikah di Jakarta, dengan seorang pemuda alim juga bernama Ahmad Fadhilah. Suasana akad agak ribut. Pasalnya, mempelai wanita tidak mau melepaskan cadarnya di hadapan penghulu dan para hadirin. Sebenarnya itu masalah simple, tetapi si penghulu memang dikenal orang yang keras, sehingga ia merasa tersinggung dan marah besar. Pak penghulu itu bernama Sutarjo, lelaki berusia 45 tahun lebih.
Kejadian siang itu amat membekas di hari Sutarjo, sehingga ia merencakan pembalasan dendam yang akan membuat malu Ummu Nushaibah, sang gadis bercadar yang alim itu. Pucuk dicinta ulam tiba, adik kandung Ahmad Fadhilah calon suami gadis bercadar itu yang bernama Adnan, juga merasa benci terhadap Ummu Nushaibah, calon iparnya itu. Akhirnya mereka berdua bersepakat untuk mempermalukan Ummu Nushaibah di malam pertamanya itu. Caranya cukup klasik. Adnan berpura-pura menyiapkan minuman untuk kedua mempelai. Sementara Sutarjo sang penghulu, sengaja diberikan kamar untuk tidur di rumah itu, dengan alasan lelah dan capek.
Minuman untuk Ahmad Fadhilah dicampuri dengan obat bius dosis tinggi, sehingga dijamin semalaman akan tidur nyenyak. Sementara minuman untuk Ummu Nushaibah dicampuri dengan obat bius dan obat perangsang, dengan perbandingan ½, sehingga daya perangsangnya lebih kuat. Singkat cerita, saking hausnya, kedua mempelai langsung meminum tandas dua gelas minuman yang dihidangkan untuk mereka berdua. Saat itu hari sudah agak malam, kira-kira pukul 21.00 WIB. Sehabis minum, dengan pakaian masih lengkap, Ahmad Fadhilah dengan gamisnya, dan Ummu Nushaibah dengan jilbab, gamis dan cadar hitamnya, terlihat agak limbung. Adnan berlagak menuntun mereka ke kamar. Belum sampai ke pintu, mereka berdua terlihat sudah terlelap. Adnan segera memasukkan abangnya itu ke kamarnya, sementara Ummu Nushaibah segera ia bopong ke kamar pengantin. Tubuh gadis bercadar itu ia letakkan di atas pembaringan yang indah dan mahal, maklum malam pengantin sih. Setelah itu dengan agak berbegas ia memanggil pak Sutarjo untuk segara datang ke kamar. Sebentar kemudian dengan tergopoh-gopoh, pak Sutarjo datang.
Pintu kamar ditutup rapat, dan mereka yakin tidak akan ada anggota keluarga yang mengganggu, bukankah itu malam pengantin? Adnan menyiapkan sebuah Handycam yang diposisikan on, lalu keduanya mendekati tubuh Ummu Nushaibah yang tergeletak pasrah. Dengan berebutan mereka menjamahi tubuh gadis bercadar yang masih tertutup rapat itu dengan kasar, sesekali meremas teteknya, lalu bagian pangkal pahanya dan seluruh bagian tubuhnya yang masih tertutup gamis dan jilbabnya, sehingga pakaian gadis bercadar itu kusut tak karu-karuan. Kemudian Adnan dengan nafsu memburu, mulai menarik ujung gamis Ummu Nushaibah dari bagian bawah perlahan-lahan, sehingga mulailah terlihat kedua betis gadis bercadar itu yang mulus, lalu naik terus ke paha sehingga bongkahan sepasang pahanya yang putih mulus terlihat jelas. Dada Adnan berdebar-debar.
Selama ini, untuk melihat wajahnya saja ia tidak pernah bisa, namun kini dengan bebas ia bisa menikmati keindahan tubuh gadis bercadar itu. Wah, alangkah nikmatnya. Gamis gadis itu terus ditarik hingga terlilit di pinggangnya. Mata Adnan melotot memandang celana dalam Ummu Nushaibah yang terbuat dari sutra halus berwarna putih, terlihat menggunduk amat indah menutupi kemaluannya. Mulutnya langsung dengan ganas menciumi paha dan kemaluan gadis itu dengan amat lahap.
Terdengar rintihan pelan dari mulut gadis bercadar itu, tanda bahwa obat perangsang itupun bekerja dengan baik. Sementara itu di bagian atas, Sutarjo mulai mempermalukan Ummu Nushaibah si gadis bercadar itu dengan meremas-remas teteknya yang masih tertutup gamis hitam.
Kancing gamisnya mulai ia buka sedikit demi sedikit, sehingga kini kulit dadanya yang putih mulai terlihat. Tak lama kemudian, dua bongkah payu dara gadis bercadar itu yang masih tertutup bh sutra ketat terlihat dengan jelas. Sutarjo makin kalap. Tadi ia ingin melihat wajah cantiknya ditolak, tetapi kini ia bisa melihat bagian tubuh gadis bercadar itu dengan puas. Tangannya bekerja aktif meremas- remas tetek yang masih tertutup kutang ketat itu dengan ganas sekali. Kemudian dengan kasar, ia merobek bh Ummu Nushaibah. Matanya mendelik penuh nafsu, melihat dua bukit kembar milik Ummu Nushaibah yang selama ini amat terpelihara, menonjol membukit indah tanpa cacat. Kini gadis ini hanya mengenakan celana dalam, jilbab dan cadarnya saja. Gamisnya sudah melilit di pinggang. Kedua orang itu mengganyang gadis bercadar itu dengan nafsu penuh, poll sekali.
Sementara Ummu Nushaibah mulai terdengar merintih-rintih, sehingga membuat mereka semakin bernafsu. Semua kejadian itu terekam dengan baik dalam pita kaset Handycam yang terus `on'. Akhirnya mereka tidak tahan. Adnan mempelorotkan celana dalam, satu-satunya benteng terakhir gadis bercadar itu, sehingga kemaluannya yang indah, menggembung dan nyaris tanpa bulu karena sudah dicukur rapi, terlihat menantang. Setelah menjilatinya dengan amat ganas selama lima menit, Adnan mulai mengarahkan `kontol'nya ke arah kemaluan gadis bercadar, si pengantin baru yang masih perawan itu. Saat-saat paling menakutkan bagi gadis itu tiba.
Kontol Adnan mulai memaksa dan mendesak bibir kemaluan Ummu Nushaibah, untuk menjebol keperawanan yang selama ini amat terjaga. Jangankan mengentot, berpacaran saja Ummu Nushaibah tidak pernah. Kini kontol Adnan makin melesak masuk dan akhirnya pertahanan gadis bercadar itupun jebol. Terdengar rintihannya yang makin keras, meski kedua matanya masih terpejam. Sutarjo tidak mau ketinggalan. Cadar gadis itu di angkat sedikit hingga terlihat bibirnya yang indah sedang merintih-rintih. Celananya sendiri dibuka, dan kontolnya diarahkan ke mulut indah gadis bercadar itu. Pertamanya terlihat gadis itu seperti hendak menolak, menggeleng-gelengkan kepala, tetapi tidak lama kemudian kontolnya yang sudah amat tegang itu berhasil masuk ke mulut Ummu Nushaibah. Bahkan tanpa sadar, Ummu Nushaibah mulai menjilat, mengemut dan mengoral kontol pak penghulu yang tadi siang sempat dibentak-bentaknya itu. Gadis bercadar itu akhirnya harus mengaku kalah, saat dua kontol dari dua lelaki sudah menyumpal lubang mulut dan lubang kemaluannya secara bersamaan.
Sampai setengah jam keduanya mengembat gadis bercadar itu, akhirnya hampir bersamaan, keduanya menyemburkan spermanya. Mulut gadis bercadar itu penuh dengan mani yang menetes-netes di sela-sela bibirnya. Sementara sperma Adnan, langsung masuk ke rahimnya. Bisa jadi akan menjadi bibit anak mereka. Malam pengantin itu benar-benar menjadi neraka bagi Ummu Nushaibah dan menjadi Surga bagi kedua laki- laki tersebut. Sang gadis bercadar, akhirnya berhasil mereka KO-kan.
Selanjutnya mereka melucuti seluruh pakaian Ummu Nushaibah, termasuk cadarnya. Namun jilbab, sarung tangan dan kaus kaki tetapi dibiarkan.
Secara bergantian mereka menggilir Ummu Nushaibah dengan berbagai posisi. Yang paling lama ketika gadis bercadar hitam itu diembat dengan posisi doggy style oleh sang penghulu, Usai menggarap gadis bercadar itu, keduanya keluar kamar. Mereka menghubungi beberapa orang preman yang kebetulan sedang bergadang mendengarkan musik di luar rumah. Mereka menawarkan: "Mau ngentot sama gadis bercadar gak?"
Mereka balik bertanya: " Siapa sih?" Dengan senyum tersungging,
Adnan berkata: "Ya Ummu Nushaibah, siapa lagi." Karena mereka sudah mendengar tentang kecantikan gadis Wonosobo tersebut, merekapun tidak menolak lagi. Secara bersama-sama dan mengendap-endap, saat jam menunjukkan pukul 2.00 WIB, mereka masuk ke kamar pengantin. Alangkah senangnya mereka melihat Ummu Nushaibah sudah tergeletak dengan jilbab hitamnya, kaus kaki dan kaus tangan, sementara cadar dan gamis serta pakaian dalamnya tergeletak di atas lantas. Dengan ganas para preman itu menyetubuhi tubuh mulus sang gadis bercadar, semuanya terekam dengan rapi. Menjelang Shubuh, mereka keluar dan memasukkan tubuh suami ke dalam kamar. Tentu saja sang suami agak heran, kenapa istrinya setengah telanjang, dan dia masih berpakaian lengkap?
Mungkin istriku bermain seks sendiri, kasihan. Demikian gumamnya.
Esok harinya, saat sang suami pergi mengajar ngaji di sebuah sekolah agama dekat rumahnya, Adnan menyetel Videa itu di hadapan iparnya. Kontan Ummu Nushaibah menangis terseduh-sedu. "Awas, kalau kamu enggak mau melayani saya setiap kali saya mau, video ini saya perbanyak dan saya sebar ke teman-teman kamu. Akhirnya semenjak itu Ummu Nushaibah selalu melayani seks Adnan dengan pak penghulu, bahkan sebagian preman kampung Duren Tiga Jakarta itu. Mereka mau Ummu Nushaibah tetap dengan pakaian lengkap dengan cadar dan jilbab panjangnya, hanya bagian dada ke bawah saja yang ditelanjangi.
Bahkan pernah Adnan memaksa dua orang tamu akhwat Ummu Nushaibah, seorang adalah mbaknya dari kampung yang sudah menikah dengan beberapa orang anak, bernama Ummu Ashim dan seorang lagi bernama Syarifah, masih gadis tingting, keduanya juga bercadar rapat sekali, hingga matapun tak terlihat, yakni untuk melayani seks mereka. Tentunya dengan terlebih dahulu dibius. Kedua gadis bercadar itu menggelapar-gelepar digilir Adnan dengan 12 orang teman premannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar