Sabtu, 30 Juli 2011

BUS PATAS

Amaku Iful umur 29 tahun. Ceritanya begini, sewaktu aku mau pergi ke Jakarta dari Jogja dengan menggunakan Bus Patas Malam aku bingung mau menggunakan bis yang mana. Yah setelah memutari terminal sebentar..akhirnya aku menuju ke loket untuk membeli karcis bis patas malam yang ber AC untuk tujuan Jakarta.
Saat antri aku melihat di depanku..kira-kira ada 5 orang yg antri di depanku..ada seorang gadis yang berjilbab dan menggunakan terusan rok panjang sampai mata kaki sekilas aku melihatnya hmmmm cukup menarik nih seandainya aku satu bis dengannya.
Aku naik keatas mencari bangku yang cocok dengan nomor dan akhirnya telah dapat disebelah seorang gadis jilbab yang teryata kulihat di antrian loket.
“Iful namaku “ seraya menyodorkan tanganku padanya.
“ Tanti” ujarnya pelan se halus mungil bibir dan mulutnya.
“Mau kemana Tant?¨ tanyaku penuh selidik seakan-akan mau menelannya hidup-hidup.
“Hmmm..ke Jakarta mas” jawabnya pelan.
Setelah sekian lama obrolan kami makin lama makin asyik dan seiring Bus Patas telah berjalan menembus kegelapan malam dan dinginnya jalan-jalan yang akan dilalui.
Saat aku tak bisa tidur kulirik ke samping ohh ternyata Tanti telah tertidur pulasnya. dan sekilas aku melihat di sekelebatnya lampu mobil ke dalam ruangan bis, begitu mungilnya bibir ini dan begitu montoknya tetekmu Tanti. Pelan-pelan kuturunkan wajah dan mulutku untuk mencium bibirnya.
“Hmmm manisnya” ujarku dalam hati.
Aku sangat hati-hati sekali. Kucoba menciumi sekali lagi. Ohh dia cuma menggeliat saja namun badannya jadi terlentang dan jilbabnya sedikit tersingkap keatas kucoba meraba teteknya dari luar pakaiannya.
“oooohhh..sangat montok bro”
Perlahan tapi pasti tanganku menjelajah kancing-kancing kemejanya namun dia terbangun dan
“ahh..mas ngapain” tanyanya kaget bukannya ku jawab malah kusorongkan bibirku ke bibirnya.
“Hmmm..mmmph..slurp oh mas jangan ach malu dilihat orang” pekiknya.
¨smuanya dah pada bobo Tanti” jawabku sekenanya.
Llangsung saja bibirku dibalasnya dan taklupa tanganku kususuppkan di balik BH nya. Ohhhhh ukuran 34 B benar kan perkiraanku. Setelah itu kukeluarkan dan langsung ku hisap dan sedot pentilnya.
“Mass ..sssshhhhhhh mmhhhhhhpp”
Tanganku yang satunya meraba rok nya yang panjang karena kancingnya melalui depan maka dengan gampang aku dapat merasakan celana dalam nya yang basah oleh memeknya yang telah becek dan berlendir segera ku gosok-gosok itilnya.
“Uoghhh mas .aku .ohhh”
Ku hisap teteknya dan kugosok-gosok itilnya betul-betul Tanti nggak tahan hingga
“Mas .aku mo keluarrrrrrrrr “
Kupercepat gosokan di itil dan memeknya dan akhirnya “ahhhhhhhhh” langsung kututup mulutnya dengan bibirku supaya tidak kedengaran dengan penumpang yang disebelah..
“Gimana Tanti ?¨tanyaku
“Hmmmm .enak mas..¨ujarnya
“Mas kok berani sich sama aku ¨tanyanya
“Mas nggak tau nih..tiba-tiba aja liat Tanti jadi pengen neh ¨senyumku mengembang..
“Pengen apaan mas ?” tanyanya sambil mengerlip
“Terserah Tanti aja dech jawabku sekenanya”
“hhmmm.. Tanti jadi ngantuk neh mas bobo lagi yach awass jangan ngganggu Tanti lagi”.
“Iya dech Tanti bobo lagi aja tapi kalo mas nggak kuat nanti mas gangguin lagi yah” jawabku langsung dibalas dengan cubitan pada pahaku
Setelah 1 jam berlalu..aku tidak bisa tidur di tambah lagi kontolku sedari tadi tegangan tinggi terusss .aku lirik Tanti lagi oh lelap sekali tidurnya aku mencoba ganggu lagi. Ku masukin tanganku ke dalam roknya lagi dan kuusap-usap itilnya serta kurenggangkan kedua belah pahanya slurrrpp slurp langsung saja ku jilat memeknya dan itilnya tak lama dia bangun dan memeknya telah basah kuyup .
“ohhhh mas . Tanti nggak kuaatttttttttt ..mas .¨lirihnya
“slurp..slurp hmmmmm” terus saja kujilati memeknya.
“Mas . Tanti nggak kuaatt gimana neh¨ bisiknya..kulihat ke penumpang kananku dan belakangku
“ok sip dah pada nyenyak smua neh”
“Tanti angkat roknya yah¨ suruhku kepadanya
Langsung dia singkapkan sampai ke pahanya.
“celananya lepas aja ngga usah dipake” setelah itu aku juga turunin celana panjangku.
“Tanti dudukin mas yah” perintahku
“Pelan-pelan mas yah..¨pintanya..
Secara pelan-pelan pantatnya dan memeknya turun dan kontolku sudah siap memasuki goa nya yang hangat..sleeb sleeebbbbbbbbbb
“ohhhhhhhhh achhh h mmmm mas kontolnya gede sekali ¨bisik Tanti
“Tanti goyangnya pelan-pelan aja..nanti penumpang bangun bisa berabe” ujarku.
Langsung pantatnya dia goyang-goyang.
“ugh ohhhh enak sekali mas” sambil tanganku menelusup ke kemejanya memainkan pentilnya .
Setelah sekian lama “ahhhhhhh..sleppp slub ..coks .mhhhfgh..mas ta nti udah nggak kuatttt .mas Tanti mau keluar”
“Iya tan mas juga mo keluar neh kita keluar sama-sama yah”
“Ahhhh .mhhmmmm massss .ahhhhhh” akhirnya pejuku dan cairan maninya bertemu didalam memeknya oh kontolku serasa hangat disirami airnya
Aku langsung menyuruhnya cepat-cepat turun dari pangkuanku dan memperbaiki roknya .
“Mas terima kasih yach..”¨ujarnya
“Tanti puas yah ¨tanyaku
“He..eh Tanti puas dan senang “ jawabnya pelan “sekarang Tanti mo bobo lagi capee sekali mas” lirihnya
“Ya udah met bobo yach ¨jawabku sambil ku kecup bibirnya yang mungil dan aku pun juga tertidur dengan lelap
Dan pagi harinya kita telah sampai di Jakarta aku langsung turun diiringi ciuman jauh dari Tanti yang mo lanjut ke tempat tujuannya

Jumat, 29 Juli 2011

BU NANA

Sudah berhari – hari aku memerhatikannya, namanya Bu Nana, seorang istri dari pemilik minimarket yang bertempat tinggal di dekat kampusku. Kulitnya putih, wajahnya halus, bentuk badannya pun proporsional. Badannya agak berisi karena sudah memiliki satu anak namun tetap seksi.
Setiap aku pergi ke kampus, dia sedang menyapu di depan pagar depan rumahnya. Rumahnya tidak terlalu besar, namun terkesan mewah. Biasanya Bu Nana memakai baju tidur dengan jilbab menghiasi wajah ayunya itu. Baju tidur yang agak tipis membuat lekuk tubuhnya terlihat, kedua tetek yang tidak terlalu besar dan pinggulnya yang indah membuatku terpana melihatnya.
Sepulang dari kuliah, aku melintasi rumahnya lagi sambil berharap bisa melihat Bu Nana lagi. Benar saja, tepat ketika aku melintasi rumahnya, dia sedang membuang sampah di tong sampah besar di depan rumahnya. Dia memakai jubah panjang biru dengan jilbab biru dongker. Wajah ayunya membuat kontolku agak menegang.
Sesampainya di kamar kost yang terletak tidak jauh dari rumah Nana, aku mulai membayangkan tubuh indahnya yang terlihat jelas tanpa sehelai benang pun menutupinya. Tiba – tiba sebuah rencana nakal terbersit di benakku, dan aku berniat melancarkannya malam ini juga, karena birahiku sudah tidak tertahankan lagi.
Malam pun tiba. Pak Joko, suami dari Bu Nana tidak pulang karena harus mengurusi minimarket barunya di luar kota. Sejauh yang aku tahu, ia hanya tinggal bertiga, dan tidak memiliki pembantu di rumahnya. Sebelum melancarkan aksiku, tidak lupa aku menenggak obat kuat, agar aku bisa semalaman menikmati tubuh Bu Nana. Juga sebotol chloroform untuk membiusnya.
Aku pun berangkat dari tempat kost menuju rumah Bu Nana yang berjarak kurang lebih 300 meter. Sesampainya di depan rumah Bu Nana, aku langsung memanjat pagar rumahnya yang tidak terlalu tinggi. Suasana malam yang sepi membuatku leluasa untuk melancarkan aksiku.
Di halaman depan, aku langsung mengendap – endap ke bagian belakang rumahnya. Dari jendela belakang kulihat Bu Nana sedang membuat susu untuk anaknya. Sesudah itu ia langsung ke kamar untuk memberikan susu itu kepada anaknya. Aku pun langsung menyelinap masuk. Aku mengambil serbet yang ada di dapur dan menuangkan chloroform ke serbet itu. Ketika Bu Nana masuk ke dapur lagi, aku langsung menyergapnya dan menutupkan serbet ke wajahnya. Sekitar semenit ia meronta, namun setelah itu badannya lemas tidak berdaya.
Kupandangi tubuhnya yang berbalut daster biru dan jilbab putih sedada. Kuraba tetek kirinya, terasa kenyal seperti tetek seorang gadis. Tangan kananku memainkan tetek kanannya. Tetek yang kenyal itu membuat kontolku langsung menegang, mungkin ini efek dari obat kuat tadi. Kuangkat ujung jilbabnya, dan kubuka satu persatu kancing dasternya. Terpampanglah kedua tetek putih mulus di depanku, tetek itu ternyata masih kencang. Bra putih berenda menutupi tetek itu. Kumain – mainkan kedua pentil teteknya itu, dan kuputuskan tali penghubung branya.
Indah sekali teteknya, pentilnya masih berwarna pink. Kujilati puting kirinya sambil kumainkan pentil tetek kanannya. Pentilnya pun mulai mengeras. Puas dengan kedua teteknya, aku pun mulai memeloroti celana panjangnya. Ternyata Bu Nana memakai G-string hitam. Dari balik celana dalamnya terlihat bulu – bulu halus dari memeknya. Kedua paha putihnya membuatku semakin tidak tahan. Segera kuputuskan tali celana dalamnya sehingga memeknya yang indah dapat kulihat. Kujilati memeknya yang masih rapat yang dihiasi bulu – bulu halus yang tidak terlalu lebat. Kumain – mainkan klitorisnya, kupilin – pilin dan kujilati. Tidak lama memeknya mulai basah. Aku pun berdiri sambil memandangi hasil kerjaku. Wanita setengah baya berjilbab yang berbaring dengan daster setengah terbuka dan tanpa celana.
Aku pun membuka semua pakaianku, kontolku sudah menegang. Kukulum bibir Bu Nana yang mungil, lalu kumasukkan kontolku ke dalam mulutnya sampai membuatnya tersedak. Kumaju mundurkan kontolku. Semakin cepat dan semakin cepat. Hingga tak terasa spermaku muncrat di dalam mulutnya, spermaku memenuhi mulutnya. Namun kontolku tidak mengendur sedikitpun, ia tetap mengacung tegak bagai pedang yang siap menusuk musuh.
Aku langsung mengarahkan kontolku ke memek Bu Nana. Kumasukkan kontolku, memek Bu Nana ternyata masih rapat seperti perawan. Nikmatnya, kontolku seperti dipijat – pijat di dalam memek Bu Nana. Kocokan kontolku semakin cepat, dan terasa seperti ada cairan hangat keluar dari memek Bu Nana, ternyata dalam keadaan tidak sadar ia masih bias melakukan orgasme. Itu membuatku semakin bersemangat. Ketika akan mencapai klimaks untuk kedua kalinya, kucabut kontolku dan kuarahkan ketubuhnya. Spermaku muncrat kemana – mana bahkan ada yang mengenai jilbab putihnya. Badanku mulai lemas, namun kontolku masih saja menegang.
Kubalikkan tubuh Bu Nana dan sehingga posisinya menjadi menungging. Kutancapkan kontolku ke anusnya, anusnya yang sempit tidak menyulitkan kontolku untuk masuk, karena kontolku sudah basah akibat dua kali permainanku tadi. Sambil menggenjot pantatnya yang mulus, kuremas – remas teteknya, setiap kontolku menyodok masuk, remasanku semakin keras.
“Mmmmmmhhhhh” erang Bu Nana.
Mungkin kesadarannya mulai kembali. Namun tubuhnya masih lemas seperti tadi, matanya juga masih terpejam. 10 menit kemudian, aku sampai pada ejakulasi yang ketiga, anus Bu Nana penuh oleh spermaku sekarang. Kontolku mulai berdenyut – denyut karena sudah 3 kali aku ejakulasi.
Aku beristirahat sejenak, kontolku tetap berdiri tegang. Bu Nana masih tertelungkup tidak berdaya. Kubalikkan badannya dan kuciumi bibir mungil Bu Nana, kujilati wajahnya. Setelah agak segar, kusetubuhi Bu Nana sekali lagi, jam sudah menunjukkan pukul 12 malam, itu berarti sudah 2 jam kusetubuhi Bu Nana. Kocokanku kali ini semakin lama dan semakin kencang. Memek Bu Nana yang rapat membuat nikmatnya menjadi 2 kali lipat.10 menit kemudian, Bu Nana orgasme untuk kedua kalinya.
“Mmmmmmhhhhh” erangnya.
Aku pun ejakulasi untuk keempat kalinya, obat kuat itu memang tokcer. Kali ini kusemprotkan spermaku ke dalam memeknya. Lalu aku pun terjatuh lemas sambil memeluk tubuh indah Bu Nana.
Aku tertidur selama 2 jam. Kontolku sudah mengecil. Aku pun bangkit berdiri, Bu Nana masih tidak sadarkan diri. Akupun menyempatkan minum di dapurnya. Seketika itu aku merasa ingin kencing. Alih – alih kencing di kamar mandi, aku malah kencing di atas tubuh Bu Nana, kukencingi sekujur tubuh Bu Nana, mulai dari wajah sampai kakinya. Jilbab putihnya sampai keruh karena air kencingku. Setelah itu aku pun berpakaian dan meninggalkan Bu Nana yang masih tidak sadar dan kabur lewat jalan yang sama.

Kamis, 28 Juli 2011

BLOWJOB ITAKU SAYANG

Hari itu aku baru pulang kerja. Ga taunya HP ku tiba-tiba berdering. Langsung aja kusambut
"Halo.."kataku
"Kak dodo lagi ngapain?"tanya suara lembut di seberang oohh si Ita yang aku kenal pas malem minggu kemarin nih,pikirku
"Baru aja pulang kerja nih say,ada apa nih tumben..kangen yaaa.." Candaku
"aaahh ka dodo candain ita terus..." ita menjawab sambil merajuk gitu
"dikit boleh dong say,klo ga bisa stres cepat mati..haha.."candaku lagi
"Kak Dodo.."
"yaa..."
"ka ada waktu ga?"
"ooh untuk adeku tersayang (padahal cuma kaka ade baru ketemu,hehe..),kaka ni selalu ada waktu"godaku lagi
"tuh kan godain lagi...ya udah gapapa deh,kak ajarin ade cari bahan di internet yuk"
"kapan ade sayang"tanyaku lagi
"sekarang bisa ka?"
"Oke deh,kita ketemu di warnet yahoo(samaran ;) ) aja yaa de?10 menit lagi?"
"Oke kak, ade tunggu di sana deh ya..."
"sip lah"jawabku mengakhiri pembicaraan
Wah stres pulang kerja, diajak berduaan sama cewe cantik nih,pikirku..sambil tersenyum sendiri. Setelah mandi dan lain-lain,aku pun ketemu ade cantikku ini di warnet yahoo.. Aku sejenak terpana menatap dandanannya. Dengan jilbab pink yang pake gaya menjerat di leher,pake bros,dan baju ,ketat yang ga mampu nyembunyiin payudaranya yang gede,pinggangnya yang ramping, dan jeans ketatnya yang membungkus ketat pinggulnya yang bahenol. Seketika bangun deh kontolku..
"kaaakkk..."tegurnya
"eehh iyaa deeee..."
"kaka ngelamun ya?"
"Iya nih ngeliat ade cantik bener jadi pangling"jawabku seenaknya
"Memang ade cantik dari dulu kan?ayo masuk kak!"ajaknya
Sekali lagi aku terpana.kok dia ga manyun lagi ya kalo kucandain. Entah kenapa hatiku berkata
"Dodo, malem ini kamu bakal dapat rejeki"tau aja kan kalo cowo rejekinya apa...hehe..
Sengaja aku cari tempat yang pake boxnya. Biar lancar hehe.. Ga lama aku udah beraksi menerangkan ini dan itu di dalam box warnet itu..
"gimana de..dah jelas ya?tanyaku
"jelas sih ka..kak kalo yang gituan ada ga?"tanya ita
"maksudnya"tanyaku lagi hati-hati
"yang seks gitu kak"sahutnya dengan malu-malu dan pipi memerah waduh kena gua nih pikirku
"Beneran ade mo tau?"
"Iya kak.habis teman-teman ade tuh ngejekin ade karena ga tau yang gituan"
"oke deh kaka ajarin yaaa.."
Akhirnya aku buka situs-situs xxx itu Dia melihatnya dengan mata melotot pipi memerah sambil tangannya tak lupa menutup mulutnya
"Kak kok kayanya gede-gede ya punya cowo tuh..ade jadi ngeri"
"gapapa kok de..kan bayi aja bisa keluar..hayooo.."
"kalo punya kaka gimana"tanyanya
Aku pun langsung kaget.ga bisa ngomong apa-apa deh.. Habis aku agak ga kaget lagi..
"Ade mo liat punya kaka"tanyaku ke Ita
"Iy..Iyaa..boleh ga kaka?
"Boleh kataku sambil membuka celanaku
"Wow punya kaka gede banget"katanya sambil menutup mulut dengan kedua tangannya
Memang kontolku panjangnya 17 cm lebar 2,5 cm,gede kali yaa? Tapi setahuku banyak yang lebih gede dari punyaku
"ita mo pegang punya kaka? Tanyaku
"boleh ka?"tanyanya lagi
"boleh kok"jawabku
Ita langsung memegang kontolku dengan kedua tangannya yang lembut dan halus kaya pake bedak gitu
"heee...eeehh"erangku
"kenapa kak,sakit ya?tanya ita
"Ga kok geli aja..hehe.."
"Ita mo ngerjain kaka ahh.Balesan kaka yang selalu ngerjain ita"tegasnya
Dia pun mengurut-urut lembut kontolku dengan kedua tangannya yang halus dan berjari lentik..
"OOhhh ita udah deehhh kaka nyerah.."kataku
"Ga mau"katanya sambil tersenyum
Sempat terpikir juga sih.kok ita ni lihai banget ya mainin kontol?tapi terserah deh..yang penting enak pikirku..hehe.. aku pun mengerang sambil menutup mataku menikmati handjob ita. Ga lama kurasakan kok anget ya kontolku Setelah kubuka mata taunya si ita langsung menjilat dan mengulum kontolku
"Ita sayang uuhh..enaaakk.."
"kak Ita mau liat sperma kaka,ita hisap ya kontol kaka?"
Tanpa perlu kujawab kontolku dah hilang dalam mulutnya yang berbibir tebal dan merah seksi itu 15 menit kemudian aku pun memuntahkan spermaku ke dalam mulut ita yang mungil.itu pun dihisapnya dengan kuat.rasanya kontolku kaya di vacuum cleaner aja..
"kaka puas ga?"
"enak banget ita"
"ntar kapan-kapan ita isap kontol kaka lagi yaaaa"rayunya
"kapan aja itaku sayang"jawabku sambil memasang lagi celanaku dengan benar.

Rabu, 27 Juli 2011

BIRAHI AKHWAT CANTIK BERJILBAB

Akhwat cantik berjilbab,kadang justru membuat penasaran dan punya daya tarik tersendiri. Apalagi jika bertubuh montok,kadang tercetak jelas di balik kain jilbabnya. Ia cenderung alim, namun di balik semua itu ia tetaplah seorang akhwat yang punya hasrat, nafsu, dan gejolak BIRAHI yang siap menyerang kapanpun dan di manapun. Ratih, akhwat muda berumur 21 tahun cantik sensual yang berjilbab, adalah seorang mahasiswa jurusan bahasa inggris di sebuah Universitas yang berada di kota J. Penampilannya yang anggun, dengan tubuh padat berisi yang selalu terbungkus gamis panjang, mengenakan jilbab cantik, semakin menambah keanggunannya. Sungguh sosok anggun akhwat berjilbab. Ratih adalah akhwat kuning langsat bertampang Jawa, yang sangat cantik dan manis, dengan kulit putih bersih, tinggi badan sekitar 165 cm, potongan muka manis, agak memanjang dengan dibalut jilbab/jilbab sangat menawan hati. Di balik baju muslimnya, tercetak tonjolan teteknya yang montok, sedangkan pinggangnya amat langsing dengan perut yang rata, pinggulnya serasi dengan pantatnya yang montok padat. Wow... indahnya. Walau berjilbab, saat berjalan kain panjangnya tertiup angin menampakkan cetakan tungkai pahanya dan kakinya terlihat panjang serasi dengan bentuk badannya, walau tertutup gamis panjang dan jilbab yang rapat, langkahnya terlihat sangat sexy dan gemulai. Pembawaan Ratih dengan jilbabnya terlihat sangat kalem dan malu-malu.
Suatu siang Ratih baru saja pulang sehabis berenang bersama teman teman kuliahnya .
Kelihatan sekali ia begitu ceria sepanjang perjalanan pulang , apalagi hari ini dia baru saja jadian dengan salah seorang teman kuliahnya yang memang sudah dia sukai sejak dulu.
Namun keceriaannya seolah terhenti saat ia tiba di rumahnya , ia agak sedikit curiga mendapati pintu rumahnya tak terkunci , padahal biasanya ayahnya selalu mengunci pintu sekalipun jika sedang ada di rumah , dan perasaannya semakin tak enak saat menyadari bahwa pintu itu sepertinya bekas ditendang atau didobrak seseorang.
Ratih bergegas masuk kedalam , melempar tasnya ke sofa dan memanggil ayahnya ..
" ayah...?? ayah sudah pulang...?"
Ayah Ratih memang bekerja sebagai satpam di sebuah perusahaan besar. ibu Ratih seudah meninggal dunia karena sakit berkepanjangan , jadi di rumah itu hanya tinggal Ratih berdua dengan ayahnya.
"ayah ...?" tak ada jawaban
"ayah...??" suaranya semakin memeperlihatkan kecemasannya.
saat ia hendak memeriksa kamar ayahnya , ia mendengar suara berisik di gudang . Ratih pun bergegas ke garasi , dan terus memanggil ayahnya
"ayah lagi di gudang ya..??" suara-suara berisik itu berhenti.
Ratih membuka pintu yang menuju gudang , dan melihat ayahnya terikat di kursi dengan mulutnya tertutup oleh selotip lackban , segulungan lackban bekas menutup mulut ayahnya masih tergeletak di bawah kursi.
"mmm .mmmm..mmm..!!!!" ayah Ratih seolah hendak mengatakan sesuatu ketika Ratih memasuki gudang.
Tiba-tiba saja sepasang tangan kekar bertatto telah menangkap tubuh Ratih dari belakang, diangkatnya tubuh Ratih saat akhwat cantik berjilbab ini berteriak , meronta , dengan sigap pria itu merangkul Ratih dengan satu tangan sementara tangan yang lain membekap mulut Ratih.
untuk beberapa saat Ratih terus meronta , namun semakin ia meronta semakin keras rangkulan tangan pria itu dan terasa sangat sakit , sehingga akkhirnya Ratih pun terdiam.
"diem atau gue bunuh loo..!!!" suara orang yang menangkap Ratih mengancam menakutkan.
Seorang pria lain kemudian dilihat oleh Ratih mendekati ayahnya , berpakaian rapi , tinggi besar , namun tatapan matanya memancarkan kelicikan dan kekejaman.
"anak kamu ya ???" tanya orang itu pada ayah Ratih, ayah Ratih tak menjawab.
"hmmm..artinya dia memang anak kamu...betul...?" kata orang tinggi besar lagi sorot mata Anton (ayah Ratih ) menandakan keterkejutan dirinya.
"nama saya toni dan orang itu adalah asisten saya, namanya Bejo" Anton terdiam sejenak sebelum melanjutkan,
"dan alasan kita kemari karena ayah kamu telah berutang cukup besar pada saya, ayah kamu telah meminjam uang dan selama ini selalu menunda nunda pembayaran sehingga bunganya pun telah banyak dan tak mungkin terbayar meskipun rumah ini dijual. makanya kita datang kemari untuk meminta pertanggung jawabannya."
Anton tertunduk lesu saat orang tersebut membeberkan apa yang terjadi pada Ratih , beberapa bulan yang lalu ia meminjam uang untuk berjudi tapi tak pernah menang sehingga hutangnya terus menumpuk akibat hobinya berjudi tersebut.
toni tiba-tiba mencabut pistol dari balik jasnya dan menodongkannya pada Anton membuat pria malang itu menggumam sepertinya memohon ampun , Ratih pun menjerit namun dekapan bejo yang semakin kuat membuatnya terdiam lagi.
"hahaha .jangan takut nona cantik "kata toni dengan tenang "membunuh ayah kamu bukan hukuman yang pantas buat penghianat macam dia, malah sebaliknya dia akan menyaksikan jika anak cewek kesayangannya yang akan mempertanggung jawabkan perbuatannya."
reaksi kaget dan ketakutan dapat terlihat juga terasa dari Ratih maupun ayahnya. Ratih kaget namun tak beteriak karena kahwatir bejo makin erat mendekapnya , ia bisa menduga pertanggungjawaban macam apa yang dimaksud oleh orang itu, perasaanya makin gelisah.

"bejo..!! lepaskan dia.." perintah toni , dan bejo pun melempar jatuh Ratih ke lantai.
Ratih berusaha bangkit , namun punggungnya diinjak dengan kuat oleh bejo sehingga ia terpaku di lantai , kesakitan dan ketakutan yang berbaur membuat akhirnya air mata Ratih meleleh juga.
"ampuun...tolong...jangan begini " Ratih memohon
"U aku paling suka melihat akhwat cantik menangis dan memohon seperti itu , bukan begitu jo..?" kata toni disambut dengan tawa kasar bejo.
Dengan cepat kedua tangan toni yang penuh dengan bulu tersebut memeluk badan Ratih yang berjilbab dan montok dan mendekapkan ke tubuhnya. Dalam sekejap badan Ratih yang sangat halus dan ranum, telah sepenuhnya berada dalam pelukan lelaki tinggi besara itu. Toni memegang kedua lengan bagian atas Ratih dekat bahu, sambil mendorong badan akhwat berjilbab itu hingga tersandar pada meja , kemudian toni mengangkat badan Ratih dengan dan mendudukkannya di atas meja yang ada di gudang itu, lalu kedua tangannya diletakan di belakang badan dan dipegang dengan tangan kirinya.
Dengan beringas Toni menciumi wajah cantik dan manis yang masih mengenakan jilbab itu, nampak Toni seperti anjing kelaparan menyosor-nyosor wajah ayu Ratih, sementara akhwat cantik berjilbab itu hanya bisa meronta-ronta. Tangan kanan Toni tiba-tiba turun kebagian bawah tubuh Ratih dan meraih ujung kain panjang di bagian bawah sejurus kemudian diangkatnya baju panjang itu tinggi-tinggi dan tersingkaplah apa yang selama ini tersembunyi.
Ya Toni telah berhasil menyaksikan akhwat itu dari ujung kaki betis sampai pangkal paha .Lalu tangannya meremas-remas bokong kenyal akhwat ayu itu. Badan Toni dirapatkan diantara kedua kaki Ratih yang tergantung di tepi meja dan paha Toni yang sebelah kiri menekan rapat pada tepi meja sehingga kedua paha Ratih terbuka, namun ia sengaja tidak melepas gamis dan jilbab akhwat ayu itu. Ia ingin menyetubuhi akhwat itu dengan tetap membiarkan gamis dan jilbabnya tetap dipakai. Ia merasakan sensasi yang luar biasa, bercinta dengan akhwat cantik yang masih tertutup jilbab dan gamis panjang muslimnya.
Tangan kiri Toni yang memegang kedua tangan akhwat berjilbab itu, di belakang badan Ratih ditekan pada bagian pantat ke depan, sehingga badan akhwat berjilbab yang sedang duduk di tepi meja, terdorong dan memek Ratih melekat rapat pada paha sebelah kiri Toni yang berdiri menyamping. Tangan kanan Toni yang bebas dengan cepat mulai membuka kancing-kancing depan baju panjang terusan yang dikenakan Ratih.
sementara Ratih hanya bisa menggeliat-geliat, "Jangan..., AAAAA H... jangan lakukan itu!, stOppp..., stoopppp", akan tetapi Toni tetap melanjutkan aksinya itu.
Sebentar saja baju bagian depan Ratih telah terbuka sampai sebatas perut, sehingga kelihatan teteknya yang montok itu ditutupi dengan BH yang berwarna putih bergerak naik turun mengikuti irama nafasnya. Tetek yang kuning dan kenyal itu seolah ingin lepas dari BH nya. Perutnya yang rata dan mulus itu terlihat sangat putih dan merangsang. Dengan lincah tangan kanan Toni bergerak ke belakang badan Ratih dan membuka pengait BH . Kemudian Toni menarik ke atas BH itu hingga terpampang kedua tetek Ratih yang montok sangat mulus dengan putingnya yang coklat muda mencuat naik turun dengan cepat karena nafas yang tidak teratur.
"Oohh..., OOUUGGHH Ohh..., jaanggaan..., jaanggaann!".
Erangan akhwat cantik berjilbab itu tidak dipedulikan oleh pria tersebut, malah Toni menyingkapkan jilbabnya hingga terlihat kupingnya, mulut Toni mulai menciumi belakang telinga Ratih dan lidahnya bermain-main di dalam kuping akhwat berjilbab itu.
Hal ini menimbulkan perasaan yang sangat geli, yang menyebabkan badan akhwat berjilbab itu menggeliat-geliat dan tak terasa Ratih mulai terangsang juga oleh permainan Toni ini. Mulut Toni berpindah dan melumat bibir Ratih dengan ganas, lidahnya bergerak-gerak menerobos ke dalam mulut dan menggelitik-gelitik lidah Ratih.
"aahh..., AAAGGHH UUH ..AAAH H ..UOUUUEHHMMM hmm..., hhmm", terdengar suara mengguman dari mulut Ratih yang tersumbat oleh mulut Toni.
Badan Ratih yang tadinya tegang mulai agak melemas, mulut Toni sekarang berpindah dan mulai menjilat-jilat dari dagu turun ke leher, kepala Ratih tertengadah ke atas dan badan bagian atasnya yang telanjang melengkung ke depan, ke arah Toni, teteknya yang besar bulat kencang itu, seakan-akan menantang ke arah lelaki tersebut. Toni langsung bereaksi, tangan kanannya memegangi bagian bawah tetek Ratih mulutnya menciumi dan mengisap-isap kedua puting itu secara bergantian. Mulanya tetek yang sebelah kanan menjadi sasaran mulut Toni. Tetek yang kenyal itu hampir masuk semuanya ke dalam mulut Toni yang mulai mengisap-isapnya dengan lahap. Lidahnya bermain-main pada puting tetek Ratih yang segera bereaksi menjadi keras. Terasa sesak napas akhwat alim ini menerima permainan Toni yang lihai itu. Badan nya terasa makin lemas dan dari mulutnya terus terdengar erangan,
"Sshh..., ssshh..SSS HH ..OOO H...AAUHH..., aahh..., aahh..., shh..., sshh..., jangaann..., diiteeruussiinn".
Mulut Toni terus berpindah-pindah dari tetek yang kiri, ke yang kanan, mengisap-isap dan mejilat-jilat kedua puting tetek akhwat itu secara bergantian selama kurang lebih lima menit. Ratih mahasiswi cantik berjilbab itu kini benar-benar telah lemas menerima perlakuan ini. Matanya terpejam pasrah dan kedua putingnya telah benar-benar mengeras. Dalam keadaan terlena itu tiba-tiba badan nya tersentak, karena dia merasakan tangan Toni mulai mengelus-elus pahanya yang terbuka karena baju gamis panjangnya telah terangkat sampai pangkal pahanya. Ratih mencoba menggeliat, badan dan kedua kakinya digerak-gerakkan untuk mencoba menghindari tangan lelaki tersebut beroperasi di pahanya, akan tetapi karena badan dan kedua tangannya terkunci oleh Toni, maka dia tidak bisa berbuat apa-apa, yang hanya dapat dilakukan adalah hanya mengerang,
"Jaanngaann..., jaangggan..., diitteeerruusiin", akan tetapi suaranya semakin lemah saja.
Melihat kondisi seperti itu, Toni yang telah berpengalaman, yakin bahwa akhwat ayu berjilbab ini telah berada dalam genggamannya. Aktivitas tangan Toni makin ditingkatkan, terus bermain-main di paha akhwat yang mulus itu dan secara perlahan-lahan merambat ke atas dan, tiba-tiba jarinya menyentuh bibir memek Ratih.
Segera badan akhwat itu tersentak , "aahh..., jaannggaan!", mula-mula hanya ujung jari telunjuk Toni yang mengelus-elus bibir memek Ratih yang tertutup celana dalam, akan tetapi tak lama kemudian tangan kanan Toni menarik celana dalam itu dan memaksanya lepas dari pantatnya dan meluncur keluar di antara kedua kaki akhwat berjilbab itu. Sesekali Toni membersihkan keringat yang membasahi tubuhnya ddengan kain gamis panjangnya yang kian kusut itu. Ratih akhwat cantik itu, tidak dapat berbuat apa-apa untuk menghindari perbuatan Toni ini. Sekarang dirinya dalam posisi duduk di atas meja dengan tidak memakai celana dalam dan kedua teteknya terbuka karena BH-nya telah terangkat ke atas. Muka nya yang ayu terlihat merah merona dengan matanya yang terpejam sayu, sedangkan giginya terlihat menggigit bibir bawahnya yang bergetar.
Toni benar-benar semakin bernafsu, menyaksikan akhwat ayu dengan jilbab dan baju gamis panjangnya itu kini telah ia nikmati memeknya. Kelihatan perasaan putus asa dan pasrah sedang melanda dirinya, disertai dorongan birahinya yang tak terbendung melandanya. Toni benar-benar semakin bernafsu, menyaksikan akhwat ayu dengan jilbab dan baju gamis panjangnya itu kini telah ia nikmati memeknya. Ia merasakan sensasi yang luar biasa, bercinta dengan akhwat cantik yang masih tertutup jilbab dan gamis panjang muslimnya. Sebentar-sebentar Toni menaikkan baju panjang warna merah muda yang kadang jatuh ke bawah menghalangi pandangannya menyaksikan memek akhwat berjilbab itu.
Sementara Ratih hanya bisa menggelengkan kepala ke sana kemari menahan nikmat dan birahi yang melanda. Melihat ekspresi muka akhwat cantik yang masih memakai jilbab/jilbab duduk mengangkang,kain gamisnya terangkat tinggi dan telah telanjang di tubuh bagian bawah ini yang tak berdaya seperti itu, makin membangkitkan nafsu birahi lelaki tersebut.
Pada saat itu Toni sudah yakin bahwa dia telah menguasai situasi, tinggal melakukan tembakan terakhir saja. Tampa menyia-nyiakan waktu yang ada, Toni, dengan tetap mengunci kedua tangan Ratih, tangan kanannya mulai membuka kancing dan retsliting celananya, setelah itu dia melepaskan celana yang dikenakannya sekalian dengan celana dalam-nya. Pada saat celana dalam-nya terlepas, maka kontol Toni yang telah tegang sejak tadi itu seakan-akan terlonjak bebas mengangguk-angguk dengan perkasa. Toni agak merenggangkan badannya, maka terlihat oleh Ratih benda yang sedang mengangguk-angguk itu, badan akhwat berjilbab itu tiba-tiba menjadi tegang dan mukanya menjadi pucat, kedua matanya terbelalak melihat benda yang terletak diantara kedua paha lelaki India itu. Benda tersebut hitam besar kelihatan gemuk dengan urat yang melingkar, sangat panjang, sampai di atas pusar lelaki tersebut, dengan besarnya kurang lebih 5 cm dan kepalanya berbentuk bulat lonjong seperti pohon jamur. Tak terasa dari mulut akhwat berjilbab itu terdengar jeritan tertahan,
"Iiihh", disertai badannya yang merinding. Dia belum pernah melihat kontol lelaki dewasa sebesar itu, kalupun pernah ia hanya melihat dari majalah dewasa milik ayahnya yang pernah ia lihat sewaktu ia membereskan kamar tidur ayahnya.
Ratih merasa ngeri. "Bisa jebol memekku dimasuki benda itu", gumannya dalam hati.
Namun ia tak dapat menyembunyikan kekagumannya. Seolah-olah ada pesona tersendiri hingga pandangan matanya seakan-akan terhipnotis, terus tertuju ke benda itu. Toni menatap muka cantik yang sedang terpesona dengan mata terbelalak dan mulut setengah terbuka itu, "Kau Cantik sekali gumam Toni mengagumi kecantikan akhwat itu. Kemudian dengan lembut Toni menarik tubuh yang cantik itu, sampai terduduk di pinggir meja dan sekarang Toni berdiri menghadap langsung ke arah Ratih dan karena yakin bahwa Ratih telah dapat ditaklukkannya, tangan kirinya yang memegang kedua tangan akhwat cantik ini, dilepaskannya dan langsung kedua tangannya memegang kedua kaki Ratih, bahkan dengan gemas ia mementangkan kedua belah paha lebar-lebar. Matanya benar-benar nanar memandang daerah di sekitar selangkangan akhwat berjilbab itu Nafas laki-laki itu terdengar mendengus-dengus memburu. Biarpun kedua tangannya telah bebas, tapi Ratih tidak bisa berbuat apa-apa karena di samping badan Toni yang besar, Ratih sendiri merasakan badannya amat lemas serta panas dan perasaannya sendiri mulai diliputi oleh suatu sensasi yang menggila, apalagi melihat tubuh Toni yang besar berbulu dengan kontolnya yang hitam, besar yang pada ujung kepalanya membulat mengkilat dengan pangkalnya yang di tumbuhi rambut yang hitam lebat terletak diantara kedua paha yang hitam gempal itu. Gejolak birahi kedua manusia itu semakin membara Toni semakin bernafsu, menyaksikan akhwat ayu dengan jilbab dan baju gamis panjangnya itu kini telah ia nikmati tubuhnya .Ia merasakan sensasi yang luar biasa bercinta dengan akhwat cantik yang masih tertutup jilbab dan baju panjang muslimnya.
Sebentar-sebentar Toni menaikkan baju panjang warna merah muda yang kadang jatuh ke bawah menghalangi pandangannya menyaksikan memek akhwat berjilbab itu. Sementara Ratih hanya bisa menggelengkan kepala ke sana kemari menahan nikmat dan birahi yang melanda Sambil memegang kedua paha Ratih dan merentangkannya lebar-lebar, Toni membenamkan kepalanya di antara kedua paha Ratih. Mulut dan lidahnya menjilat-jilat penuh nafsu di sekitar memek yang yang masih rapat, tertutup rambut halus itu.
Ratih hanya bisa memejamkan mata, "Ohh..OOHH , nikmatnya...,AUGGHH...AAAAAHH... Ohh!", ia menguman dalam hati, mulai bisa menikmatinya, sampai-sampai tubuhnya bergerak menggelinjang-gelinjang kegelian.
"Ooohh..AAAAA HH...OHH...OOWWWW..., hhmm!", terdengar rintihan halus, memelas keluar dari mulutnya. "Paakkk..., aku tak tahan lagi...!", Ratih memelas sambil menggigit bibir.
Ratih mahasiswi bahasa inggris yang cantik berjilbab itu tidak bisa menahan lagi, dia telah diliputi nafsu birahi,perasaannya yang halus, terasa tersiksa antara rasa malu karena telah ditaklukan oleh orang tinggi besar itu dengan gampang dan perasaan nikmat yang melanda di sekujur tubuhnya akibat serangan-serangan mematikan yang dilancarkan Toni yang telah bepengalaman itu. Namun rupanya lelaki itu tidak peduli, bahkan amat senang melihat Ratih sudah mulai merespon atas cumbuannya itu. Tangannya yang melingkari kedua pantat Ratih kini dijulurkan ke atas, menjalar melalui perut ke arah dada dan mengelus-elus serta meremas-remas kedua tetek dengan sangat bernafsu. Menghadapi serangan bertubi-tubi yang dilancarkan Toni ini, Ratih benar-benar sangat kewalahan dan memeknya telah sangat basah kuyup.
"Paakkk..., aakkhh...AAAKKKKHH EENAAKK .ENAAKKK. ; TERUU USSS...TERUUSS ., aakkkhh!", akhwat ayu berjilbab itu mengerang halus, kedua pahanya yang jenjang mulus menjepit kepala Toni untuk melampiaskan derita birahi yang menyerangnya, dijambaknya rambut Toni keras-keras. Kini ia tak peduli lagi akan bayangan pacarnya dan ayahnya yang masih terikat serta kenyataan bahwa lelaki itu sebenarnya sedang memperkosanya, perasaan dan pikirannya telah diliputi olen nafsu birahi yang menuntut untuk dituntaskan. Akhwat ayu berjilbab yang lemah lembut ini benar-benar telah ditaklukan oleh permainan laki-laki yang dapat membangkitkan gairahnya. Toni makin gemas menyaksikan akhwat ayu dengan jilbab dan baju gamis panjangnya itu kini menggeliat-geliat menahan nikmat.
Sebentar-sebentar Toni menaikkan baju panjang warna merah muda yang kadang jatuh ke bawah menghalangi pandangannya menyaksikan memek akhwat berjilbab itu. Sementara Ratih hanya bisa menggoyangkan kepala ke sana kemari menahan nikmat dan birahi yang melanda. Ya...Ratih benar-benar berada dalam Birahi yang membakar sukmanya. Tiba-tiba Toni melepaskan diri, kemudian bangkit berdiri di depan Ratih yang masih terduduk di tepi meja, ditariknya akhwat cantik itu dari atas meja dan kemudian Toni gantian bersandar pada tepi meja dan kedua tangannya menekan bahu Ratih ke bawah, sehingga sekarang posisi akhwat berjilbab itu berjongkok di antara kedua kaki berbulu Toni dan kepalanya tepat sejajar dengan bagian bawah perutnya. Ratih tahu apa yang diingini lelaki itu tanpa sempat berpikir lagi, tangan Toni meraih belakang kepala ny dan dibawa mendekati kejantanan Toni, yang sungguh luar biasa itu. Tapi bibir Ratih tertutup rapat, karena ia merasa ngeri dan jijik. Toni tak kehilangan akal , tangannya menjepit hidung Ratih.
Sehingga lama kelamaan bibir Ratih terbuka untuk mengambil nafas dan toni pun menekan kepala Ratih sehingga kepala kontol Toni telah terjepit di antara kedua bibir mungil Ratih, dicobanya membuka mulut selebar-lebarnya, Lalu Ratih mulai mengulum alat vital Toni ke dalam mulutnya, hingga membuat lelaki itu melek merem keenakan.
OOHH..TERUUS ..enAAkkk AaUuuww .. terUusss ..Ooggghh.
Benda itu hanya masuk bagian kepala dan sedikit batangnya saja ke dalam mulut yang sensual, itupun hampir sesak nafas dibuatnya. Ia merasakan sensasi yang luar biasa bercinta dengan akhwat cantik yang masih tertutup jilbab dan gamis panjang Kelihatan akhwat berjilbab yang cantik itu, menghisap, mengulum serta mempermainkan batang kontol keluar masuk ke dalam mulutnya. Terasa benar kepala itu bergetar hebat setiap kali lidah Ratih menyapu kepalanya. Rupanya akhwat cantik berjilbab itu lama kelamaan merasa enak juga bermain oral sex Bibirnya yang seksi dan wajahnya yang cantik begitu memukau hati Toni.
Beberapa saat kemudian Toni melepaskan diri, ia mengangkat badan Ratih yang jilbab dan baju panjang terusannya masih terpakai itu diangkatnya baju kurung yang halus itu ke atas hingga pangkal pahanya yang putih berrsih membaringkan di atas meja dengan pantat terletak di tepi meja, kaki kiri akhwat berjilbab itu diangkatnya agak melebar ke samping, di pinggir pinggang lelaki tersebut. Kemudian Toni mulai berusaha memasuki tubuh Ratih.
Tangan kanan Toni menggenggam batang kontolnya yang besar dan kepala kontolnya yang membulat itu digesek-gesekkannya pada itil dan bibir memek akhwat itu. Akhwat berjilbab itu mengerang mendesis nikmat, hingga merintih-rintih melawan badai birahi yang menerpa, kenikmatan dan badannya tersentak-sentak. Toni terus berusaha menekan kontolnya ke dalam memek Ratih yang memang sudah sangat basah itu, akan tetapi sangat sempit karena memang Ratih masih perawan.
Sementara denyut-denyut memek Ratih semakin liar menggoyang dan memilin-nilin kontol Toni. Sesekali Mr Toni membersihkan keringat yang membasahi tubuhnya ddengan kain gamis panjangnya yang kian kusut itu. Pelahan-lahan kepala kontol Toni itu menerobos masuk membelah bibir memek akhwat itu. Ketika kepala kontol lelaki itu menempel pada bibir memeknya, akhwat berjilbab itu mendesis dan berteriak Ohh .ough aaH .. sakit .saluran memeknya ternyata panas dan basah. Lama kelamaan Ratih merasakan perih dan sakit di lubang memeknya hilang dan berganti dengan perasaan enak yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Ia berusaha memahami kondisi itu, namun semua pikirannya segera lenyap, ketika lelaki itu memainkan kepala kontolnya pada bibir memeknya yang menimbulkan suatu perasaan geli yang segera menjalar ke seluruh tubuhnya. Dalam keadaan gamang dan gelisah itu, dengan kasar Toni tiba-tiba menekan pantatnya kuat-kuat ke depan sehingga pinggulnya menempel ketat pada pinggul Ratih, rambut lebat pada pangkal kontol lelaki tersebut mengesek pada kedua paha bagian atas dan bibir memek Ratih yang makin membuatnya kegelian, sedangkan seluruh batang kontolnya amblas ke dalam liang memek akhwat berjilbab itu. Tak kuasa menahan diri, dari mulut Ratih terdengar jeritan halus tertahan,
"AdUh!.., OOohh.., Ouuww ..enaakkk ...ssH... .enAAa Aakkkkk aku suka ENNNAAKKKK .ENAAK... ;...OHH ..AUUUWW TERUUUSS .ENTOT AKU TERUUUSS ..MASUKKAN penismu .YA...ENAAAAKKK ..AAAAAGGHH
Mulutnya meracau tak menentu disertai badannya yang tertekuk ke atas dan kedua tangan Ratih mencengkeram dengan kuat pinggang Toni. Perasaan sensasi luar biasa bercampur sedikit pedih menguasai dirinyA, hingga badannya mengejang beberapa detik. Akhwat ayu dengan jilbab dan baju gamis panjangnya itu kini telah dilanda birahi yang menggelegak Lagi-lagi Toni menyingkapkan baju muslim warna merah muda yang kadang jatuh ke bawah menghalangi pandangannya menyaksikan memek akhwat berjilbab itu.Sesekali Toni membersihkan keringat yang membasahi tubuhnya ddengan kain gamis panjangnya yang kian kusut itu. Sementara Ratih hanya bisa menggelengkan kepala ke sana kemari,jilbabnya kian kusut karena lonjakan kepala menahan nikmat dan birahi yang melanda jiwanya. Bibir Ratih meracau tak menentu.Akhwat ayu berjilbab ini benar-benar telah berubah menjadi kuda betina yang liar dan ganas, buas dan brutal. Teteknya yang besar terguncang ke sana ke mari mengikuti hentakan tubuh Toni.
Akhwat itu benar-benar berada dalam lautan birahi. Toni cukup mengerti keadaan akhwat cantik ini, ketika dia selesai memasukkan seluruh batang kontolnya, dia memberi kesempatan memek Ratih untuk bisa menyesuaikan dengan kontolnya yang besar itu.Ia merasakan sensasi yang luar biasa bercinta dengan akhwat anggun yang masih tertutup jilbab dan gamis panjang. Beberapa saat kemudian Toni mulai menggoyangkan pinggulnya, mula-mula perlahan, kemudian makin lama semakin cepat. Seterusnya pinggul lelaki itu bergerak dengan kecepatan tinggi diantara kedua paha halus akhwat ayu tersebut. Akhwat cantik berjilbab ini berusaha memegang lengan pria itu, sementara tubuhnya bergetar dan terlonjak dengan hebat akibat dorongan dan tarikan kontol lelaki tersebut pada memeknya, giginya bergemeletuk dan kepalanya menggeleng-geleng ke kiri kanan di atas meja. Ratih mencoba memaksa kelopak matanya yang terasa berat untuk membukanya sebentar dan melihat wajah gelap lelaki yang sedang menatapnya, dengan takjub. Akhwat ayu ini berusaha bernafas dan
" "Paak..., aahh..., Ohh..., shh", sementara pria tersebut terus menyetubuhinya Dengan ganas.
Ratih mahasiswi bahasa inggris yang cantik itu sungguh tak kuasa untuk tidak merintih setiap kali Toni menggerakkan tubuhnya, gesekan demi gesekan di dinding liang memeknya, sungguh membuat nya melayang-layang dalam sensasi kenikmatan yang belum pernah dia alami. Setiap kali Toni menarik kontolnya keluar, Ratih merasa seakan-akan sebagian dari badannya turut terbawa keluar dari tubuhnya dan pada gilirannya Toni menekan masuk kontolnya ke dalam memek nya, maka itil nya terjepit pada batang kontol Toni dan terdorong masuk kemudian tergesek-gesek dengan batang kontol Toni yang berurat itu.
“OO Hh .adUuH enAakkk” mulut cantik itu benar-benar sudah tak terkontrol.
Hal ini menimbulkan suatu perasaan geli yang dahsyat, yang mengakibatkan seluruh badan akhwat cantik itu menggeliat dan terlonjak, sampai badannya tertekuk ke atas menahan sensasi kenikmatan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Hanya rintihan desis napas dan keringat yang membanjiri tubuh Ratih. Sesekali Toni membersihkan keringat yang membasahi tubuhnya ddengan kain gamis panjangnya yang kian kusut itu. Lelaki tersebut terus menyetubuhi Ratih dengan cara itu. Sementara tangannya yang lain tidak dibiarkan menganggur, dengan terus bermain-main pada bagian dada Ratih dan meremas-remas kedua tetek Ratih secara bergantian ia dapat merasakan puting susunya sudah sangat mengeras, runcing dan kaku.
Akhwat ayu berjilbab ini bisa melihat bagaimana batang kontol yang hitam besar dari lelaki itu keluar masuk ke dalam liang memeknya yang sempit. Ratih selalu menahan nafas ketika benda itu menusuk ke dalamnya. memeknya hampir tidak dapat menampung ukuran kontol Toni yang super besar itu. Akhwat ayu berjilbab itu menghitung-hitung detik-detik yang berlalu, ia berharap lelaki itu segera mencapai klimaksnya, namun harapannya itu tak kunjung terjadi. Ia berusaha menggerakkan pinggulnya, akan tetapi paha, bokong dan kakinya mati rasa. Tapi ia mencoba berusaha membuat lelaki itu segera mencapai klimaks dengan memutar bokongnya, menjepitkan pahanya, akan tetapi Toni terus menyetubuhinya dan tidak juga mencapai klimaks. Ratih semakin tak seimbang tubuhnya,kepalanya tergoyang ke sana kemari menahan nikmat dan birahi yang melanda jiwanya.Akhwat ayu berjilbab ini benar-benar telah berubah menjadi kuda betina yang liar dan ganas, buas dan brutal.
Tiba-tiba Ratih merasakan sesuatu yang aneh di dalam tubuhnya, sesuatu yang tidak pernah dia rasakan selama ini, rasanya seperti ada kekuatan dahsyat pelan-pelan bangkit di dalamnya, perasaan yang tidak diingininya, tidak dikenalnya, keinginan untuk membuat dirinya meledak dalam kenikmatan merasa dirinya seperti mulai tenggelam dalam genangan air, dengan gleiser di dalam memeknya yang siap untuk membuncah setinggi-tingginya. Saat itu dia tahu dengan pasti, ia akan kehilangan kontrol, ia akan mengalami orgasme yang luar biasa dahsyatnya. Ia ingin menangis karena tidak ingin itu terjadi dalam suatu persetubuhan yang sebenarnya ia tidak rela, yang merupakan suatu perkosaan itu. Ia yakin sebentar lagi ia akan ditaklukan secara total oleh monster itu.
Jari-jarinya dengan keras mencengkeram tepi meja, ia menggigit bibirnya, memohon akal sehatnya yang sudah kacau balau untuk mengambil alih dan tidak membiarkan memeknya menyerah dalam suatu penyerahan total. Ratih akhwat manis berjilbab itu berusaha untuk tidak menanggapi lagi. Ia memiringkan kepalanya, berjuang untuk tidak memikirkan percumbuan lelaki tersebut yang luar biasa. Akan tetapi, tidak bisa, ini terlalu nikmat, proses menuju klimaks rasanya tidak dapat terbendung lagi. Orgasmenya tinggal beberapa detik lagi, dengan sisa-sisa kesadaran yang ada akhwat ayu ini masih mencoba mengingatkan dirinya bahwa ini adalah suatu pemerkosaan yang brutal yang sedang dialaminya dan tak pantas kalau dia turut menikmatinya, akan tetapi bagian dalam memeknya menghianatinya dengan mengirimkan signal-signal yang sama sekali berlawanan dengan keinginannya itu, Ratih merasa sangat tersiksa karena harus menahan diri. Akhirnya sesuatu melintas pada pikirannya, buat apa menahan diri, Supaya membuat laki-laki ini puas atau menang, persetan, akhirnya ia membiarkan diri terbuai dan larut dalam tuntutan badannya dan terdengar erangan panjang keluar dari mulutnya yang mungil,
"Ooh..., OOh..., aahhmm..., stthh!". Akhwat ayu itu melengkungkan punggungnya, kedua pahanya mengejang serta menjepit dengan kencang, menekuk ibu jari kakinya, membiarkan bokongnya naik-turun berkali-kali, keseluruhan badannya berkelonjotan, menjerit serak dan
“...AAAA H .OOOOUG H ..., “akhirnya larut dalam orgasme total yang dengan dahsyat melandanya, diikuti dengan suatu kekosongan melanda dirinya dan keseluruhan tubuhnya merasakan lemas seakan-akan seluruh tulangnya copot berantakan.
Akhwat berjilbab itu terkulai lemas tak berdaya di atas meja dengan kedua tangannya terentang dan pahanya terkangkang lebar-lebar dimana kontol hitam besar Toni tetap terjepit di dalam liang memeknya. Selama proses orgasme yang dialami Ratih memberikan suatu kenikmatan yang hebat yang dirasakan oleh Toni, dimana kontolnya yang masih terbenam dan terjepit di dalam liang memek dan merasakan suatu sensasi luar biasa, batang kontolnya serasa terbungkus dengan keras oleh sesuatu yang lembut licin yang terasa mengurut-urut seluruha kontolnya, terlebih-lebih pada bagian kepala kontolnya setiap terjadi kontraksi pada dinding memek Ratih, yang diakhiri dengan siraman cairan panas.
Perasaan Toni seakan-akan menggila melihat akhwat berjilbab yang begitu cantik dan ayu itu tergelatak pasrah tak berdaya di hadapannya dengan kedua paha yang halus mulus terkangkang dan bibir memek yang kuning langsat mungil itu menjepit dengan ketat batang kontolnya yang hitam besar itu.
OHh . agH .sHh oouugghh ..rintihan dan desis kenikmatan keluar dari mulut akhwat itu beberapa menit kemudian Toni membalik tubuh yang telah lemas itu hingga sekarang Ratih setengah berdiri tertelungkup di meja dengan kaki terjurai ke lantai, sehingga posisi pantatnya menungging ke arah Toni. Toni ingin melakukan doggy style rupanya. Tangan lelaki India itu kini lebih leluasa meremas-remas kedua buah tetek Ratih yang montok. Sesekali Mr Toni membersihkan keringat yang membasahi tubuhnya ddengan kain gamis panjangnya Ratih kian kusut itu yang kini menggantung ke bawah.
Dengan kedua kaki setengah tertekuk, ia menyingkapkan kain gamis panjang yang menghalangi pandangannya.secara perlahan-lahan lelaki tersebut menggosok-gosok kepala kontolnya yang telah licin oleh cairan pelumas yang berwarna kemerahan karena bercampur dengan darah perawan yang keluar dari dalam memek Ratih pada permukaan lubang kemudian menempatkan kepala kontolnya pada bibir memek Ratih dari belakang. Dengan sedikit dorongan, kepala kontol tersebut membelah dan terjepit dengan kuat oleh bibir-bibir memek Aaa H .OHh .sakit. Ratih meracau . Kedua tangan Toni memegang pinggul Ratih dan mengangkatnya sedikit ke atas sehingga posisi bagian bawah badan akhwat itu tidak terletak pada meja lagi, hanya kedua tangannya yang masih bertumpu pada meja. Kedua kaki akhwat berjilbab itu dikaitkan pada paha laki-laki tersebut.
Laki-laki tersebut menarik pinggul Ratih ke arahnya, berbarengan dengan mendorong pantatnya ke depan, sehingga disertai keluhan panjang yang keluar dari mulut Ratih...O H .OOoh!", kontol laki-laki tersebut menerobos masuk ke dalam liang memeknya dan Toni terus menekan pantatnya sehingga perutnya yang bebulu lebat itu menempel ketat pada pantat Ratih yang setengah terangkat. Selanjutnya dengan ganasnya Toni memainkan pinggulnya maju mundur dengan cepat sambil mulutnya mendesis-desis keenakan merasakan kontolnya terjepit dan tergesek-gesek di dalam lubang memek akhwat berjilbab yang ketat itu.
Toni mengangkat kain gamis/jilbab baji panjang Ratih menempatkan kontolnya pada bibir memek nya dan mendorongnya sehingga kepala kontolnya masuk terjepit dalam liang keakhwatan akhwat berjilbab itu, sedangkan tangan kiri Toni memeluk pinggul Ratih dan menariknya merapat pada badannya, sehingga secara perlahan-lahan tapi pasti kontol Toni menerobos masuk ke dalam memek nya Tangan kanan Toni memeluk punggung Ratih dan menekannya rapat-rapat hingga kini badan akhwat ayu melekat pada badan Toni. Kedua tetek nya terjepit pada dada Toni yang berambut lebat itu dan menimbulkan perasaan geli yang amat sangat pada kedua puting susunya setiap kali bergesekan dengan rambut dada Toni. Ratih merintih... OooHh ...aoUwwww ... Kepalanya tertengadah ke atas, pasrah dengan matanya setengah terkatup menahan kenikmatan yang melandanya sehingga dengan bebasnya mulut Toni bisa melumat bibir akhwat ayu yang agak basah terbuka itu.
Ratih semakin aktif mulai memacu dan terus menggoyang pinggulnya, memutar-mutar ke kiri dan ke kanan serta melingkar, sehingga kontol yang besar itu seakan mengaduk-aduk dalam memeknya sampai terasa di perutnya. Tak berselang kemudian, Ratih merasaka sesuatu yang sebentar lagi akan kembali melandanya. Terus ., terus ..., akhwat berjilbab itu tak peduli lagi dengan gerakannya yang agak brutal ataupun suaranya yang kadang-kadang memekik lirih
“aOOOuh .oohh ..yes s H ...adUUUUUUUu H HH ...eennAAakkk ANAAAKKKKK OUHH” menahan rasa yang luar biasa itu. Dan ketika klimaks itu datang lagi, akhwat ayu itu tak peduli lagi, "AadUh..ADDDUUHH .Oh .Auu wwww ., eeeehgghgHh..AUUWWW ENNAAKKK .NIKMAATTT.", akhwat berjilbab itu memekik lirih sambil menjambak rambut laki-laki yang memeluknya dengan kencang itu. Dunia serasa berputar. Sekujur tubuhnya mengejang, terhentak-hentak di atas pangkuan Toni. Ratih hanya bisa menggelengkan kepala ke sana kemari menahan nikmat dan birahi yang melanda jiwanya .Ratih meracau tak menentu.Akhwat ayu berjilbab ini benar-benar telah berubah menjadi seekor kuda betina yang liar dan ganas, buas dan galak. Sungguh hebat rasa kenikmatan orgasme kedua yang melanda dirinya. Sungguh ironi memang, akhwat ayu yang lemah gemulai..sopan . alim dan berjilbab... kini mendapatkan kenikmatan maksimal justru bukan dengan kekasihnya, akan tetapi dengan orang asing yang sedang memperkosanya.
Kemudian laki-laki itu menggendong dan meletakkan akhwat berjilbab itu di atas meja dengan pantat terletak pada tepi meja dan kedua kakinya terjulur ke lantai. Toni mengambil posisi diantara kedua paha akhwat cantik berjilbab itu yang ditariknya mengangkang, dan dengan tangan kanannya menuntun kontolnya ke dalam lubang memek yang telah siap di depannya. Kembali Mr Toni membersihkan keringat yang membasahi tubuhnya ddengan kain baju terusan panjang yang kian kusut itu. Laki-laki itu mendorong kontolnya masuk ke dalam dan menekan badannya setengah menindih tubuh Ratih yang telah pasrah oleh kenikmatan-kenikmatan yang diberikan oleh lelaki tersebut. Toni memacu keras untuk mencapai klimaks. Desah nafasnya mendengus-dengus seperti kuda liar, sementara goyangan pinggulnya pun semakin cepat dan kasar. Peluhnya sudah penuh membasahi sekujur tubuhnya dan tubuh Ratih yang terkapar lemas di atas meja.
Sementara lelaki itu terus berpacu diantara kedua paha akhwat cantik BERJILBAB itu, badan akhwat itu terlonjak-lonjak mengikuti tekanan dan tarikan kontol lelaki tersebut. Akhwat ini benar-benar telah KO dan dibuat permainan sesukanya oleh lelak yang perkasa itu. Ratih kini benar-benar tidak berdaya, hanya erangan-erangan halus yang keluar dari mulutnya disertai pandangan memelas sayu, kedua tangannya mencengkeram tepi meja untuk menjaga keseimbangannya. Lelaki itu melihat ke arah jam yang terletak di tanganntya, jam telah menunjukan pukul 14.oo berarti telah 1 jam dia menggarap akhwat ayu berjilbab tersebut dan sekarang dia merasa sesuatu dorongan yang keras seakan-akan mendesak dari dalam kontolnya yang menimbulkan perasaan geli pada ujung kontolnya. Akhwat ayu dengan jilbab dan baju panjangnya yang kian kusut itu kini telah menikmati birahi yang menggelegak Lagi-lagi Toni menyingkapkan baju muslim warna merah muda yang kadang jatuh ke bawah menghalangi pandangannya menyaksikan memek akhwat berjilbab itu.
Sementara Ratih hanya bisa menggoyangkan kepala ke sana kemari menahan birahi dann nafsu yang melanda dirinya. Tiba-tiba Lelaki tersebut mengeram panjang dengan suara tertahan, "Agh...AA H , terus", dan disertai dengan suatu dorongan kuat, pinggulnya menekan habis pada pinggul akhwat yang telah tidak berdaya itu, sehingga buah pelirnya menempel ketat pada lubang anus Ratih dan batang kontolnya yang besar dan panjang itu terbenam seluruhnya di dalam liang memek akhwat berjilbab itu. Dengan suatu lenguhan panjang, "Sh..., Ooh! ENAAK .. MEMEKMU ENAK .", sambil membuat gerakan-gerakan memutar pantatnya, lelaki tersebut merasakan denyutan-denyutan kenikmatan yang diakibatkan oleh semprotan air maninya ke dalam memek Ratih. Ada kurang lebih lima detik lelaki tersebut tertelungkup di atas badan akhwat ayu tersebut, dengan seluruh tubuhnya bergetar hebat dilanda kenikmatan orgasme yang dahsyat itu. Dan pada saat yang bersamaan Ratih yang telah terkapar lemas tak berdaya itu merasakan suatu semprotan hangat dari pancaran cairan kental hangat lelaki tersebut yang menyiram ke seluruh rongga memeknya. Tubuh lelaki itu bergetar hebat di atas tubuh akhwat ayu itu. Setelah kurang lebih 3 menit keduanya memasuki masa tenang dengan posisi tersebut, secara perlahan-lahan Toni bangun dari atas badan Ratih.
"hahaha..lihat ini anakmu ternyata menikmatinya juga ...hahahahaha ." kata toni puas ,sementara ayah Ratih hanya tertunduk tak berani melihat anaknya dilecehkan seperti itu. dan setelah toni puas , bejo pun diberi kesempatan untuk menikmati tubuh ranum Ratih , dan itu menjadi siksaan bagi akhwat remaja itu.
Bejo memang senang menyakiti tubuh korbannya , berjam jam Ratih mengalami pemerkosaan brutal tersebut , sampai akhirnya ia terbaring lemas di lantai , tubuhnya telah basah oleh keringat dan sperma , bekas bekas kekasaran pemerkosanya kini menodai kemulusan tubuhnya , memeknya terasa sangat sekali. namun Ratih sedikit lega saat toni dan bejo sudah memakai pakaiannya kembali , artinya siksaan ini sudah berakhir. bejo melepaskan ikatan Anton di kursi dan dengan sekuat tenaga memukul dengan keras perut pria itu , membuat pria itu terjauth berlutut menahan sakit.
"dengar kalau kamu belum membayar hutang kamu, maka kamu akan menerima hukuman yang lebih keji dari ini ingat itu..!!!" kata toni sebelum pergi dan meninggalkan anton dan Ratih yang terbaring telanjang tak berdaya.

Selasa, 26 Juli 2011

BERCINTA DENGAN JANDA MUDA BERJILBAB

Nasib itu ada di tangan Tuhan. Seringkali aku memikirkan kalimat ini. Rasanya ada benarnya juga. Tapi apakah ini nasib yang digariskan Tuhan aku tidak tau mungkin lebih tepat ini adalah godaan dari setan. Seperti pagi ini ketika di dalam bus menuju ke kantor aku duduk di sebelah akhwat cantik dengan jilbab dengan tinggi 150 cm, umur sekitar 27 tahun, bertubuh sekal dan berkulit putih (keliatan dari kulit wajah dan telapak tangannya).
Mula-mula aku tidak perduli karena hobiku untuk tidur di bis sangat kuat namun hobi itu lenyap seketika ketika akhwat berjilbab di sebelahku menarik tas dipangkuannya untuk mengambil hp-nya yang berdering. Sepasang paha montok tercetak jelas dari rok biru tua panjang nan ketat yang dipakainya. Pemandangan itu cukup menarik sehingga menggugah seleraku menjadi bangkit. Aku lantas mencari akal bagaimana memancing percakapan dan mencari informasi. Sepertinya sudah alamnya ketika kita kepepet seringkali ada ide yang keluar.
Saat itu setelah dia selesai menelefon tiba-tiba mulutku sudah meluncur ucapan ,"Wachhh... hobinya sama juga yach !".
Sejenak dia memandangku bingung, mungkin berpikir orang ini sok akrab banget sich.
"Hobi apaan ?" tanyanya.
"Itu nitip absen", sahutku dan dia tertawa kecil.
"Tau aja kamu. Dasar tukang nguping", sahutnya.
Akhirnya obrolan bergulir. Selama percakapan aku tidak menanyakan nama, pekerjaan maupun teleponnya, tapi lebih banyak cerita lucu.
Sampai akhirnya dia ngomong "kamu lucu juga yach.., nggak kaya cowok yang laen."
"Maksud kamu ?" tanyaku lagi.
“Biasanya mereka baru ngobrol sebentar udah nanya nama terus minta nomor telepon."
Setelah itu kami saling berkenalan. Perempuan muda berjilbab bernama Siti Fathiya, biasa dipanggil Tia. Obrolan terus berlanjut sampe dia turun di Thamrin dan aku terus ke kota. Dua hari kemudian aku bertemu dia lagi. Akhwat manis berjilbab itu menghampiriku dan duduk disebelahku sambil bercerita bahwa teman-temannya penasaran karena dia hari itu punya banyak cerita konyol. Pagi itu kami menjadi lebih akrab.
Sambil bercanda tiba-tiba dia berkata "Kamu pasti suka maen cewek yach, soalnya kamu jago ngobrol banget. Pasti banyak cewek di bis ini yang kamu pacarin"
Sumpah mati aku kaget sekali denger omongan dia. Kayanya maksud aku buat kencan ama dia udah ketauan. Akhirnya karena udah nanggung aku ceritain aja ke dia kalo aku sudah beristri dan punya anak. Ech rupanya dia biasa aja, justru aku yang jadi kaget karena ternyata dia sudah nggak perawan lagi karena pernah MBA waktu lulus sekolah dulu. Sekarang dia sudah bercerai. Wuichhh, nggak nyangka banget kalo doi ternyata janda muda. Selanjutnya sudah bisa ditebak. Obrolan sudah lebih ringan arahnya. Akupun mulai memancing obrolan ke arah yang menjurus sex. Keakraban dan keterbukaan ke arah sex sudah di depan mata.
Sampai suatu sore setelah dua bulan perkenalan, kami janjian pulang bareng. Hari itu dia mengenakan jilbab merah muda sewarna dengan hem dan rok panjangnya. Posisi duduk kami sudah akrab dan menempel. Bahkan Tia tidak sungkan lagi mencubit aku setiap dia menahan tawa atau tidak tahan aku goda. Beberapa kali ketika dia mencubit aku tahan tangannya dan dia tampaknya tidak keberatan ketika akhirnya tangan kirinya aku tumpangkan di pahaku dan aku elus-elus lengannya yang tertutup hem lengan panjangnya sambil terus ngobrol.
Akhirnya dia sadar dan berbisik, "Wachh, kok betah banget ngelus tanganku, entar lengan bajuku jadi kusut lho.”
"Habis gemes ngeliat muka manis kamu, apalagi bibir tipis kamu," sahutku sambil nyengir.
"Dasar gila kamu," katanya sambil menyubit pahaku.
Serrrrrr..., pahaku berdesir dan si junior langsung bergerak memanjang. Aku lihat bangku sekelilingku sudah kosong sementara suasana gelap malam membuat suasana di dalam bis agak remang-remang. Aku angkat tangan kirinya dan aku kecup lembut punggung jarinya. Janda muda berjilbab itu hanya tersenyum dan mempererat genggaman tangannya. Akhhhhh... sudah ada lampu hijau pikirku.
Akhirnya aku teruskan ciuman pada punggung jarinya menjadi gigitan kecil dan hisapan lembut dan kuat pada ujung jarinya. Tampaknya dia menikmati sensasi hisapan di jarinya. Wajahnya yang dihiasi jilbab itu tampak sendu terlihat cantik sekali. Dan akhirnya dia menyender ke samping pundakku.
Ketika bis memasuki jalan tol, aktivitas kami meningkat. Tangan kananku sudah mengusap payudaranya yang putih berukuran 36 B dari luar kemeja merah mudanya. Terasa padat dan kenyal. Lalu perlahan jemariku membuka kancing kemejanya satu persatu dan menyusup kedalam BH miliknya. Putingnya semakin lama semakin mengeras dan terasa bertambah panjang beberapa mili.
Sementara itu tangannya juga tidak tinggal diam mulai mengelus-ngelus kontolku dari luar. Setelah beberapa menit kemudian tiba-tiba sikapnya berubah menjadi liar dan agresif. Dia tarik ritsletingku dan terus merogoh dan meremas kontolku yang sudah tegang. Tanganku yang di dada ditarik dan diarah kan ke selangkangannya. Aku tidak dapat berbuat banyak karena posisinya tidak menguntungkan sehingga hanya bisa mengelus paha dari luar rok panjangnya saja. Aktifitas kami terhenti kala hampir tiba di tujuan. Dan dengan nafas yang masih tersengal-sengal menahan birahi kami merapikan pakaian masing-masing. Turun dari bis aku bilang mau anter dia sampai dekat rumahnya.
Aku tau kita bakal melewati pinggir jalan tol. Daerah itu sepi dan aku sudah merencanakan untuk menyalurkan hasratku di daerah itu. Tampaknya janda muda berjilbab itu juga memiliki hasrat yang sama. Ketika berjalan, tangan kirikuku merangkul sambil mengelus payudaranya dari luar hem merah muda lengan panjang yang dikenakannya. Dan ketika kita melewati jalan yang sepi tersebut secepat kilat tangan kananku meraih kepalanya yang dibalut jilbab merah muda model modis dan langsung mencium dan melumat bibir tipisnya itu. Dengan cepat pula akhwat berjilbab itu menyambut bibirku, menghisap dan menyedotnya. Tangannya langsung beraksi menurunkan ritsleting celanaku dan aku sendiri langsung mengangkat rok panjang model ketat miliknya. Rrrretttttt... aku tarik kasar cdnya..., jariku langsung menyelusup masuk ke memeknya terasa hangat dan licin. Rupanya dia sangat terangsang sejak di bis tadi. Di tengah deru nafasnya
Tia berdesah : "Ayo mas... masukin aja... aku kepengen banget nech. Hhhhhh..."
"Sebentar sayang", sahutku, "Kita cari tempat yang aman."
Aku tarik dia melewati pagar pengaman tol dan ditengah rimbun pohon aku senderkan dia dan setelah menarik rok panjang model ketatnya itu sampai sepinggang Lalu buru-buru kuloloskan celana dalamnya kemudian kuangkat kaki kanannya. Sengaja celana dalamnya kusangkutkan di pergelangan kakai kanan yang kuangkat itu biar celana dalamnya tidak kotor menyentuh tanah. Dengan bernafsu aku buka celanaku dan megarahkan kontolku ke memeknya tapi cukup sulit juga. Akhirnya dia menuntun kontolku memasuki memeknya.
?Emmhhh...!?, kepala janda muda berjilbab merah muda itu mendongak sembari melenguh tatkala ujung kontolku mulai penetrasi kedalam memeknya.
Luar biasa, itulah sensasi yang aku rasakan ketika kontolku mulai menyeruak memasuki memeknya yang sudah dibasahi cairan nafsu. Ditengah deru mobil yang melintasi jalan tol aku memompa pantatku dengan gerakan pelan dan menghentak pada saat mencapai pangkal kontolku. Tia menyambut dengan menggigit pundakku setiap aku menghentak kontolku masuk kedalam memeknya.
"Ooochhhh... auchhhh... Masssss... oochhh...", desahnya. Birahi dan ketegangan bercampur aduk dalam hatiku ketika terdengar suara orang melintasi jalan dibalik pagar.
Namun lokasi kami cukup aman karena gelapnya malam dan terlindung pohon yang cukup lebat. Bahkan mungkin orang yang berjalan itu tidak akan berpikir ada sepasang manusia yang cukup gila untuk ber cinta di pinggir jalan tol tersebut.
"Gantian mas... aku cape", katanya.
Aku lantas duduk menyandar dan perempuan muda berjilbab merah muda itu memegang rok panjang yang kusingkap tadi agar tidak jatuh kebawah. Kemudian Tia mulai berjongkok mengarahkan memeknya. Ketika kontolku kembali menyeruak diantara daging lembut memeknya yang sudah licin, sensasi itu kembali menerpa diriku. Sambil memegang bahuku, dia mulai menekan pantatnya dan menggerakan pinggulnya dengan cara menggesek perlahan, maju mundur sambil sesekali memutar. Kenikmatan itu kembali mendera dan semakin tinggi intensitasnya ketika aku membantu dengan menekan keatas pinggulku sambil menarik pantatnya. Desahan suaranya makin keras setiap kali kemaluan kami bergesekan, "uchhhhh... ssshhh... uchhhhh...".
Mataku sendiri terpejam menikmati rasa yang tercipta dari pergesekan bulu kemaluan kami sambil terus menggerakkan pinggul mengimbangi gerakannya.
"Terus sayang... ayo terus", desahku.
Keringat sudah membasahi punggungnya dan gerakan kami sudah mulai melambat namun tekanan semakin ditingkatkan untuk mengimbangi rasa nikmat yang menjalar disekujur tubuh kami dan terus bergerak ke arah pinggul kami, berkumpul dan berpusar di ujung kemaluan kami. Berdenyut dan ujung kontolku mulai siap meledak, sementara perempuan berjilbab ini mulai mengerang sambil menjepitkan memeknya lebih keras lagi.
"Hegghhhhhh... hhhegghhhh... heghhh... terus mas... sodok... sodok terussss... mas... yachhh... disitu... terus... terussss... ooocchhhhhhh", dengan desahan panjang sambil mendongakkan kepalanya yang terbungkus jilbab.
Tia menekan dan menjepit keras kontolku sementara memeknya terus berdenyut-denyut.
?Mass...mmhh...oouuccchh...?, pekiknya tertahan sembari menundukkan kepalanya yang berjilbab itu tatkala mencapai puncaknya. Aku hanya bisa terdiam sambil memeluk tubuhnya menunggu dia selesai orgasme.
Ketika jepitannya mulai mengendur aku langsung bereaksi meneruskan rasa yang tertunda itu, tanpa basa basi rasa nikmat itu mulai menerjang kembali, berkumpul dan meledak menyemburkan cairan kenikmatanku ke dalam memeknya. Aku sodokan kontolku sambil menekan pinggulnya sementara kakiku mengejang menikmati aliran rasa yang menerjang keluar dari tubuhku itu. Setelah beristirahat beberapa menit kami saling memandang... akhirnya tersenyum dan tertawa.
"Kamu memang bener-bener gila, tapi jujur aku sangat menyukai bercinta dengan cara seperti ini. Aku belum pernah senikmat ini bercinta." akunya.
"He.. he.. he.. sama donk", kataku sambil mengecup bibir sang janda muda berjilbab yang tipis itu sementara kemaluanku mulai mengendur di dalam memeknya.
Setelah itu kami merapikan pakaian masing dan berjanji untuk mengarungi kenikmatan seks ini untuk hari-hari mendatang.

Senin, 25 Juli 2011

BERCINTA DENGAN IBU RUMINAH

Ibu-ibu genit sekarang banyak juga yang pake jilbab, jadi inget mantan temen saya ceweknya juga pake jilbab , tapi ngeseks nya jago banget, nah untuk itu saya berharap teman-teman jangan melihat simbol agama seseorang, baiknya kita menilai pribadi orang itu, berikut salah satu pribadi ibu ibu girang boleh di bilang tante girang, tapi udah agak tua atau STW, walaupun kesehariannya memakai jilbab, ternyata dia masih gak sanggup menahan birahi, Berikut ceritanya.
“Tadi malam saya lewat rumah ibu dan mendengar suara menarik jadi saya mengintip. Ternyata, saya lihat ibu sedang mencolok-colokkan pisang ke itunya ibu sambil nyetel film BF. Saya sangat terangsang.Kalau ibu setuju, daripada pakai pisang saya juga mau dan penginbegituan dengan ibu”.
Itu kalimat yang kutulis dalam HP dan siap dikirimkan dalam bentuk SMS ke sebuah nomor HP milik Bu Ruminah, tetanggku. Namun kendati tinggal memencet tombol agar pesan terkirim, aku sempat ragu. Jangan-jangan nanti Bu Rum (demikian Bu Ruminah biasa dipanggil) ngadu ke ibuku atau ke orang-orang tentang SMS yang kukirim, begitu aku membathin. Tapi, ah nggak mungkin dia berani cerita ke ibuku atau ke orang-orang. Sebab kalau dia cerita, kebiasaannya memuaskan diri dengan buah pisang kan jadi ketahuan. Begitu pikirku lagi. Yakin Bu Rum tidak mungkin menceritakan isi SMS itu ke orang lain, akhirnya kutekan panel tanda OK pada HP-ku dan terkirimlah SMS tersebut.
Hanya dalam hitungan menit, reaksi dari SMS yang kukirim langsung kudapat. HP ku berdering dan pada layar terlihat nama Bu Rum memanggil. Tetapi aku tidak berani mengangkat karena pasti ia mengenali suaraku hingga kudiamkan saja panggilannya. Setelah beberapa kali telefonnya tidak diangkat, akhirnya sebuah SMS masuk.
“Tolong jawab. Nomor siapa ini”. Demikian bunyi SMS yang dikirimnya dan memacu niatku untuk kembali mengisenginya.
“Pokoknya ibu sangat mengenal saya. Bener lho Bu, pisang saya jadi pengin banget dimasukkan ke itunya ibu seperti pisang yang ibu pegang tadi malam. Ibu pasti puas. Mau kan Bu?”. Ujarku dalam SMS yang kukirim berikutnya.
“Huussh… jangan ngawur. Saya bukan wanita begituan dan saya kan sudah tua. Tolong kejadian itu jangan diceritakan ke orang lain. Tolong banget”. Ungkapnya dalam SMS berikutnya.
Rupanya dia ketakutan kalau aku menceritakan kejadian yang sempat kupergoki itu hingga niat isengku makin menjadi.
“Beres Bu, Saya tidak akan cerita ke siapa-siapa. Tapi sungguh saya sangat terangsang saat melihat memek ibu dicolok buah pisang. Bahkan lebih merangsang dibanding memek wanita bule yang ada di film BF. Jadi soal saya kepengin begituan dengan ibu memang bener-bener lho.” Kataku lagi dalam SMS yang kukirim selanjutnya. Tetapi balasan SMS dari Bu Rum pendek saja. “Sudah ya. Saya sangat berterima kasih kejadian itu tidak diceritakan ke siapapun,” ujarnya dalam SMS yang kuterima. Setelah itu beberapa kali kukirim SMS dengan kata-kata yang lebih panas. Termasuk kesediaanku untuk menjilati memek dan itilnya bila ia mau melayaniku. Namun Karena tetap tidak dijawab maka malam itu SMS an dengan Bu Rum tidak berlanjut.
Bu Ruminah yang biasa disapa Bu Rum adalah tetanggaku. Rumahnya hanya terpaut tiga rumah dari rumahku. Suaminya Pak Kirno, adalah pensiunan TNI dan pernah menjadi Satpam sebuah bank serta menjabat Ketua RW sebelum terkena stroke dan mengalami kelumpuhan. Sementara Bu Rum di samping menjadi ketua kelompok pengajian ibu-ibu di lingkungan RW tempat tinggalku, ia yang pernah mengenyam pendidikan pesantren itu juga mengajari ibu-ibu mengaji termasuk ibuku yang menjadi teman dekat dan sekaligus muridnya. Aku yakin orang-orang tidak bakalan percaya kalau kuceritakan bahwa Bu Rum ternyata suka melampiaskan hasrat seksnya dengan menggunakan pisang. Betapa tidak, wanita berusia 53 tahun itu, penampilan kesehariannya sangat santun. Selalu berkerudung dan menutup rapat auratnya. Hingga orang tidak akan percaya tentang kebiasaannya yang nyeleneh dalam soal seks terlebih di usianya yang sudah tergolong tua.
Tetapi aku benar-benar melihat dengan mata dan kepalaku sendiri tentang apa yang dilakukan dia yaitu memuasi diri dengan buah pisang. Bahkan saat itu, terus terang aku sangat terangsang. Terlebih saat ia meremasi sendiri kedua teteknya yang gede dan melihat memeknya yang dipenuhi rambut tebal dicolok-colok dengan buah pisang. Karena selalu terbayang oleh bagian-bagian tubuhnya yang membuatku terangsang, akhirnya aku iseng mengirim SMS. Karena beberapa SMS ku yang terakhir tidak dibalasnya, aku nyaris nekad dengan mengancamnya bahwa bila ia tidak mau melayaniku akan kuceritakan soal masturbasi dengan pisang itu kepada orang-orang. Hanya setelah kupikir, tindakanku itu bisa membuat dia kalap atau melapor ke polisi hingga kuurungkan niatku tersebut. Hanya aku tetap bertekad untuk mengisenginya dengan berkirim SMS kepadanya di tiap kesempatan. Hampir tiap hari, terkadang pagi, siang maupun malam, beberapa SMS kukirim kepadanya. Intinya mengungkapkan keinginanku untuk menjadi patner seksnya karena setelah memergoki dia main dengan pisang aku menjadi sangat terangsang dan terpaksa sering mengocok sendiri kontolku sambil membayangkan menyetubuhinya. Tetapi ia tetap tidak mau membalasnya. Pernah beberapa kali ia mencoba menelepon tetapi aku tidak berani mengangkatnya.
Oh ya, dari perkawinannya dengan Pak Kirno, Bu Rum hanya mempunyai satu anak Mbak Lasmi. Ia sudah berkeluarga dan mempunyai beberapa anak. Mbak Lasmi tinggal di tempat lain di sebuah kecamatan terpencil karena suaminya menjadi pegawai kecamatan di sana. Jadi status Bu Rum adalah nenek dari beberapa cucu. Puncak dari keisenganku mengrim SMS kepada Bu Rum terjadi ketika pengajian ibu-ibu di kampungku yang dilaksanakan secara bergiliran jatuh ke giliran ibuku. Karena acaranya berbarengan dengan halal bi halal setelah lebaran, pengajian yang diadakan di rumahku terbilang besar. Hidangan yang biasanya cuma snack kali ini dilengkapi ketupat dan opor ayam. Juga ustazahnya yang biasanya pembicara lokal, kali ini didatangkan dari luar kota.

Sejak pagi rumahku ramai oleh ibu-ibu tetangga yang mempersiapkan acara tersebut termasuk Bu Rum. Adanya wanita itu di rumahku membuatku tidak berani mengirim SMS iseng padanya. Hanya secara sembunyi-sembunyi aku sering mencuri pandang menatapinya. Seperti kebiasaannya, saat itu Bu Rum memakai busana muslim dengan hiasan bordir yang apik. Yakni sebuah baju terusan warna krem yang longgar yang tidak menampakkan bentuk tubuhnya dipadu dengan celana panjang warna senada. Dengan kerudung yang tak pernah lepas menutup kepalanya, wanita bertubuh tinggi besar itu nampak anggun dan berwibawa.
Acara pengajian yang dimulai selepas ashar, baru berakhir menjelang maghrib. Sekira pukul 19.30 WIB, setelah acara beres-beres rumah selesai ibu memanggilku. “Win tolong ini diantar ke rumah Bu Rum ya.Tadi ia minta disisihkan lontong dan opornya karena katanya di rumah lagi tidak masak,” ujar ibuku.
Setelah beberapa kali berkirim SMS gelap kepadanya, sebenarnya agak grogi untuk berhadapan langsung dengan Bu Rum. Terlebih mengingat kata-kata jorok dan porno serta ajakan main seks dalam setiap SMS yang kukirim. Tetapi aku juga tidak punya alasan untuk menolak perintah ibu hingga dengan terpaksa kulaksanakannya. Dua buah rantang besar berisi lontong dan opor kubawa ke rumah Bu Rum. Setelah beberapa kali mengetuk pintu dan menunggu agak lama, kulihat seseorang mengintip dari balik korden dan akhirnya membukakan pintu.Ternyata yang mengintip dan membukakan pintu adalah Bu Rum sendiri. “Ohkamu Win, ibu kira siapa. Ayo masuk,” ujarnya mempersilahkanku.
Bu Rum yang kalau berada di luar rumah berpakaian muslimah yang rapat,ternyata tidak begitu adanya kalau sedang di dalam rumah. Baju yang dipakainya hanya daster berbahan tipis dan tanpa lengan. Hingga BH hitam dan celana dalam putih yang dipakainya tampak menerawang. “Saya disuruh mengantarkan ini untuk Bu Rum,” kataku setelah berada di ruang tamu rumahnya. Tetapi Bu Rum tidak langsung menerima bingkisan makanan yang kusodorkan. Ia kembali membuka pintu dan keluar rumah. Setelah sesaat melihat sekeliling, ia kembali masuk dan mengunci pintu dari dalam. Ia juga mengajakku ke dalam, ke ruang tengah rumahnya. “Taruh saja bawaannya di meja Win. Ada yang ingin ibu bicarakan sama kamu,” katanya pelan.
Deg! Serasa berhenti detak jantungku. Pasti ia sudah tahu kalau yang berkirim SMS selama ini adalah aku, pikirku membathin. Gelisah akudibuatnya. “Duduk sini Win. Tidak ada siapa-siapa kok. Pak Kirno tadi dijemput Lasmi dan suaminya karena ia ingin banyak menghirup udara gunung yang segar. Mungkin agar bisa pulih,” ujarnya lagi.
Agak sedikit plong mendengar bahwa Pak Kirno suaminya sedang tidak dirumah. Setidaknya kalau Bu Rum marah terkait soal SMS ku itu, suaminya tidak ikut mendengarnya. Hanya aku tetap tidak bisa membuang kegelisahan yang kurasakan. Seperti pesakitan yang menunggu vonis hakim, aku hanya duduk mematung di kursi sofa di ruang tengah rumah Bu Rum. Bu Rum duduk di kursi lain yang ada, dekat tempat aku duduk. Baru kusadari, daster yang dipakainya ternyata terlalu pendek. Pahanya yang mulus terlihat terlihat terbuka. Hanya aku tetap tidak dapat menikmati pemandangan yang mengundang itu karena suasana tegang yang terjadi.
“Tadi waktu di pengajian, ibu minta ijin ke ibumu agar kamu mau mengantar ibu ke rumah Lasmi tiga hari lagi untuk menjemput Pak Kirno.Rencananya mau pinjam mobil Pak RT dan kamu yang menyetir. Ibumu setuju dan memberi nomor HP milikmu. Tapi ibu jadi kaget, sebab ternyata nomornya sama dengan nomor yang suka dipakai SMS ke ibu beberapa hari ini. Jadi kamu Win yang suka SMS ke ibu,” ujarnya tenang dan disampaikan tanpa emosi. Namun meskipun begitu, sempat kecut juga nyaliku.
“Eee…ee.. ti…eh… iya Bu,” jawabku terbata.
“Oh syukurlah kalau begitu. Ibu takut banget apa yang kamu sempat lihat diceritakan ke orang-orang lain. Ibu pasti sangat malu. Terima kasih banyak ya Win kamu tidak cerita ke orang-orang,”.
Ah ternyata ia tidak marah soal itu. Aku jadi merasa plong. Bahkan dengan terbuka, Bu Rum akhirnya bercerita soal kenapa ia terpaksa menggunakan pisang untuk memuaskan dorongan seksnya. Diceritakannya, meski sudah tergolong berumur namun kebutuhan biologisnya belum padam benar. Padahal sudah lama Pak Kirno tidak bisa menjalankan kewajibannya sebagai suami. Bahkan jauh sebelum terkena stroke. Makanya setiap keinginan untuk itu datang ia selalu berusaha memuaskan sendiri termasuk menggunakan pisang.
“Ibu malu banget lho sama kamu Win. Apalagi kalau kamu sampai cerita ke orang-orang. Mau ditaruh dimana muka ibu?” Kata Bu Rum lagi.
“Tidak Bu, saya janji tidak akan cerita ke siapa pun soal itu,” ujarku meyakinkannya.
Mungkin saking senangnya rahasianya soal ngeseks dengan pisang tidak akan terbongkar ia langsung berpindah duduk menjejeriku di sofa yang kududuki. Digenggam dan diguncang-guncangkannya tanganku.
“Terima kasih win, ibu sangat berterima kasih,” kata Bu Rum.
Beban yang semula seolah menghimpit dadaku langsung sirna melihat sikap Bu Rum. Hanya kembali aku sulit menjawab ketika ia menanyakan perihal kata-kata dalam beberapa SMS yang kukirimkan.
“Kalau ibu boleh tahu, sebenarnya apa yang mendorongmu mengirim SMS itu kepada ibu?”
“Eee… eee… sa… sa.. saya.. ee,” kembali aku terbata.
“Tidak apa-apa Win, jawab saja yang jujur. Ibu cuma ingin tahu,”
“Saya mengirim SMS itu karena sangat terangsang setelah melihat ibu,” kataku akhirnya.
Bu Rum kulihat terpana. Mungkin ia tidak percaya dengan jawaban yang kuberikan. Namun sebuah senyuman terlihat mengembang di wajahnya hingga aku tidak takut lagi.
“Jadi kamu juga benar-benar ingin begituan dengan ibu?”
“Eee… maksud saya.. ee. Iya kalau ibu bersedia,” jawabku mantap.
Mendengar jawabanku Bu Rum langsung meraih dan mendekapku. Dalam kehangatan dekapannya, wajahku tepat berada di busungan buah dadanya yang terbungkus BH hitam. Wajahku membenam di busungan susunya yang memang berukuran besar. Diperlakukan seperti itu kontolku jadi langsung bangkit. Mengeras di balik celana dalam dan jins yang kupakai.
Sesaat setelah Bu Rum melepaskan pelukan pada tubuhku, kulihat gaya duduknya makin sembrono. Kedua kakinya terbuka lebar hingga pahanya yang membulat besar terlihat sampai ke pangkalnya. Bahkan kulihat sesuatu yang membukit dan terbungkus celana dalam warna hitam. Aku tak berkedip menatapinya. Untuk ukuran wanita seusia dirinya, kaki dan bagian paha Bu Rum masih terhitung mulus. Memang ada lipatan-lipatan lemak dan kerutan mendekati ke pangkal paha. Tetapi tidak mengurangi hasratku untuk menatapi bagian yang merangsang itu termasuk ke bagian membukit yang tertutup celana dalam warna krem. Jembut di memeknya itu pasti sangat lebat karena banyak yang tidak tertampung celana dalam yang menutupinya hingga terlihat banyak yang keluar dari celana dalam yang dipakainya.
Rupanya Bu Rum tahu mataku begitu terpaku menatapi organ kewanitaannya. Mungkin karena telah yakin aku benar-benar mau menjadi pelepas dahaganya, ia pelorotkan sendiri celana dalam itu dan melepasnya.
“Bu Rum sudah nenek-nenek lho Win. Tetapi kalau kamu pengin melihat memek ibu bolehlah. Sebenarnya ibu juga sudah lama tidak puas main sendiri dengan tangan dan pisang,” katanya.

Bahkan tanpa sungkan, setelah melepas sendiri celana dalamnya ia duduk mengangkang membuka lebar-lebar pahanya. Memamerkan memeknya yang berbulu sangat lebat. Ah tak kusangka akhirnya dapat melihat memek Bu Rum dalam jarak yang sangat dekat. Memek Bu Rum lebar dan membukit. Jembutnya sangat lebat dan hitam pekat. Kontras dengan pahanya yang kuning langsat sampai ke selangkangannya. Puas memandangi bagian paling merangsang di selangkangan wanita itu, keinginanku untuk menyentuhnya menjadi tak tertahan. Kujulurkan tanganku untuk menyentuhnya.
Kuusap-usap jembutnya yang keriting dan tumbuh panjang. Jembut Bu Rum benar-benar super lebat menutupi memeknya. Hingga meski telah mengangkang, masih tidak terlihat lubang memeknya karena tertutup rambut lebat itu. Kuusap-usap dan kusibak jembut yang tumbuh sampai ke atas mendekati pusar wanita itu dan di bagian bawah mendekati lubang duburnya. Menimbulkan bunyi kemerisik. Untuk bisa melihat lubang memeknya, aku memang harus menyibak rambut-rambut yang menutupinya dengan kedua tanganku. Bibir luar memek Bu Rum tampak tebal dan kasar karena sudah banyak kerutan dan warnanya coklat kehitaman. Di bagian dalam lubang memeknya yang berwarna hitam kemerahan, ada lipatan-lipatan daging agak berlendir dan sebuah tonjolan. Ini rupanya yang disebut itil, pikirku. Tidak seperti ukuran memeknya yang besar, tebal dan tembem, itil Bu Rum relatif kecil. Hanya berbentuk tonjolan daging kemerahan di ujung atas celah bibir luar kemaluannya yang sudah berkerut-kerut. Kutoel-toel itilnya itu dengan jari telunjukku yang sebelumnya kubasahi dengan ludah. Ia mendesah dan sedikit menggelinjang.
“Kamu sudah pernah begituan dengan perempuan Win? Ee.. maksud ibu ngentot dengan perempuan?”
“Belum Bu,” jawabku sambil tetap menggerayangi dan mengobok-obok memeknya.
“Masa!? Kalau melihat memek wanita lain selain punya ibu?”
“Juga belum Bu. Saya hanya melihatnya di film BF yang pernah saya tonton. Memangnya kenapa Bu?” Jawabku lagi.
Sebenarnya aku berbohong.Sebab di rumah aku sering mengintip ibuku sendiri. Saat dia mandi atau berganti pakaian di kamarnya. Mendengar aku belum pernah berhubungan seks dengan perempuan dan belum pernah menyentuh memek, entah kapan ia melakukannya, tanpa sepengetahuanku ternyata Bu Rum sudah melepas daster dan BH nya. Telanjang bulat tanpa sehelai benang menutupi tubuhnya dan memintaku untuk melepas semua pakaian yang kukenakan.
“Oooww.. punya kamu besar juga ya Win,” kata Bu Rum sambil membelai kontolku yang telah tegak mengacung setelah aku telanjang.
Bu Rum tidak hanya membelai dan mengagumi kontolku yang telah keras terpacak. Setelah menjilat-jilat lubang di bagian ujung kepala penisku, ia memasukkan batang kontolku ke mulutnya. Aku jadi merinding menahan kenikmatan yang tak pernah terbayangkan. Tubuhku tergetar hebat. Sesekali kurasakan mulutnya mengempot dan menghisap batang kotolku yang kuyakin semakin mengembang. Lalu dikeluarkan dan dikocok-kocoknyanya perlahan. Ah, teramat sangat nikmat. Sangat berbeda bila aku mengocok sendiri kontolku. Saking tak tahan, tanpa sadar aku memegang dan mengusap-usap rambut Bu Rum yang semestinya tidak pantas kulakukan mengingat usia dan sekaligus statusnya sebagai guru mengaji ibu-ibu di kampungku termasuk ibuku. Tetapi Bu Rum tak peduli. Ia terus asyik dengan kontolku. Dikulum,dihisap dan dikocok-kocoknya perlahan dengan gemas. Seperti wanita yang baru melihat kejantanan milik pasangannya. Mungkin karena selama ini ia hanya bisa melakukannya dengan pisang setelah kotol suaminya tidak berfungsi.
Sambil menikmati kocokan dan kuluman Bu Rum pada kontolku, kuremasi teteknya. Tetek Bu Rum gede dan sudah menggelayut bentuknya. Namun sangat lembut dan enak di remas. Bahkan puting-putingnya langsung mengeras setelah beberapa kali aku memerah dan memilin-milinnya. Tak kusangka wanita yang dalam keseharian selalu tampil dengan busana muslim yang rapat dan menjadi guru mengaji ibu-ibu di kampungku ini juga lihai dalam urusan kulum mengulum kontol. Aku dibuat kelojotan menahan nikmat setiap ia menghisap dan memainkan lidahnya di ujung kepala kontolku. Bahkan saat Bu Rum mulai mengalihkan permainannya dengan menjilati kantung pelirku dan menghisapi biji-biji pelir kontolku, aku tak mampu bertahan lebih lama. Pertahananku nyaris jebol. Karenanya aku berusaha menarik diri agar air maniku tidak muncrat ke mulut atau wajah Bu Rum.
Namun Bu Rum menahan dan menekan pinggangku. “Mau keluar Win ? Muntahkan saja di mulut ibu,” ujarnya sambil langsung kembali menghisap penisku. Akhirnya, pertahananku benar-benar ambrol meski telah sekuat tenaga untuk menahannya karena merasa tidak enak mengeluarkan mani di mulut Bu Rum. Sambil mendesis dan mengerang nikmat pejuhku muncrat sangat banyak di rongga mulut Bu Rum. Cairan kental warna putih itu kulihat berleleran keluar dari mulut wanita itu. Tetapi ia tidak mempedulikannya. Bahkan menelannya dan dengan lidahnya berusaha menjilat sisa-sisa maniku yang berleleran keluar. Terpacu oleh kenikmatan yang baru kurasakan dan banyaknya mani yang keluar membuat tubuhku lemas seperti dilolosi tulang-tulangku. Aku terduduk menyandar di si kursi sofa tempat Bu Rum terduduk.
“Gimana Win, enak?”
“Enak banget Bu,”
“Nanti gantian ya punya ibu dibikin enak sama kamu. Ibu ke kamar mandi dulu,” ujarnya berdiri dan melangkah ke kamar mandi.
Saat kembali dari kamar mandi, Bu Rum menyodorkan segelas besar teh manis hangat. Sodoran teh manisnya langsung kusambut dan kuteguk.Terasa hangat dan nikmat setelah tenaga hampir terkuras dan kini kembali segar. Saat itu baru kusadari Bu Rum masih bugil tanpa sehelai benang menutupi tubuhnya.Aku kembali terpaku pada tubuh bahenolnya yang masih lumayan mulus. Wanita berpinggul besar dan berdada montok namun sudah agak kendur itu,meskipun sudah menjadi nenek masih sangat menggoda. Jembutnya yang keriting lebat terlihat basah. Mungkin habis dibersihkan di kamar mandi untuk menghilangkan bekas air maniku.
“Mau lagi Win?” ujarnya mendekat dan berdiri tepat di tempat aku duduk. Kini memang giliranku untuk memuaskannya setelah kenikmatan yang diberikan padaku. Aku bingung harus memulai dari mana dan melakukan apa pada Bu Rum karena memang belum pernah pengalaman dengan perempuan. Hanya dari sejumlah film BF yang sering kutonton, wanita kelihatannya sangat suka kalau memeknya dijilat. Maka aku langsung turun dari kursi panjang dan berjongkok di depan Bu Rum. Memeknya yang besar membusung kini tepat di hadapan wajahku. Jembut keriting lebatnya terlihat basah. Dan Bu Rum, melihat aku hanya terbengong memandangi bukit kemaluannya, langsung mengangkat kaki kirinya dan di tumpukan pada kursi panjang. Karena pahanya yang terbuka kini aku bisa melihat lubang memeknya yang nampak sudah longgar. Lubang memeknya menyerupai lorong panjang. Bahkan kulihat itilnya yang mencuat di ujung atas belahan memeknya.
Kembali aku menyentuh dan mengusap memeknya. Bibir luar memeknya yang berwarna coklat kehitaman penuh kerutan dan terasa lebih tebal. Namun makin ke dalam lebih lembut dan basah serta warnanya agak memerah.Kudengar Bu Rum mendesah saat jariku menyelinap masuk menerobos lubang memeknya. Rambut kepalaku diusap dan diremas-remasnya. Desahannya mengingatkanku pada suara wanita yang tengah disetubuhi di adegan film BF. Aku jadi terangsang. Kontolku kembali menggeliat dan bangkit. Sambil mendesah, Bu Rum tak hanya meremas dan menjambaki rambut kepalaku. Tetapi ia berusaha menarik dan mendekatkan wajahku kememeknya. Aku jadi tahu, nampaknya ia tidak ingin memeknya hanya dicolok-colok dengan jariku, Aku yang memang sudah kembali terangsang langsung mendekatkan mulutku dan mulai mengecupi lubang memek Bu Rum.
Ternyata selain bibir luar memeknya yang mengeras dan berkerut-kerut, di luar kelentitnya yang menonjol besar, ada sebentuk daging yang menjulur keluar dari lubang memeknya. Bentuknya nggedebleh mirip jengger ayam jantan. Pengetahuanku tentang bagian paling intim milik wanita memang sangat terbatas dan melihatnya dari jarak sangat dekat baru kali ini mendapat kesempatan. Satu-satunya memek wanita dewasa yang pernah kulihat adalah milik ibuku. Aku memang sering mengintipnya saat ibu mandi. Atau saat berganti baju di kamarnya dan pernah beberapa kali melihatnya dalam jarak cukup dekat saat dia tidur. Tetapi sepengetahuanku tidak ada jengger ayam di lubang memek ibuku. Jadi terasa agak aneh atas apa yang kulihat di lubang memek Bu Rum. Tetapi aku tak peduli. Hingga selain menjilati bibir memeknya, jengger ayamnya juga tak luput dari sentuhan mulut dan lidahku. Bahkan aku langsung mengulum, menghisap dan menarik -nariknya dengan mulutku.
“Ohhh… sshhh… aahhh… enak Win. Aaauuwww… ya.. ya.. aaahhh.. sshhh.. enak banget,”
Aku sangat senang karena ternyata Bu Rum menyukai dan keenakan oleh jilatan lidahku di lubang memeknya. Dari liang sanggamanya mulai keluar lendir yang terasa asin di lidahku. Tetapi itu pun tidak membuat surut langkah untuk terus mengobok-ngobok memeknya dengan mulut dan lidahku. Aku terus mencerucupi dan menghisapnya hingga lendirnya banyak yang tertelan masuk ke kerongkonganku.Diperlakukan seperti itu Bu Rum seperti kesetanan. Tubuhnya tergetar hebat dan kulihat ia merintih, mendesah sambil meremasi sendiri kedua tetek besarnya.
“Kamu naik dan tiduran di sofa Win. Sshhh aahh jilatanmu di memek ibu enak banget,” katanya.
Seperti yang dimintanya, aku naik ke sofa dan tiduran telentang dengan kaki menjuntai. Setelah itu Bu Rum ikutan naik. Tadinya kukira ia akan menyetubuhiku dengan posisi wanita di atas seperti yang pernah kulihat dalam adegan film mesum yang menggambarkan hubungan seks antara wanita dewasa dan bocah ingusan. Tetapi tidak. Ia berdiri dan memposisikan kedua kakinya diantara tubuhku. Lalu bertumpu di dinding tembok yang ada di belakang kursi sofa dan sedikit menurunkan tubuhnya. Rupanya, ia masih ingin mendapatkan jilatan di memeknya dengan posisi yang membuat dirinya lebih nyaman dan bergerak leluasa. Sebab saat memeknya telah berada tepat di depan wajahku, ia langsung membekapkannya ke mulutku.
Tak kusangka, wanita yang sangat dihormati di kampungku karena selalu berbusana muslimah yang rapat dan menjadi guru mengaji ibu-ibu, di usianya yang sudah 53 tahun masih sangat menggebu. Pantesan ia suka menyogok-nyogok memeknya dengan pisang. Mungkin karena tidak tahan akibat tidak pernah disentuh oleh suaminya yang sudah tidak bisa melayaninya sama sekali.
Aku sempat gelagapan karena tidak mengira Bu Rum akan membekapkan memeknya ke wajahku. Tetapi setelah mengetahui apa yang diinginkannya, aku langsung menyambutnya meskipun tidak tahu harus bagaimana semestinya dilakukan. Seperti sebelumnya kembali kujulurkan lidah dan kembali kujilati lubang memeknya. Namun kali ini dengan lebih semangat. Daging jengger ayamnya yang keluar dan menggelambir kukulum. Lalu lidahku menjulur masuk sedalam-dalamnya di lubang memeknya sampai hidung dan wajahku ikut belepotan oleh lendir yang keluar dari liang sanggamanya. Sambil terus mengobeli memeknya dengan lidah dan mulutku, pantat Bu Rum juga menjadi sasaran remasan tanganku. Meskipun sudah melorot, pantat Bu Rum yang besar terasa masih lumayan kenyal. Nampaknya ia menjadi keenakan. Bu Rum melenguh dan mendesah.
“Iya Win…aahhh… sshhhh…aaahhhh… ssshh.. enak banget. Terus colok memek ibu dengan lidahmu sayang. Ahhh.. ya.. ya… oooohhhhh…. ssshhhh,” desahnya tertahan saat aku makin dalam menjulurkan lidah.
Mendengar rintihan dan desahan Bu Rum, aku jadi makin bersemangat.Hanya karena tidak punya pengalaman, aku hanya menjilat dan mengisap bagian dalam memeknya sekena-kenanya. Rupanya karena terlalu menggebu, aku sempat menghisap itilnya dengan kuat. Bu Rum memekik. Tetapi tidak marah dan malah makin keenakan.
“Ia Win itu itil ibu.. enak banget…sshhh ..aahhh.. aahhh. Terus Win hisap itil ibu… aaoooohhh …oooohhhh,”
Seperti yang dimintanya, itil Bu Rum yang akhirnya paling sering menjadi sasaran jilatan dan hisapan mulutku. Bahkan sambil terus mencerucupi kelentitnya, dua jari tanganku kupakai untuk menyogok-nyogok bagian dalam memeknya. Saat itulah Bu Rum menjadi kelojotan dan beberapa saat kemudian ia memintaku berhenti.
“Udah Win ibu nggak tahan. Bisa KO kalau diteruskan. Sekarang ibu pengin dientot dengan kontolmu. kamu juga pengin kan ngentot dengan ibu kan?”
“Ii .. iya bu. Saya pengin banget. Ta.. ta.. tapi saya tidak tahu caranya,”
“Nggak apa-apa. Nanti ibu ajarin,” ujarnya seraya menggamit lenganku.
Ia membawaku ke kamarnya. Kamar dengan ranjang spring bed berukuran besar dan tampak rapi tertutup sprei motif garis-garis. Di kamar Bu Rum, ada meja rias berukuran besar dengan berbagai alat make up di atasnya serta sebuah almari pakaian model antik di samping gambar Bu Rum dan suaminya dalam pose berpasangan mengenakan pakaian adat Jawa. Foto itu sepertinya dibuat saat usianya masih di bawah 40 tahun. Bu Rum terlihat sangat cantik dan seksi. Suaminya, Pak Kirno juga terlihat kekar dan tampan. Adanya gambar Pak Kirno suaminya di kamar itu, sebenarnya aku sempat grogi. Tetapi melihat Bu Rum sudah telentang di ranjang dan dalam posisi mengangkang, sayang kalau harus melepaskan kesempatan yang sudah berada di depan mata. Aku sudah sering mengocok sendiri kontolku sambil membayangkan ngentot dengan Bu Rum. Aku juga ingin mengetahui dan merasakan seperti apa rasanya ngentot sebenarnya.
Dengan kontol tegak mengacung aku naik ke ranjang. Hanya aku tetap bingung bagaimana harus memulai. Di antara kedua pahanya yang membuka lebar, memek Bu Rum tampak menganga menunggu batang zakar pria yang mau menyogoknya. Sepasang buah dadanya yang besar, dalam posisi telentang terlihat jadi nggedebleh dan hanya puting-putingnya yang hitam kecoklatan terlihat menantang. Melihat aku cuma mematung, rupanya Bu Rum menjadi tak sabar. Ditariknya tanganku hingga menjadikan tubuhku ambruk dan menindih tubuh montoknya.Beberapa saat kemudian kurasakan Bu Rum meraba selangkanganku dan meraih kontolku. Batang penisku yang sudah mengacung dikocok-kocoknya perlahan hingga makin mengeras dan membesar.
Oleh wanita itu, kepala penisku digesek-gesekkannya di sekitar bibir kemaluannya. Setelah tepat berada di bagian lubangnya, ia berbisik.”Tekan Win, biar kontol kamu masuk ke memek ibu,” bisiknya lirih di telingaku. Slessseeppp.. blleeesss. Tanpa banyak hambatan batang kontolku yang lumayan panjang dan besar seluruhnya masuk membenam. Mungkin karena lubang memek Bu Rum yang sudah kelewat longgar dan licin akibat banyaknya lendir yang keluar. Bagian dalam memek Bu Rum hangat dan basah. Dan tanpa ada yang memerintah, seperti semacam naluri, aku membuat gerakan naik turun pinggangku hingga kontolku sekan memompa lubang memek wanita itu.
“Iya begitu Win, terus entot sayang. Ah.. aahhh….aahhh.. kamu merasa enak juga kan,” Aku mengangguk dan tersenyum. Kulihat Bu Rum mulai mendesah-desah.Mungkin ia mulai merasakan enaknya sogokan kontolku. Dan bagiku,kenikmatan yang kurasakan juga tiada tara. Jauh lebih nikmat dibanding mengocok sendiri. Gesekan-gesekan batang kontolku pada dinding memeknya yang basah menghantarkan pada kenikmatan yang sulit kuucapkan. Aku terus mengaduk-aduk memeknya dengan kontolku. Mata Bu Rum membeliak-beliak dan meremasi sendiri teteknya. Melihat itu aku langsung menyosorkan mulutku untuk mengulum dan menghisapi salah satu putingnya. Pentil susunya yang berwarna coklat kehitaman terasa mengeras di bibirku.
“Iya Win… terus hisap sayang… aahhh… aahhh,Kamu ternyata sudah pinter,” ujarnya terus mendesah.Makin lama kusogok dan kuaduk-aduk, lubang memek Bu Rum kurasakan makin basah. Rupanya semakin banyak lendir yang keluar. Bunyinya cepok…cepok… cepok… setiap kali batang kontolku masuk menyogok dan kutarik keluar.
Bosan ngentotin Bu Rum dengan posisi menindihnya, kuhentikan sogokanku pada memeknya. Pasti asyik dan tambah merangsang kalau bisa melihat memeknya yang tengah kusogok-sogok, pikirku membathin. Aku bangkit, turun dari ranjang. Dan tanpa meminta persetujuannya, kaki Bu Rum kutarik dan kuposisikan menjuntai di tepi ranjang. Tindakanku itu membuat Bu Rum agak kaget. Namun tidak marah dan bahkan sepertinya ia menunggu tindakan yang akan kulakukan selanjutnya. Namun setelah pahanya kembali kukangkangkan dan kontolku kembali kuarahkan ke lubang memeknya, Bu Rum tersenyum. “Kamu pengin ngentot sambil ngelihatin memek ibu Win? Iya sayang, kamu boleh melakukan apa saja pada ibu,” katanya.
Ternyata menyetubuhi sambil berdiri dan melihat ketelanjangan lawan mainnya benar-benar lebih asyik. Lebih merangsang karena bisa melihat keluar masuknya kontol di lubang memek. Saat kontolku kutekan, bibir memeknya yang berkerut-kerut seperti ikut melesak masuk. Namun saat kutarik, seluruh bagian dalam memeknya seakan ikut keluar termasuk jengger ayamnya yang menggelambir. Pemandangan itu membuat aku kian terangsang dan kian bersemangat untuk memompanya. Teteknya juga ikut terguncang-guncang mengikuti hentakan yang kulakukan. Aku makin bernafsu dan makin cepat irama kocokan dan sodokan kontolku di liang sanggamanya. Bu Rum tak dapat menyembunyikan kenikmatan yang dirasakan. Ia merintih dan mendesah dengan mata membeliak-beliak menahan nikmat. Sesekali ia remasi sendiri susunya sambil mengerang-erang. Aku juga memperoleh nikmat yang sulit kulukiskan. Meski lubang memek Bu Rum sudah longgar tetapi tetap memberi kenikmatan tersendiri hingga pertahananku nyaris kembali jebol.
“sshhh … aahh… sshhh… aaakkhhh… memek ibu enak banget. Saya nggak kuat bu,” ujarku mendesahsambil terus memompanya.
“Tahan sebentar Win. Aaahhh.. sshhh… kontolmu juga enak banget,”Bu Rum bangkit memeluk serta menarik pinggangku hingga tubuhku ambruk menindihnya. Kedua kakinya yang panjang langsung membelit pinggangku dan menekannya dengan kuat. Selanjutnya Bu Rum membuat gerakan memutar pada pinggul dan pantatnya. Memutar dan seperti mengayak. Akibatnya batang kontolku yang berada di kedalaman lubang memeknya serasa diperah. Kenikmatan yang kurasakan kian memuncak. Terlebih ketika dinding- dinding memeknya tak hanya memerah tetapi juga mengempot dan menghisap. Kenikmatan yang diberikan benar-benar makin tak tertahan.”
Ooohh… aahh… aahhh.. ssshhh… aakkhh enak banget. Saya …aaahhh nggak kuat Bu. Ohhh enakkkhhh bangeet,”
“I..iiya Win, ibu juga mau nyampe. Tahan ya sebentar ya..aaahhh…sshhh.. sshhhh…aahhh….ssshh ….aaaoookkkh,”
Goyangan pantat dan pinggul Bu Rum makin kencang. Dan puncaknya, ia memeluk erat tubuhku sambil mengangkat pinggangnya tinggi-tinggi. Saat itu, di antara rintihan dan erangannya yang makin menjadi kurasakan tubuhnya mengejang dan empotan memeknya pada kontolku kian memeras. Maka muncratlah spermaku di kehangatan lubang memeknya berbarengan dengan semburan hangat dari bagian paling dalam memek guru mengaji ibuku.Karena kenikmatan yang aku dapatkan, cukup lama aku terkapar di ranjang Bu Rum.
Saat aku terbangun, Bu Rum sudah menyiapkan segelas teh panas dan mengajakku menyantap lontong dan opor ayam bikinan ibuku. Kami menyantapnya dengan nikmat. Bahkan dua bungkus rokok kegemaranku telah tersedia di meja makan. Kata Bu Rum, ia menyempatkan membelinya di warung Lik Karni saat aku tertidur.
Malam itu Bu Rum benar-benar melampiaskan hasratnya yang tertahan cukup lama. Sesudah makan aku diajaknya bergumul di karpet di ruang tengah di depan televisi lalu berlanjut di ranjang kamar tidurnya. Aku bak seorang murid baru yang cerdas dan cepat pintar menerima pelajaran. Ia mengaku sangat menikmati dan merasa puas oleh sogokan-sogokan kontolku di memeknya yang memiliki jengger ayam.
“Ibu kira udah nggak bakalan merasakan enaknya yang seperti ini lagi. Karena sudah lima tahun lebih sejak bapak kena stroke tidak pernah mendapatkannya. Makanya terpaksa pakai pisang dan kadang kontol karet kalau lagi kepengen,” katanya sambil meremas gemas kontolku setelah persetubuhan yang keempat kalinya malam itu.Ternyata wanita yang selalu tampil bak muslimah yang taat itu, juga memiliki beberapa koleksi film porno. Ia sempat menyetel sejumlah koleksinya untuk ditonton bersamaku saat istirahat setelah ngentot yang ketiga di depan televisi. Namun yang mengejutkan, karena “nonton bareng” film porno aku jadi tahu kalau ibuku juga penggemar film porno.Itu terlontar secara tak disengaja oleh Bu Rum. Kata Bu Rum yang paling banyak dikoleksi adalah yang menggambarkan adegan incest atau hubungan seks antar anggota keluarga.
Saat itu Bu Rum memutar dua film. Film pertama menggambarkan adegan seks antara pria muda berkulit hitam dengan wanita tua kulit putih. Sang wanita kulit putih dibuat merintih dan mengerang karena sogokan kontol pria pasangannya yang perkasa. Bahkan akhirnya si wanita merelakan anusnya dijebol kontol panjang sang negro muda. Film kedua yang merupakan semi film cerita mengisahkan wanita STW yang bekerja di perusahaan penebangan hutan. Suaminya selalu pergi cukup lama dan hanya beberapa hari tinggal di rumah karena pekerjaannya itu.Si ibu yang sering merasa kesepian saat suaminya pergi, sering mengobel-ngobel sendiri memek dan itilnya saat hasrat seksnya datang.Ulah si ibu sering dipergoki secara diam-diam oleh pria remaja yang merupakan anak sulungnya. Maka di satu kesempatan, saat tengah bermasturbasi dan sang anak tak tahan menahan nafsu ia mendekati sang ibu. Keduanya larut dalam permainan panas di dapur, ranjang dan bahkan di kamar mandi tanpa peduli bahwa sebenarnya mereka pasangan ibu dan anak.
Usai pemutaran film yang kedua, kukatakan pada Bu Rum bahwa dibanding film yang pertama, adegan seks ibu dan anak yang paling bagus. Tetapi komentarku itu membuat Bu Rum keceplosan. Tanpa sadar ia menyebut bahwa film porno itu dipinjam dari Bu Narsih (nama ibuku). Saat itu ia berusaha meralat. Ia mungkin baru bahwa yang diajaknya bicara adalah aku anak Bu Narsih. Tetapi akhirnya Bu Rum tersenyum dan berterus terang.
“Keinginan manusia akan seks kan manusiwai Win. Seperti ibu dan ibumu,meskipun sudah berumur tetapi kebutuhan akan itu masih belum padam,”kata Bu Rum.
Ibuku memang sudah 3,5 tahun menjada setelah ayah meninggal akibat menderita diabetes cukup lama. Untuk menikah lagi mungkin malu karena cucunya sudah tiga yang diperoleh dari Mbak Ratri, kakak perempuanku.Bahkan salah satu cucunya sudah duduk di bangku SLTP. Maka ia memilih memendam hasratnya dan lebih menyibukkan diri pada usaha jual beli perhiasan berlian yang menjadi usahanya selama ini.
Menurut Bu Rum, koleksi film-film porno yang dimiliki ibuku cukup banyak. Koleksi film seksnya yang berthema hubungan seks sedarah tergolong lengkap. Bahkan Bu Rum mengaku, ia mengenal penis palsu dari karet yang dikenal dengan sebutan dildo juga dari ibuku. “Pergaulan ibumu kan luas terutama dengan ibu-ibu dari kalangan menengah atas. Mungkin dari ibu-ibu yang menjadi sasaran bisnisnya itu ia jadi mengenal banyak hal,” ujar Bu Rum menambahkan.
Meskipun sangat kaget, tetapi aku tidak mencoba memperlihatkannya di hadapan Bu Rum. Sebab sebagai anaknya aku tidak pernah melihat ibu nonton film porno atau barang-barang berbau seks yang dimilikinya. Di kamar tidur ibu memang ada televisi berukuran besar dan perangkat pemutar DVD. Tetapi kebanyakan film-filmnya adalah film hindustan karena ibu penggemar berat bintang Shah Ruk Khan. Berarti ia memiliki tempat penyimpanan khusus, ujarku membathin.
Sekitar pukul 03.00 dini hari, dengan tubuh lunglai aku meninggalkan rumah Bu Rum dengan mengendap agar tidak dipergoki warga lainnya. Ibuku membukakan pintu sambil menggerutu. Katanya mengganggu orang tidur.Tetapi wajahnya kulihat tidak seperti orang bangun tidur. Bahkan televisi di kamarnya terdengar masih menyala. Seperti kebiasaanya saat tidur ia selalu mengenakan daster longgar.Tetapi saat itu dasternya kelewat tipis hingga terlihat membayang lekuk-liku tubuhnya yang aduhai. Ternyata ia juga tidak memakai kutang dan celana dalam sampai-sampai kulihat tonjolan putingnya pada sepasang buah dadanya yang hampir sama besar dengan punya Bu Rum. Ah bisa jadi ibu bukannya tidur. Tetapi lagi asyik mengocok-ngocok memeknya dengan kontol karetnya sambil nonton adegan seorang ibu yang tengah ngentot sama anak lelakinya. Hanya karena terlalu kecapaian, aku langsung masuk kamar dan tidur.