Sabtu, 23 April 2011

Balada Beina Chapter 1

Kisah ini terjadi saat Beina mengajar di sebuah sekolah menengah di sebuah kota kecil di Jawa Barat. Kala itu Beina baru saja dipindahkan ke kota itu setelah delapan tahun mengajar di sekolah dasar di Bandung. Suaminya yang juga seorang guru bertugas di sekolah yang berdekatan dengan sekolah tempat Beina mengajar.

Kisah ini dimulai ketika Tuan Tarjo yang meminta Beina untuk memberikan les privat bahasa Inggris kepada anaknya. Mulanya Beina agak tidak setuju karena Tuan Tarjo memintanya memberikan les privat pada malam hari. Tetapi, karena penawaran yang diberikan cukup lumayan suaminya merajuk agar Beina menerima tawaran tersebut. Ia pun setuju untuk menjaga kedua anak mereka waktu Beina memberikan les.

Walau enggan Beina terpaksa mengajar Sodik dua kali seminggu yaitu malam Rabu dan Jumat. Sodik juga merupakan salah seorang muridnya di sekolah baru tersebut. Dia berusia 15 tahun dan tengah duduk di kelas IX. Sodik adalah siswa yang pasif dan tidak suka berbicara. Yang membuat Beina enggan untuk memberikan les privat kepada Sodik adalah karena sodik sering melukis gambar-gambar porno di dalam buku latihannya.

Pernah sekali waktu Beina membongkar tas sodik saat istirahat untuk mengetahui apa yang dilakukannya saat Beina mengajar. Selama pelajaran Sodik sangat sibuk mencoret-coretkan sesuatu di dalam buku latihannya itu. Beina terperanjat ketika mendapati banyak sekali gambar-gambar wanita sedang melakukan aksi seks yang menjijikkan. Ada gambar seorang wanita yang sedang memasukkan mentimum ke vaginanya, menusukkan pipa air ke anusnya bahkan melakukan hubungan seksual dengan anjing. Yang membuat Beina lebih terperangah lagi adalah karena kepala wanita-wanita yang dilukis sodik masih tertutup jilbab sementara bagian tubuh lainnya telanjang bulat. Itulah yang menjadi alasan utama mengapa Beina awalnya menolak tawaran Tuan Tarjo. Namun, setelah dibujuk oleh suaminya dan berfikir bahwa Tuan Tarjo akan berada di rumah selama Ia mengajar maka, Beina akhirnya menerima juga tawaran tersebut. Beina juga tak menceritakan perihal gambar-gambar porno yang dilukis oleh Sodik kepada suaminya.

Hari Rabu pertama, Beina datang ke rumah Tuan Tarjo dengan diantar oleh suaminya pada pukul 8.15 malam. Tuan Tarjo menyambut mereka dipintu pagar rumah mewah dua tingkatnya dengan akrab. Setelah ngobrol ala kadarnya dengan Tuan Tarjo, suami Beina berlalu meninggalkannya seorang diri dan berjanji untuk menjemputnya pukul 10.30 malam.

Setelah masuk kedalam rumah, Beina diantar oleh Tuan Tarjo ke ruang belajar di tingkat dua dan diapun lalu memanggil Sodik anaknya. Beina berkeliling di dalam ruangan yang berisi berbagai bahan bacaan itu.  Sebuah meja belajar besar dengan setumpuk buku telah juga disiapkan di dalam ruangan tersebut. Hal yang menarik perhatian Beina adalah adanya sebuah kamera video yang telah siap dipasang di atas tripod dan diletakkan di sudut ruangan tersebut.

Ketika Beina melamun seorang diri, Tuan Tarjo datang dengan pakaian yang rapi dan wewangian yang semerbak bersama istri dan anaknya Sodik. Tuan Tarjo mengatakan bahwa dia akan keluar bersama isterinya untuk menghadiri makan malam di rumah rekan bisnisnya dan berpesan agar Beina untuk mengajar dan menemani Sodik di rumah. Setelah itu dia dan isterinya berlalu keluar.

Tinggalah Beina dan Sodik berdua di rumah besar tersebut. Sodik hanya bercelana pendek dan singlet mengambil dua buah kursi. Kedua kursi tersebut diletakkan didihadapan meja belajar. Beinapun memulai pelajaran dengan menerangkan masalah grammar kepada Sodik. Selama pelajaran mata Sodik tak henti-hentinya menatap paras Beina.

Lebih kurang pukul 9.15 Sodik mengatakan bahawa dia ingin pergi ke dapur sebentar untuk mengambil minuman dan istirahat sejenak sebentar. Beina menggangguk sambil tersenyum. Beinapun berdiri sambil meregangkan tubuh unutk menghilangkan penat. Lebih kurang 5 minit kemudian Sodik datang dan memberi Beina sekaleng soft drink dingin. Beina tersenyum sambil mengucapkan terima kasih kepadanya. Sodik terus berjalan menuju ke arah kamera video dan menghidupkan alat tersebut. Beina hanya memerhatikan saja kelakuan Sodik.

Setelah siap Sodik berjalan menghampiri Beina dan serta merta mengeluarkan sebuah pistol automatik dari belakang pinggangnya. Sodik mengacukan pistol itu ke wajah Beina. Beina sangat terkejut sehingga kaleng soft drink yang dipegangnya terjatuh ke lantai. Sambil terus mengacungkan pistol ke kepala Beina tangan Sodik mulai meremas-remas buah dada Beina dengan kasar. Nafasnya pun turun naik dengan cepat. Beina seakan-akan tidak bisa bernafas lagi. Dari buah dada kiri tangan Sodik beralih buah dada sebelah kanan.

Beina berdiri tegak terpaku di hadapan kamera Sodik. Sodik semakin ganas. Tangannya menyelinap masuk kedalam blouse Beina dari bawah. Jarinya merayap menuju buah dada Beina dari sela-sela Branya. Pistolnya di masukkan kebawah baju Beina dan ujungnya diseret hingga mencapai kancing celana yang dipakai Beina. Beina mengerti, itu isyarat agar ia menurunkan celananya. Dengan wajah pucat pasi dan tangan gemetar Beina menggapai kancing celana katunnya. Beina membuka dan menurunkan retsleting celananya hingga spontan celananya yang longgar merosot hingga ke lutut. Selanjutnya Sodik menyelipkan ujung pistolnya ke celana dalam Beina. Dengan gemetar Beinapun menurunkan celana dalamnya. Sodik mengarahkan Beina untuk membuka baju dengan isyarat pistol ayahnya. Beina seperti bak seekor lembu yang dicucuk hidungnya terus menuruti perintah Sodik. Sodik kemudian berjalan ke belakang tubuh Beina, jarinya sibuk membuka Bra Beina. Kemudian Sodik berjongkok, ia menarik celana dan celana dalam Beina ke bawah. Beina seakan-akan dipukau hingga ia mengangkat kaki untuk melepaskan kedua celana tersebut. Kini Beina berdiri dengan hanya menggunakan jilbab untuk membungkus kepalanya. Seluruh pakaiannya telah dilemparkan Sodik ke sudut ruangan.

Sodik kemudian mengambil sebuah kursi dan meletakkannya di hadapan kamera. Dia mengarahkan Beina untuk berdiri membelakangi kamera sambil memegang sandaran kurusi. Setelah Beina melaksanakan perintahnya, Sodik menekan punggung Beina hingga tubuh Beina menjadi sedikit membungkuk. Sodik kemudian menjilat punggung Beina. Lidah Sodik menjelajah dari atas hingga mencapai belahan pantat Beina. Tatkala lidah Sodik yang basah menjilat lubang anusnya Beina mulai menggelinjang kegelian. Lidah Sodik menusuk-nusuk lubang anus Beina yang sempit. Beina bergidik, tubuhnya mulai panas, ini merupakan pengalaman baru baginya.

Sodik tiba-tiba berdiri, ia menyelipkan pistolnya di pinggang. Dengan mata liar ia menatap kedua bongkahan pantat Beina yang padat. Dengan beringas Sodik lantas menampari pantat Beina. Beina terkejut, tubuhnya terguncang-guncang, pantatnya bergoyang ke kiri dan kanan mencoba menghindari tangan Sodik.

“Sakit Diiik, aduuh !” keluh Beina.

Sodik dengan kasar mencengkeram kedua bongkah pantat Beina dengan kedua tangannya. Ia merenggangkan belahan pantat Beina hingga lubang anusnya terlihat jelas. Beina berusaha meredam sakit dengan melebarkan kangkangan kakinya. Sodik kembali berjongkok, ia dengan melebarkan belahan pantat Beina ia kembali memainkan lubang anus Beina dengan lidahnya.  Tanpa disadari, Beina mulai menikmati rasa geli akibat permainan lidah Sodik di anusnya.  Mata Beina terpejam, pikirannya mulai melayang-layang, ia pun tak memperhatikan bahwa Sodik telah meletakkan pistolnya di atas lantai. 

Tiba-tiba mata Beina terbelalak, rasa geli di anusnya dalam sekejab mata berubah menjadi perih yang amat sangat.  Beina mengintip ke belakang melalui sela-sela kakinya. Ia terperanjat ketika melihat Sodik tengah memasukkan jari tengahnya ke dalam anusnya.

"Diiik... jangan.... sakit.... diiik....." ujar Beina lirih

" He he he .... sakit yah bu....? " jawab Sodik sambil tersenyum nakal

Bukannya berhenti Sodik memaksa jari telunjuknya untuk turut masuk ke anus Beina.  Dengan ganas Sodik menerik dan mendorong kedua jarinya keluar masuk anus Beina.  Mulut lubang anus Beina memang sudah basah akibat jilatan Sodik tetapi, bagian dalam anusnya masih kering dan kesat.  Kontan Beina berteriak kesakitan.

"Arghhh.... Arghhh.... Arghhh.... Ampuuuun Ampun... Diiik...." jerit Beina.

Sodik membalikkan tubuh Beina, hingga Beina jatuh terduduk di kursi.  Dengan tergesa-gesa Sodik membuka celananya dan mengacungkan penisnya ke wajah Beina.  Beina berusaha menghindar, ia menolak untuk mengulum penis Sodik.  Plak !!! Plak !!! dengan sekonyong-konyong dua buah tamparan diterima Beina di pipi kiri dan kanannya.  Beina tidak pernah menghisap penis walau milik suaminya sendiri. Dengan rasa jijik Beina membuka mulutnya dan mulai mengulum penis Sodik.

Sodik mulai menyodok-nyodok mulut Beina dengan penisnya.Setelah beberapa detik Sodik menghunjamkan penisnya dalam-dalam ke mulut Beina.  Kedua tangan Sodik menahan bagian belakang kepala Beina hingga Beina tidak bisa melepaskan diri. Sodik mulai berjalan mundur mendekati kamera, Beina yang tadinya duduk di kursi terpaksa mengikuti gerakan badan Sodik.  Dengan mulut yang masih tersumpal penis Sodik Beina mendekati kamera dengan terseok-seok setengah merangkak.  Sodik meraih kamera, ia mengclose up wajah ibu gurunya yang tengah mengulum penisnya.

Beina sudah tidak dapat bertahan lagi, ia hampir muntah ketika Sodik akhirnya mengeluarkan penisnya dari mulutnya.  Dengan nafas yang masih tersengal-sengal tubuh Beina ditolak oleh Sodik hingga jatuh bersujud di lantai.  Sebelum Beina berhasil meraih kesadarannya kembali, dengan ganas Sodik sudah menghunjamkan penisnya ke vagina Beina dari  belakang. Beina dapat merasakan cepatnya dengus nafas Sodik ketika ia dengan brutal mengocok vagiana Beina.  Beberapa saat kemudian Beina merasakan panas dalam vaginanya, Sodik sudah klimaks rupanya.

"Diiik udaaahhh ibu mau pulang....." pinta Beina

Sodik tidak peduli, ia mencabut penisnya dan membalikkan tubuh Beina.  Sodik berdiri mengangkangi wajah Beina.

 "Ayo bu di emut lagi......" kata Sodik seraya ,menarik tangan Beina 

Beina duduk bersimpuh dan dengan terpaksa mulai membuka bibirnya bagi penis Sodik. Itulah kali  pertama Beina mencicipi rasa air mani yang selama ini dianggapnya menjijikkan. Penis Sodik kembali mengeras dan ia semakin ganas menyodok-nyodok mulut Beina. Sementara itu, Beina juga berusaha keras menyedot penis Sodik agar dia segera mencapai klimaks untuk kali kedua. Tiba-tiba kedua tangan Sodik mencengkeram kepala Beina dan Crot Crot Crot air mani Sodik menyembur dalam mulut Beina.  Perut Beina seketika mual, ia pun meludahkan air mani Sodik ke atas lantai. Sodik sontak naik pitam, ia meraih pistolnya dan menodongkannya ke kepala Beina.

"Jilat ! Ayo jilatin ! Minum ampe bersih !" bentak Sodik 

Beina terpaksa menurut, ia merangkak sambil menjilati air mani Sodik yang tercecer di lantai. Perbuatan Beina itu di rekam dengan kamera yang kini sudah berada di tangan Sodik.

Waktu telah hampir pukul 10.15 Sodik memerintahkan Beina untuk kembali memakai pakaiannya. Beina mengumpulkan pakaiannya yang berserakan di lantai.  Ia mulai mengenakan bra dan blousenya, akan tetapi Sodik menyela ketika Beina hendak mengenakan celana dalamnya.

"CD nya tinggal aja bu.... Siniin Ayo"
"Jangan dik...."
" Ah kagak ada jangan-jangan !" kata Sodik sambil merebut celana dalam dari tangan Beina.

Beina terpaksa memakai celana katunnya tanpa celana dalam.  Beina kemudian merapikan jilbab yang dipakainya, kala itu Sodik mendekatinya dari belakang.  Sambil mengelus-elus pantat Beina, Sodik berbisik.

"Bu Jum'at nanti datangnya jangan pakai CD ama BH ya bu..."

Tepat pukul 10.30 bel berbunyi.  Suami Beina datang menjemputnya.  Malam itu Beina pulang ke rumah dengan tidak memakai celana dalam. Mujur juga suaminya tak curiga sama sekali.  Kala berpisah, Sodik melambaikan tangan dari depan pintu sambil berseru.

"Di tunggu hari Jum'at ya Bu........!"

1 komentar: